52 || Ikhlas✨

31 8 2
                                    

.
.
.
.
.

Atlas masih memeluk Larissa dengan sekali kali mengecup rambut Larissa dengan sayang. Nyaman!! Itu yang Larissa rasakan. karena sudah lama dia tak diperlakukan seperti ini oleh Atlas, dia yang gengsi untuk meminta sebuah pelukan, apalagi akhir-akhir ini dia memiliki banyak sekali masalah.

Di dalam hatinya dia merasa kehilangan sosok kedua kembarannya itu.

Apa bisa dia kembali ke masa lalu dan rubah itu semua?? Enggak bisa!! Jelas jelas itu semua nggak bisa bukan.

"Maaf!!" gumam Larissa pelan yang sudah membalas pelukan hangat dari Atlas

Atlas tersenyum tipis mendengar perkataan Larissa tadi, dia ingin Larissa berubah menjadi seperti dulu sebelum mengenal cinta.

Berapa menit telah berlalu Atlas pun mulai melepas pelukannya, dan menangkup pelan wajah Larissa, karena ia tak mau jika Larissa kesakitan.

"Gue minta Lo perbaikan diri lagi ya Lar, gue mau Lo yang dulu!!" ujar Atlas menatap manik mata indah Larissa

"Tapi kesalahan gue banyak Las. Dan sekarang gue lumpuh, gue gak bisa apa apa sekarang." kata Larissa menggigit bibir bawahnya supaya tak menangis lagi

"Gue janji akan selalu ada buat Lo, Larissa. Dan jangan paksa Vion untuk suka sama Lo ya. Iya gue tau!! Titania gak ada dan Lo bisa lebih leluasa ngejar Vion. Tapi masalahnya apa dia bahagia Lar, enggak Lar!! kalau Lo sayang dan cinta sama dia, biarin dia mencari kembali kebahagiaannya sendiri." kata Atlas lembut

"Tapi gue cinta sama dia Las, gue gak bisa jauh dari dia, gue ga---" ucapan Larissa terpotong lagi

"Itu obsesi Lar!! Lo harusnya bisa bedain cinta dan obsesi." kata Atlas menjauhkan tangannya dari wajah Larissa

"Obsesi?? Karena cinta gue sampai bunuh kembaran sendiri, gue harusnya relain dia aja sama Titania. Tapi kenapa gue baru sadar sekarang!!" batin Larissa menyesal

"Kenapa gue bisa berubah sejauh ini?." lanjutnya membatin

Larissa memandang Atlas. "Lo akan ada untuk gue kan Las!! Walau nanti Lo udah berkeluarga,"

Atlas terkekeh seraya tersenyum ia kembali memeluk tubuh Larissa.

"Berkeluarga!" batin Atlas tersenyum tipis

Mereka sama-sama tersenyum dengan memeluk satu sama lain. Dua sosok yang melihat semuanya ikut tersenyum

"Sudah saatnya kita pergi Bel." kata Titania tersenyum

"Iya!! Mungkin sudah saatnya kita pergi untuk selamanya dari mereka," kata Belinda tersenyum manis

"Selamat tinggal kalian." kata mereka berdua bersamaan.

"Walaupun gue belum belum mengetahui semua kebenarannya." batin Belinda sebelum menghilang

Titania dan Belinda benar-benar pergi dari sana dan mungkin sekarang sudah tenang bersama bunda dan ayah disana. Entahlah apa ada keajaiban atau enggak untuk ini semua.

***

Sedangkan yang lain sedari berapa menit yang lalu sudah berada diruang tamu menunggu Atlas yang masih dikamar Larissa, mereka berdoa agar semua baik-baik saja.

"Ini mereka gak apa kan??" tanya Andi

"Ya mudahan Atlas bisa mengatasi Larissa." kata Jesika dan diangguki mereka

Agra menoleh. "Tante istri om Lian kan??"

"Iya! Nama saya Aisyah Adiba, panggil saja tante Diba." kata tante Diba tersenyum

"Kok namanya??" ucap Vion bingung mewakili mereka yang belum mengetahui

"Tante Diba dulu Islam, tapi dia pindah agama." kata Axel

"Lah, Lo tau banget tentang mereka dan akrab gitu ya. Kok bisa?" ujar Andi bingung

"Saat gue umur 10 tahun, gue diangkat anak sama mereka." jawab Axel santai dan meminum jus nya

"Pantesan." kata Andi terkekeh

Sedetik kemudian mereka terdiam kembali dengan memikirkan hal-hal yang berbeda, sedangkan Jesika mencoba mengenali ramuan apa yang bisa membuat Larissa lumpuh gitu.

Paman mengerutkan keningnya saat melihat Jesika melamun. "Kamu kenapa nak??"

"Aku mikir ramuan apa yang dipakai Yana, sampai bikin Larissa lumpuh pah." balas Jesika

"Ramuan itu gak main-main. Karena bisa saja itu permanen, dan juga terkadang ada penawarnya." kata Atlas yang tiba-tiba datang menghampiri mereka

"Jadi kaki Larissa bisa lumpuh seumur hidup??" tanya Andi penasaran

Atlas mengedikan bahu, dan duduk di sofa yang tersisa. Ketahuilah rumah ini mempunyai banyak sofa di ruang tamu, jadi enak jika seperti ini.

"Bagaimana tentang Larissa nak?" tanya paman

Seketika Atlas tersenyum tipis saat mengingat bagaimana dikamar Larissa tadi, dia cukup senang!! Karena tadi Larissa ingin merubah sikapnya dan mau mengiklaskan Vion agar bisa mencari kebahagiaannya sendiri.

Andi yang duduknya didekat Atlas menyempatkan menarik kecil rambut bagian depan Atlas sebentar. "Lo sakit? Atau Lo tadi di mantra mantrain gitu sama Larissa ya."

"Heh, dembarang Lo, kira Lo Larissa dukun ada mantra begituan." protes Agra

"Ehh, gue bercanda." kata Andi cengengesan

Agra tak membalas lagi perkataan Andi, sedangkan Atlas berdehem singkat.

"Dia mau berubah, dan juga dia mau relain Vion untuk cari kebahagiaannya sendiri lagi." kata Atlas

"Woahhh seriuss nih seriuss kan!!" heboh Agra senang

Atlas hanya mengangguk kecil. Dalam hati mereka senang mendengar perkataan Atlas tadi, jika Larissa ingin berubah, sedangkan Vion menghela nafasnya lega.

"Akhirnya Lo sadar Lar!! Kalau gue emang bukan untuk Lo." batin Vion

"Lar!! Gue akan ada untuk Lo mau gimanapun kondisi Lo nanti, gue seneng banget sekarang dengar perkataan Atlas tadi." batin Agra

Setelah itu mereka bangkit dan menuju kearah kamar Larissa, untuk menemani dan juga membantu jika ada yang Larissa inginkan.

✨✨✨✨✨

Visual tambahan ya!! Ini istri paman Lian dan juga mamahnya jesika

1.Aisyah Adiba as Kim Ha-neul

Aisyah Adiba as Kim Ha-neul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang