.
.
.
.
.Sedangkan dikantin rumah sakit, mereka bertiga sedang makan. Walaupun tak nafsu, tetapi mereka harus sehat supaya bisa menjaga Larissa.
Tak lama mereka sudah selesai makan dan ingin kembali ke ruangan Larissa. Tapi, Titania katanya ingin ke toilet dulu sebentar.
Titania berdiri dari duduknya. "Lo berdua duluan aja, gue mau ke toilet bentar." ujarnya dan pergi dari sana
"Belum di jawab loh ini, kok udah pergi aja." ujar Belinda terkekeh
"Lo kek gak tau aja gimana dia Bel, dia kan emang seperti kutub gitu. Dingin." kata Atlas terkekeh
Belinda membetulkan ucapan Atlas tadi. "Yaudah yuk kita keruangan Larissa." ajak Atlas dan diangguki Belinda
Mereka berdua pergi dari sana untuk menuju ruangan Larissa dan tak lupa mereka sudah membayar pesanan mereka dari awal. Sedangkan posisi Titania sekarang ada di depan pintu sebuah ruangan yang bertuliskan 'Ruangan dr.Zidan'. Dia sebenarnya bukan mau ke toilet tadi, tapi dia ingin keruangan dokternya yang menangani Larissa tadi dan juga dia.
Tok
Tok
Titania mengetuk pintu itu, dan tak lama terdengar suara. "Masuk!!" ujar dokter dari dalam ruangan
Ceklek
"Silahkan duduk!!" perintah dokter tanpa menatap lawan bicaranya
Titania duduk didepan dokter itu, yang sedang membaca buku. Sebut saja dokter Zidan (Zidan Alazkha)
Dokter Zidan menaruh bukunya dan menatap Titania tajam, sedangkan Titania yang ditatap seperti itu hanya memasang ekspresi biasa saja
"Kenapa?" tanya Dokter Zidan
"Apa?" tanya Titania santai, tanpa beban
Dokter Zidan yang mendengar jawaban santai dari pasien nya, langsung melotot kecil dan berucap.
"Titania Putri Pandora!!" kata dia tegas
"Hm." jawab Titania
Dokter itu memijat pelipisnya. "Kenapa kamu tidak temuin saya??," tanya nya
"Apa? anda kangen sama saya?!" kata Titania santai
"No, no, no.... Saya tidak suka ngambil punya orang." sinis dokter Zidan
Titania mengerutkan keningnya bingung. "Maksud??" tanya dia
Seketika dokter itu tersenyum mendengar pertanyaan Titania. "Adek saya suka sama anda, anda tidak lupa kan adek saya yang mana!!," ujarnya terkekeh
Titania mengangguk pelan. "Oh, lelaki yang suka keluar masuk BK itu kan?!" ujarnya
Dokter Zidan mengangguk dengan tersenyum. "Betul," balasnya
"Ya terus?" tanya Titania menaikkan satu alisnya tanda bertanya
Hufhh
Dokter tadi menghela nafasnya karena Titania tak peka. "Apa anda lupa tentang seorang anak laki-laki 7 tahun itu?," tanyanya
Titania kaget. "Tau dari mana Lo tentang anak laki-laki itu, jangan-jangan Lo stalker dan semacamnya." ujarnya asal
Sedangkan Dokter Zidan tertawa terbahak-bahak, apalagi dia di tuduh stalker. Ah, tak mungkin lah. Lain dengan Titania, dia memandang ngeri dokter Zidan.
"Wah ternyata sangat berubah drastis ya wajah dia, sampai anda tidak ingat gini." ujar dokter terkekeh kecil
"Maksutnya??" tanya Titania bingung
Dokter mendengus kesal. "Pikir aja sendiri." singkatnya
Tiba-tiba dokter Zidan mengingat kenapa dia menyuruh Titania kesini, ia langsung melotot dan menggebrak meja kasar.
BRAK
"Astaga ini dokter kenapa sih..!! Gue kan kaget." batin Titania kesal
"Tadi saya suruh kamu kesini bukan untuk membicarakan itu, jangan mengalihkan pembicaraan deh!!," tuduh dokter Zidan dan duduk kembali
"Siapa sih yang mengalihkan pembicaraan!!," kesal Titania dengan memandang lawan bicaranya malas
"Y-ya.... Sudah lah lupain." kata dokter
Ekhem
Dia berdehem dan menatap Titania serius. "Titania anda sudah sebulan tidak datangin saya, kenapa?? Anda mau sembuh kan?!, ya jadi anda har-" perkataan dokter Zidan terpotong
"Apa dengan ity gue bisa sembuh total?? Enggak kan!!," ujar Titania terkekeh sinis
"Ya makanya kamu berusaha Titania....," kata dokter gemas sendiri akan sifat pasiennya
Titania mengangguk pelan. "Kalau sudah takdir ya mau gimana lagi kan," katanya terkekeh lirih
Dokter memandang Titania sedih, apakah Titania akan sembuh nantinya. "Obat masih ada?" tanyanya
"Masih banyak malahan." jawab Titania
"Ga--" ucap Dokter terpotong lagi
"Malah gue minum terus, apalagi kalau sudah ada tanda-tanda!!" kesal Titania
"Kebiasaan suka motong pembicaraan orang." sinis dokter Zidan
Sedangkan Titania hanya cuek saja, bukannya tak sopan tapi dia tak suka membahas tentang penyakitnya. "Itu aja kan?? Udah ya, gue mau ke ruangan Larissa. Byee...," ujar Titania langsung beranjak dari sana
Dokter Zidan mengelus dadanya. "Sabar..., sabar...., gini nih punya calon adek ipar kek dia." ujar dokter Zidan terkekeh
"Anjayy calon adek ipar, emang dia mau sama adek gue. Eh, tapi kalau Titania sudah tau tentang teman masa kecilnya mungkin mau." kata Dokter tertawa kecil
Sedangkan Titania sudah sampai di ruangan larissa. Saat dia masuk terlihatlah Larissa yang sedang makan, dengan Atlas yang menyuapinya.
"Lama banget neng ke toiletnya." sindir Belinda terkekeh
"Serah gue lah, gue juga yang ke toilet kan." ujar Titania santai, sedangkan Belinda menatap kesal kearah Titania.
Paman Lian yang melihat itu menggeleng dan tersenyum lembut. Sungguh, mereka tak ada yang berubah sama sekali dan mudahan tetap seperti ini terus menerus.
Titania menatap Larissa. "Udah lumayan tenang Lo??" tanya Titania dan duduk di sofa
"Hm." balas Larissa mengangguk yang sedang mengunyah makanan nya.
Tak lama Larissa sudah selesai makan dan sekarang Atlas dan juga Belinda menghibur mereka dengan candaan nya yang membuat suasana disana seperti keluarga harmonis pada umumnya.
"Semoga kalian terus bersama, dan bahagia." batin paman Lian tersenyum kearah mereka
✨✨✨✨✨
Jadi kalian tau gak siapa adeknya dokter Zidan??
Oh iya aku mau kasih visual dokter Zidan nih hehe
Visual tambahan
1.Zidan Alazkha as Lee Jong suk
836 kata......
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...