38 || Nunung & Pochay✨

33 8 7
                                    

.
.
.
.
.

UKS.......

Sekarang Larissa dan Vion sedang berada di sana. Larissa ingin mengobati lebam Vion, tetapi Vion malah menolaknya dan itu membuat Larissa cemberut.

Larissa terus memaki maki Agra karena lelaki itu sudah membuat pacarnya jadi gini, dan Larissa juga kesal karena Agra dia jadi kena pukul oleh Vion. Ya walaupun tak sengaja, tetapi itu sakit.

"Awas aja bakal gue kasih pelajaran nanti. Masa iya muka pacar gue jadi gini. Biar dia tau rasa udah giniin Lo, aman aja kok nanti gue suruh dia minta maaf juga ke Lo."

Vion sangat capek mendengar suara Larissa yang menurutnya sangat menggangu, ia masih mengobati lebam di wajahnya, sesekali ia meringis karena perih.

Larissa yang mendengar ringis kesakitan Vion bertambah ingin mengobati lebam itu, tetapi lagi dan lagi di tolak. "Aduh kasian banget pacar gue. Kenapa gak gue aja yang obatin, tangan Lo pasti sakit kan karena berantem sama dia tadi."

"Lo bisa diem gak sih, lagian ini udah mau selesai juga." sinis Vion

Larissa tambah cemberut dan ingin berucap tetapi terhenti karena perkataan Vion.

"Itu sudut bibir Lo agak lebam, lebih baik Lo obati aja dulu." ujar Vion memberi kotak P3k

Perlahan senyum Larissa muncul, sedangkan Vion memutar bola matanya malas. Sungguh, ia hanya merasa bersalah saja tak lebih.

"Lo khawatir?" tanya Larissa

"Gak usah kegeeran deh, gue gini cuma merasa bersalah doang." kesal Vion menaruh kotak P3K

"Iya-iya terserah Lo mau ngomong apa, yang penting bagi gue Lo itu lagi khawatir."

Larissa membuka kotak P3k, dan mulai mengobati lebamnya. Vion hanya cuek tak menanggapi perkataan Larissa.

Posisinya sekarang Vion ada di atas brankar sedang duduk bersandar, sedangkan Larissa ada di kursi di dekat tempat Vion berada.

"Ini pasti yang mulai Agra kan, dia yang salah disini." ujar Larissa masih mengobati lebamnya

Vion bersedekap dada dengan mata terpejam. "Ini bukan kesalahan dia doang, gue juga salah."

"Lo jangan bela di dong, ini pasti kesalahan dia."  kata Larissa melirik Vion

Vion hanya menghiraukan saja, toh kalau capek bakal berhenti. Dan mudahan berhenti kalau enggak bakal dia lakban mulut Larissa. Tetapi disini tak ada lakban, jadi nikmati saja suara Larissa yang tak ada habis-habisnya itu.

Lain dengan sosok yang diatas lemari, dia sedang menatap Larissa kesal. Apa-apaan ini di postingan orang-orang hanya ada video Larissa saat tak sengaja terpukul tadi. Bahkan mahluk sejenisnya ikut-ikut ngepost video itu.

"Gara-gara dia di hp gue banyak banget Vidio tentang dia gini. Aaaaa Nunung kesal~"

Wajah kesalnya seketika berubah menjadi tersenyum lebar, tetapi bukannya manis malah terlihat menyeramkan.

"Tapi gue puas banget liat dia dipukul tadi. Nih ya kalau gue masih hidup, bakal gue tonjok tu orang. Behh bakal koma atau meninggoy, eh tapi gak juga sih."

Ia terdiam dengan pandangan menatap kearah Vion yang sedang memejamkan matanya, sedangkan Larissa masih setia berbicara. Larissa sudah selesai mengobati lebam itu.

Nunung sang sosok makhluk tak kasat mata tadi terdiam memikirkan sebuah rencana jahilnya.

"Eh!! Apa gue minta bantu pochay aja ya, supaya si Larissa itu di ganggu saat dia lagi di toilet."

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang