42 || Cemas✨

29 8 2
                                    

.
.
.
.
.

Dimalam harinya sedang hujan sangat deras, bahkan kilat sering kali muncul di langit, tetapi ada satu mobil yang menerobos hujan itu dengan kecepatan lumayan laju, karena tadi kembarannya menelpon dia dengan tangisan.

Dia sangatlah cemas, karena belum saja menyelesaikan omongannya tetapi sambungan telepon sudah terputus, dan untung saja kembaran dia sudah kasih tau dimana tempatnya.

Dia Titania....

Titania tak memberi tahu orang rumah jika dia ingin berpergian, karena tadi ia sangat terburu-buru.

Sekarang sudah jam 11 malam, dan jalan raya sangat sepi. Apalagi sekarang hujan lebat pastinya tak ada yang mau keluar seperti dia.

Titania fokus ke arah depan karena ia sedang menyetir, ya walaupun begitu pikirannya selalu tertuju dengan keadaan Larissa.

"Lo dimana Larissa, gue takut Lo kenapa-napa."

Titania menunduk sekilas kearah hp nya yang tergeletak di pahanya dan kembali memfokuskan ke depan.

Ia menggenggam hp nya dengan tangan kiri dan menelpon nomor Larissa, tetapi tetap sama nomor itu tak aktif.

"Pliss Lo jangan bikin gue khawatir gini Larissa. Gue takut Lo ninggalin gue juga sama seperti Belinda!! Gue gak mau Lar,"

Ia sekarang sangat bingung bercampur cemas. Tetapi entah kenapa perasaan dia menjadi tak enak, seperti akan terjadi sesuatu.

Titania menggeleng pelan saat menyadari itu, ia tetap harus berfikir positif. Titania sudah berapa kali menghembuskan nafas panjang untuk menenangkan pikirannya.

"Bel, Lo jangan bawa Larissa ya. Gue mohon." ucap Titania

Dia terfikir untuk menelpon Atlas, apakah Atlas sudah tidur atau belum.

"Ini gimana, apa gue telpon Atlas aja ya dan minta bantuan, soalnya Ini gue udah putar berapa kali di tempat yang Larissa bilang tadi, tapi tetap aja gak ada tanda-tanda keberadaan Larissa."

"Gue gak mungkin salah dengar saat Larissa sebutkan dimana tempatnya kan?!"

Larissa ingin menelpon Atlas tiba tiba hp nya berbunyi tanda ada yang menelpon lebih dulu, seketika wajahnya senang bukan main karena itu telpon dari Larissa. Setelah dia angkat...

"Lo dimana Lar?? Lo gapapa kan, Lo dimana sekarang? Gue udah sampai dari tadi bahkan udah putar berulang kali tapi gak ada Lo disini." kata Titania cemas

Sedangkan orang yang ditanya hanya tertawa dan ini membuat Titania bertanya tanya.

"Ayolahh, Lo itu bodoh banget sih Titania."

Terdengar tawa Larissa dari sana, Titania mengernyitkan dahinya.

"Maksud Lo apa??"

"Selamat ya Lo kena jebakan gue, good bye twins." ujar Larissa dan langsung mematikan sambungannya

Titania masih bingung apa yang dimaksud Larissa tadi, bahkan dia sampai tak menyadari jika dari arah depan ada sebuah truk tangki sedang melaju cukup kencang kearahnya.

Titania yang sadar ada cahaya terang kearah matanya langsung melihat kedepan, seketika dia terkejut dan langsung membelokkan setir kearah kanan. Dia berhasil, tetapi dia tak tahu jika disana aja jurang.

Akhirnya mobil milik Titania menabrak pembatas jalan, mobilnya tergelincir dan menyebabkan mobil itu jatuh ke jurang yang curam.

Sedangkan pengemudi truk tangki yang sudah memberhentikan saat melihat mobil Titania berbelok. Tubuhnya  mematung, tiba tiba ia merasa bersalah atas apa yang dia lakukan sekarang.

Dia sadar dari lamunannya, dengan  cepat ia menelpon orang yang sudah menyuruhnya.

"H-halo!! Tugas gue selesai, dia masuk ke jurang seperti perkiraan Lo." kata orang itu

"Bagus!! Uangnya udah gue transfer." balas orang yang menyuruh itu tersenyum

Setelah itu sambungannya dimatikan. Dia yang sudah selesai menjalankan  tugasnya langsung turun dari truk tangki dan memakai kupluk Hoodienya untuk berlari dari sana menuju mobilnya yang sekitar 4 menit baru sampai ditempat tujuan.

Mobilnya tadi tak dilihat Titania karena sudah ia parkirkan ditempat yang memang tak akan mudah dilihat, apalagi dengan cuaca gelap.

***

Disisi lain........

Sedangkan orang yang menyuruh tadi sudah dirumahnya dari 15 menit yang lalu, bahkan dia ada dikamarnya. Ia sangat senang mendengar kabar tadi.

"Ah, akhirnya Lo pergi juga Titania, ya mudahan Lo nggak bakal selamat. Gue itu kesel banget karena Lo mau ambil Aska gue, yaa jadi Lo harus nerima ini."

Dia memandang sebuah foto yang berbingkai indah, dia meraihnya. Dilihatnya sebentar sebelum foto itu dia simpan di laci belajar.

Foto itu berisi dua gadis cantik yang saling merangkul satu sama lain, senyum itu pun terlihat bahagia, seperti seorang kembaran yang tak memiliki masalah sama sekali.

Larissa tertawa geli saat mengingat jika Vion percaya jika racun yang kemaren ditunjukkan itu memang racun, tetapi ketahuilah itu hanya berisi air. Isi yang asli sudah ia buang, dan tinggal tempatnya saja.

Dia rela membeli racun demi melancarkan rencananya. Lagian dia seorang yang termasuk kaya kan, jadi biarkanlah dia mau membeli apa.

Kenapa harus beli racun jika hanya ingin tempatnya saja?

Tidak, tempat racun itu tak sembarangan, bahkan hanya digunakan untuk racun itu. Dan saat dia beli, itu di antar oleh seseorang berpakaian tertutup dan lebih membuat ia bingung dilihat dari postur tubuhnya seperti seorang perempuan.

Setelah itu Larissa berjalan kearah ranjangnya dan  membaringkan tubuhnya disana, perlahan ia menutup matanya untuk tidur. Dia ingin sekali mendengar tentang keadaan kembarannya besok.

"Gue gak sabar nunggu kabar besok pagi."

✨✨✨✨✨

Gimana keadaan Titania dan siapa yang sudah menjalankan tugas itu dari Larissa??

Gimana keadaan Titania dan siapa yang sudah menjalankan tugas itu dari Larissa??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Melancarkan rencana harus dengan tekat yang kuat)

_Larissa Putri Pandora_

817 kata......

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang