19 || Atlas✨

42 17 7
                                    

.
.
.
.
.

Di sebuah hutan ada lelaki yang sedang kebingungan. kenapa dia bisa ada dihutan gini, dia sangatlah bingung.

Dia terus mencari jalan keluar, tapi tetap sama. Dia selalu kembali ketempat awal dia berada, tiba-tiba ada yang memanggil namanya entah dari mana, dia sudah mencari orang itu dan tetapi tak ada hasil, hanya suara tanpa wujud

"Atlas!! Kamu jahat!"

"Kamu harus menerima apa yang kamu perbuat ke aku gini."

"Kamu pasti dapat karmanya, kamu akan hancur Atlas,"

"Hancur..."

"Hancurrr..."

"KAMU AKAN HANCUR ATLAS!!"

"GAK!!," teriak Atlas terkejut, ia langsung duduk dengan nafas yang seperti habis lari maraton.

"Las sadar woi," kata Belinda menggoyang lengan Atlas pelan

"Hahh?!," jawab Atlas yang masih linglung karena mimpinya tadi

Belinda mengambil tisu untuk mengelap keringat Atlas. "Lo mimpi apa, kok sampai keringatan gini sih."

"Lo mimpi buruk ya??," tanya lembut Belinda disela-sela kegiatannya

"G-gue!!"kata Atlas

Belinda menggeleng dan terkekeh pelan. "Lagian Lo jam segini malah tidur,"

Belinda sudah selesai mengelap keringat di wajah Atlas, dia melihat Atlas yang sedang melamun dan langsung memegang lengan Atlas pelan.

"Eh." kaget Atlas spontan menjauh

"Eeee.... Maaf gue kaget tadi." kata Atlas tak enak, karena ia tadi menghindar saat Belinda ingin memegang lengannya

Belinda tersenyum. "Gak apa kok, santai aja lah."

Atlas menatap mata Belinda. "Maaf banget ya, gue bener-bener kaget tadi."

"Iya Atlas." gemas Belinda mencubit hidung Atlas pelan, ia tak menanyakan lagi ada apa sebenarnya yang terjadi. Karena dia tau, jika masing-masing orang pasti punya privasinya sendiri.

"Ini jam berapa??," tanya Atlas

"Tuh." tunjuk Belinda ke arah dinding

Atlas yang melihat sudah jam berapa, ia langsung berlari mengambil handuk untuk kekamar mandi.

"MAKASIH UDAH BANGUNIN GUE BEL." teriak Atlas dikamar mandi

"IYA LAS, AMAN." teriak Belinda terkekeh

"Sebenarnya apa yang Lo sembunyikan Las, gue penasaran. Tapi gue gak bisa minta Lo buat jujur, karena gue juga gak bisa jujur untuk sekarang."batin Belinda dan pergi dari kamar itu

***

Belinda baru saja sampai dimeja makan. Disana sudah ada paman, Larissa dan Titania juga. Mereka belum memulai sarapan, karena ingin menunggu Atlas.

"Udah bangun?," tanya Titania

"Udah kok, itu dia lagi mandi." balas Belinda terkekeh

"Kita tunggu aja ya, dia kan kalau mandi sebentar aja tuh." kata paman Lian dan diangguki mereka bertiga

Tiga menit berlalu, ada seorang lelaki menuruni tangga menuju meja makan dengan memakai baju tidur.

Atlas duduk disamping Titania. "Malam semua!!,"

"Malam." balas mereka ber-empat

Mereka sekarang memulai makan dengan tenang. Berapa menit berlalu, dan sekarang mereka sudah selesai habiskan makannya.

Mereka berlima menuju ruang tamu, disana mereka saling bercanda. Tetapi tiba-tiba ada yang menelpon paman Lian, entahlah itu dari siapa.

"Sebentar ya Deddy angkat dulu telepon nya." kata paman Lian menuju luar rumah setelah diiyakan mereka

"Siapa tuh, jangan-jangan calon istri Deddy." kata Atlas terkekeh

"Gak usah kepo, itu privasi." kata Larissa santai sedangkan Atlas hanya menghela nafasnya

Titania menatap mereka dengan memicing curiga. "Kalian ada masalah?,"

"Gak!," balas Larissa datar

"ini malah kesan nya Lo kek ada masalah sama Titania, tumben Lo se-datar itu sama dia." kata Belinda terkekeh

"Mood dia lagi gak bagus mungkin, makanya jadi gini." ujar Atlas tertawa kecil

Belinda menatap Larissa yang berdiri dari duduknya. "Eh, mau kemana Lar?"

"Kamar." jawab malas Larissa dan melenggang pergi dari sana

"Kebiasaan kalau gak mood semua orang kena, kebiasaan dia tuh. Kalau gak gini bukan Larissa namanya," cibir Belinda

"Udah-udah nanti kalau dia dengar, malah Lo yang kena terus." ujar Titania

Belinda mengangguk. "Iya deh."

Titania menatap kearah Atlas yang sedang melamun. "Lo kenapa?"

Sontak Atlas langsung menatap Titania yang berada di single sofa. "Hahh!!,"

Belinda terkekeh. "Dia emang dari bangun tidur ngelamun terus Tit, jadi gak usah heran."

Titania mengangguk dan menatap tepat di mata Atlas. "Lo ada masalah?"

Atlas menggeleng, walaupun ada keraguan. "Gak kok, gue cuman mimpi buruk tadi. Makanya melamun gini,"

Tak lama paman Lian datang menghampiri mereka. "Larissa mana?,"

"Ke kamar Ded." jawab Titania

"Oh gitu. Deddy ada urusan malam ini, gak apa kan," kata paman Lian

"Gak apa kok Ded, yang penting hati-hati aja bawa mobilnya." kata Belinda tersenyum dan disetujui Titania dan Atlas juga

Paman Lian mengangguk dan tersenyum. "Iya, Deddy pasti hati-hati kok bawa mobilnya."

Setelah itu paman Lian pergi dari sana menuju suatu tempat menggunakan mobil milik nya, sedangkan mereka bertiga langsung masuk ke kamar masing-masing.

Tak lupa TV sudah mereka matikan, tersisa lah kesunyian. Tetapi entah dari mana, ada suara samar-samar yang terdengar.

"Sangat bagus memainkan peran mu nak, papa menunggu mu disana. Cepat lah menyelesaikan tugas mu disini,"

Jelas-jelas disana tak ada orang, tetapi kenapa ada suara seperti ini. Apalagi tak ada terlihat sedikit pun siluet seseorang

✨✨✨✨✨

Masalah Atlas mulai keliatan nih, kira kira Atlas punya kesalahan apa ya

Jujur deh aku gemes sama Atlas dan Belinda, mungkin kalau bukan adek kakak udah aku jodohin hihi

Jujur deh aku gemes sama Atlas dan Belinda, mungkin kalau bukan adek kakak udah aku jodohin hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jangan penasaran dengan cerita seseorang, kalau gak mau cerita Lo juga ingin di ketahui. Karena harus adil bukan, kalau dia cerita Lo harus cerita juga.)

_Belinda Putri Pandora_


827 kata......

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang