.
.
.
.
.DISEBUAH ruangan yang besar tetapi hanya cahaya komputer yang menerangi ruangan ini. Disana tak ada jendela, ya tapi pastinya ada pintu. Jika tak ada pintu, bagaimana bisa masuk kan!
Ruangan yang dominan dengan warna hitam dan navy. Komputer disana tak hanya satu, bahkan banyak yang terpasang disana.
Seorang paruh baya yang masih terlihat tampan dan sekarang berusia sekitar 40 tahunan sedang duduk di kursinya, kedua matanya menatap kearah layar komputer yang menampilkan berbagai macam-macam tempat.
Ditangannya ada sebuah gelas berisikan kopi yang dia minum. Sungguh,dia sangat menyukai ini semua, walaupun bertahun-tahun lamanya dia tak pernah bosan.
"Kau sangat pintar memainkan peran mu, nak!!"
Ia terkekeh kecil saat melihat salah satu layar yang menampilkan aktivitas anaknya yang disana.
"Ah, tak terasa umur mu sudah mau menginjak usia 22 tahun ya."
Dia melihat kearah foto yang terpajang indah di dinding seraya tersenyum.
Difoto itu terlihat anaknya saat SMP kelas 9, ekspresi wajah datar adalah andalan anaknya.
Seketika ia menghela nafas, saat mengingat mendiang istrinya. Karena wajah anaknya lebih mirip ke istrinya dari pada dia. Itu membuat ia sering kali merindukan wanitanya yang sudah tiada.
"Mungkin dia akan senang jika melihat mu tumbuh dewasa, tapi sayangnya dia sudah tiada nak. Waktu itu papa sangat sedih saat dia pergi, dan itu saat dia melahirkan kamu!!"
Dia menghela nafasnya panjang seraya memejamkan matanya, untuk mengurangi perasaan sesak didada.
Ia tersenyum dengan membuka matanya kembali. "Tapi papa sama sekali tak menyalah kan mu, setidaknya kau yang menemani papa sekarang. Walaupun berapa waktu ini kita belum berkumpul, karena kau sedang menjalankan hukuman yang Papa kasih."
Tawa kecil terdengar dari bibirnya, karena dia mengingat saat anaknya berbuat salah, dan berakhir menjalankan hukuman yang dia kasih.
Dia memandang kearah komputer satu persatu, namun ada yang membuat dia sangat tertarik, disana menampilkan seorang paruh baya yang lebih tua darinya puluhan tahun.
"Kau sangat pintar kakek tua."
Tok tok
"Permisi profesor, saya ingin mengantar makanan dan minuman." ujar seseorang sopan dari luar pintu
"Yaa!! Bawa kesini." perintahnya tegas
Orang yang diluar langsung menelan salivanya susah payah karena ia takut, dia takut dengan majikannya ini.
"Kenapa lama? Saya sudah lapar!" pekiknya
"I-iya profesor!!" jawab seseorang itu dan membuka pintu
Cklek
Dia membuka pintu, dan terlihat disana hanya ada penerangan dari komputer yang menampilkan berbagai macam aktivitas orang-orang.
Dia satu-satunya maid disini, dan juga sudah bertahun-tahun lamanya berkerja disana.
"Silahkan prof." ujar maid menaruh makanan dan minuman yang dia bawa ke meja
Sang profesor hanya mengangguk dengan pandangan masih kearah layar, maid tadi izin pergi dari sana dengan perasaan ngeri. Ya karena majikannya yang ini sangatlah mengerikan, apa lagi saat dia mengingat bagaimana bengisnya anak dari profesor.
Walaupun umurnya lebih tua dari mereka namun dia masih sangat takut, apalagi mereka adalah majikannya.
"Lala ada dimana?" tanya profesor
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...