51 || Pulang✨

31 9 2
                                    

.
.
.
.
.

Dikediaman Atlas suasananya sedang heboh, karena ditemukan Larissa dengan keadaan wajah banyak sayatan dan bajunya ada banyak darah yang sudah mengering. Sedangkan kondisi Larissa tak sadarkan diri, itu sontak membuat orang rumah kaget bukan main.

Atlas menggendong Larissa bridal style menuju kamar Larissa, dan membaringkan tubuh kembarannya diranjang, bi Ningsih bertugas mengganti baju Larissa, karena saat itu hanya dia yang wanita disana setelah Larissa.

Paman Lian dan Atlas sudah mengabari Vion-ddk dan Axel+jesika, jika Larissa sudah ada dirumah. Mereka semua yang diberi kabar tentang itu, langsung segera ke rumah Atlas-ddk.

Larissa tadi ditemukan didepan pintu, dan berarti pelaku yang mengantarnya, sedangkan pak Rudi yang bertugas penjaga rumah ini seketika lupa ingatan dan ini membuat mereka semakin bingung.

Apakah sang pelakunya lah yang membuat pak Rudi jadi begini? Jika benar, berarti pelaku itu tak bisa diragukan lagi kemampuannya.

Berapa menit berlalu Vion-ddk dan Axel+Jesika sudah berada disana, dan juga jangan lupakan disana ternyata ada juga istri paman Lian.

"Gimana keadaan Larissa, mas??" tanya istri paman

"Wajah dia banyak sayatan, tetapi sudah dibersihkan oleh pelakunya." jawab paman

"Dan bagaimana, apa pak Rudi sudah membaik di gerbang tadi?" lanjut Paman bertanya

Axel mengangguk. "Sudah om, pak Rudi bisa mengingat semuanya kecuali tentang tadi malam. Dia sekarang sedang menenangkan pikirannya di pos."

Paman menghela nafasnya seraya mengangguk.

Andi melihat Atlas yang terdiam sedari tadi, sejak ia datang pun sudah begitu.

"Lo kenapa Las?"

"Gue rasa Yana juga bukan orang yang sembarangan. Karena dia seperti sudah ahli membuat berbagai ramuan, contohnya pak Rudi tadi yang tiba-tiba hilang ingatan." jawab Atlas

Mereka merenungi ucapan Atlas tadi, sebenarnya mereka memikirkan hal yang sama seperti Atlas.

Cklek

Bi Ningsih membuka pintu, ia sudah selesai mengganti baju Larissa dan mengobati luka Larissa kembali.

Setelah itu bi Ningsih pamit ingin menemui pak Rudi yang statusnya ialah suaminya, sedangkan mereka semua masuk dan terlihatlah ditempat tidur ada Larissa yang masih tak sadarkan diri.

"Lo kenapa gini Lar?? Apa ini karma dari semua perbuatan Lo, tapi kenapa harus begini. Gue gak tega liat kondisi Lo jika seperti ini." batin Agra

"Kembaran Lo disana pasti sedih liat Lo begini Lar. Gue cuma berharap, mudahan dengan ini Lo bisa memperbaiki diri lebih baik lagi." batin Vion

Mereka terdiam dengan pikirannya masing-masing mengenai masalah keluarga ini sekarang, sedangkan jemari Larissa ada pergerakan dan disusul matanya perlahan terbuka.

Sontak mereka tersadar dari lamunan, dan langsung menuju ketempat Larissa secara bersamaan.

Larissa menyentuh wajahnya yang terasa banyak sekali sayatan. Dalam keadaan gini dia memikirkan apa Vion masih mau kepadanya.

Dia mencoba duduk dan langsung dibantu oleh Atlas, dia belum menyadari keanehan ditubuhnya.

"Aska!! Lo masih mau kan sama gue? Walaupun wajah gue sekarang gini." kata Larissa menatap Vion yang sedang menatapnya datar

Mereka yang mendengar itu menghela nafasnya panjang, mengapa disaat gini Larissa hanya mementingkan tentang cintanya.

"Kondisi Lo lagi gak bagus Lar, jadi gak usah mikirin cinta dulu." ucap Jesika santai

Larissa melirik Jesika sinis. "Diam aja deh Lo, lagian Lo ngapain disini hah!!"

"Gue anaknya paman Lian dan disamping gue sekarang adalah nyokap gue." ujar Jesika

Larissa memutar bola matanya malas seraya terkekeh kecil. "Kenapa?? Mau numpang disini juga kalian berdua."

"Pengen gue cakar muka dia, berani banget bilang gitu ke orang-orang yang udah angkat gue jadi anak!!" batin Axel kesal

"Omongan Lo dijaga Lar!!" tegur Atlas seraya menghela nafas

"Alah, Lo belain aja mereka Las, mungkin saat gue hilang tadi Lo malah senang aja. Iya kan??" kesal Larissa

"Mulut Lo astaga Lar!! Dia bahkan cari info tentang keberadaan Lo sampai dia gak makan kemaren." kata Andi gregetan

"Pencitraan doang itu sih, mungkin dihati dia bersorak senang saat gue hilang. Apalagi sampai gue--" ujar Larissa terpotong

"Nak!! Jangan gitu. Atlas cari kamu karna dia khawatir sama kamu, bukan hanya pencitraan semata." kata paman 

Larissa yang perkataannya dipotong lagi dan lagi hanya memutar bola matanya malas, tetapi dia merasa aneh dengan kakinya yang sekarang sedang diselimuti.

Kedua kakinya tak bisa digerakkan!! Larissa terus mencoba menggerakkan kakinya namun tetap tak bisa, mereka yang melihat itu bingung. Larissa membuka selimut itu dengan cepat dan terlihatlah kaki jenjangnya.

"K-kaki gue!!" ujar Larissa takut dengan menggeleng

"Hey tenang, Lo kenapa??" tanya Atlas lembut mencoba memegang lengan Larissa tapi ditepis

"Kaki gue gak bisa gerak!!" kata Larissa mencoba menggerakkan kakinya

Sontak mereka terkejut, karena apa yang di bilang Larissa tadi. Namun saat mereka lihat baik-baik, ternyata benar kaki itu tak sama sekali bergerak walaupun Larissa sudah berusaha menggerakkannya.

"Kaki gue kenapa...." kata Larissa mulai menangis, walaupun sekarang luka luka di pipinya itu terasa sakit karena terkena air mata yang mulai mengalir.

"Itu keram Lar, nanti akan sembuh kok. Jadi sabar dulu ya," ujar Atlas mencoba menenangkan Larissa

Larissa menggeleng seraya memukul kakinya. "Ini gue gak ngerasa apa-apa dikaki gue!! Gue gak mau lumpuh....... Gue gak mau....."

Atlas duduk di ranjang, tepatnya disebelah Larissa dan langsung memeluk tubuh kembarannya itu.

Berulang kali ia mendapat pukulan dan cakaran dari Larissa, tetapi itu semua hanya ia hiraukan, yang terpenting sekarang ialah menenangkan saudarinya.

Mereka semua menatap Atlas dan Larissa sedih. Ini apa lagi!  Larissa lumpuh. Bagaimana bisa pikir mereka.

Setelah itu mereka pergi dari kamar, tetapi sebelum itu Axel memberi isyarat kepada Atlas jika mereka ingin keluar dari sana. Ini semua mereka lakukan agar Atlas dan Larissa bisa berdua dulu.

Atlas setia mengelus rambut Larissa dengan sayang, dan secara perlahan Larissa mulai tenang, walaupun dia masih sesenggukan.

✨✨✨✨✨

(Jaga ucapan, jangan sampai orang lain tersakiti karena mulut mu itu)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jaga ucapan, jangan sampai orang lain tersakiti karena mulut mu itu)

_Randi Pradana_

909 kata.......

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang