.
.
.
.
.Sudah dua hari kepergian Belinda dan dua hari juga Atlas tak ada sama sekali keluar kamarnya. Mereka cemas dengan keadaan Atlas, dia tak boleh gini terus menerus.
Kamar Atlas sangat gelap dan berantakan. Jendela dan pintu balkon dia tutup, disini hanya sedikit penerangan. Atlas terus memeluk foto Belinda saat kecil, dengan memandang kosong kedepan dan jangan lupakan dia terus meracau....
"Bel, Lo ninggalin gue juga? Lo sama kaya bunda dan ayah!"
"Baru dua hari Bel, baru dua hari, tapi kenapa ini terasa begitu lama."
"Gue kangen sama Lo, gue kangen genggaman tangan Lo, gue kangen pelukan Lo, gue kangen perhatian Lo itu, dan gue juga kangen gimana Lo nenangin diri gue."
"Siapa Bel? Siapa yang bisa nenangin gue lagi, disaat gue marah cuman Lo yang bisa ngendaliin amarah gue ini."
"Lo kenapa? Apa benar kata mereka kalau Lo diperkosa! Siapa Bel yang membuat Lo nyerah gini?"
Atlas terus meracau dengan pandangan kosong, tetapi tiba-tiba dia tertawa...
"Ini pasti kesalahan gue kan Bel, gue bodoh Bel. Gue bodoh!"
Atlas menaruh foto itu dilantai, ia memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya disana.
"Ini semua gara-gara gue!!"
Ia mendongakkan kepalanya keatas dengan mata terpejam.
"Kenapa! Kenapa bukan gue aja yang nanggung kesalahan gue sendiri? Kenapa harus orang lain."
Satu tangan Atlas mengambil vas bunga berukuran kecil yang terbuat dari keramik, vas bunga memang sudah tergeletak disana, karena tadi terjatuh dari meja belajar Atlas.
PRANGG
Atlas melempar vas bunga itu ke arah dinding samping pecah. Vas itu sangat kuat tetapi Atlas melempar dan berakhir pecah, dan juga serpihan keramik dari vas itu sekarang berhamburan disana. Ia menjambak rambutnya dengan kedua tangannya kuat, matanya pun masih tertutup.
***
Sedangkan di luar kamar.......
Diluar ada Vion-ddk dan Paman Lian, sedangkan Titania dan Larissa juga sama seperti Atlas. Mereka bertiga tak ada yang keluar, walaupun hanya untuk mengisi perut mereka masing-masing.
Andi sangat hancur saat tau Belinda benar-benar sudah tak bernyawa. Tetapi dia tak boleh gini terus, karena yang lebih kehilangan Belinda pastinya kembaran Belinda dan juga paman Lian.
Mereka yang diluar membagi tugas. Agra mencoba membujuk Larissa supaya gadisnya keluar, Vion juga sekarang sedang membujuk teman kecilnya sekaligus cinta pertamanya. Titania..
Sedangkan paman dan Andi mencoba membuka pintu Atlas, itu sangat susah karena ada barang dibelakang pintu kamar Atlas. Iya, memang benar Atlas menaruh sofa disana agar tak ada yang menggangu nya untuk sekarang.
Andi menoleh kearah paman. "Ini gimana om, pintu gak bisa dibuka, padahal sudah saya coba dari tadi."
"Entahlah. Larissa dan Titania juga sama, jika mau bisa saja didobrak pintu mereka berdua. Tetapi kamu dengar kan Larissa tadi malah ngancam kita, dia marah jika kita semua melakukan itu." kata paman menghela
Andi mengangguk. "Om yang sabar ya!"
"Iya nak, kamu juga! Kamu harus ikhlasin kepergian Belinda ya."
Andi mengangguk pelan saat mendengar perkataan paman. Sungguh dia belum ikhlas karena Belinda pergi untuk selamanya, tetapi seketika ia mengingat sebuah kertas berwarna purple yang Belinda tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...