32. Alexander Keisly Deshington

12.8K 1.3K 25
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Maaf baru up, sorry banget lagi sibuk. Sibuk ngehalu😁

Thanks buat 8k muachh buat kalian!!!!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




☁️☁️☁️



Beberapa hari setelah hari di mana Dev menyatakan perasaannya pada allen. Dan dimulai dari hari itu juga mereka semakin dekat. Allen sadar jika ia sudah jatuh dalam pesona Dev atau mungkin itu bukan pesona. Allen merasa nyaman saat berada di dekat Dev, pelukan hangat dari Dev yang mengingatkannya saat sang kakek memeluknya.

Hari ini bertepatan dengan datangnya tunangan Putri Violetta dan juga kedatangan Pangeran Richard. Tentu hal itu di sambut baik oleh penghuni istana begitupun dengan rakyat kerajaan Amethyst.

Di sebuah kamar dengan cahaya remang-remang seorang gadis tengah terduduk dengan keringat yang membanjiri tubuhnya. Allen dengan nafas tersengal terkekeh hambar. Ia tertawa di selimuti luka-luka baru yang ia dapatkan dari masa lalu.

"Kayak nggak ada mimpi lain aja." Ia memejamkan mata dengan kekehan hambar yang kembali terdengar.

"Selalu itu, itu dan itu. Gue bosen kalo itu terus." Ia terus bermonolog dan selalu menepis ingatan tentang masa lalunya yang selalu datang tanpa memilih waktu dan tempat.

"Kapan sih bisa tenang? Perasaan dari dulu gini mulu." Allen memijit pelipisnya. Lagi dan lagi semua hanya sebuah harapan yang diiringi dengan kalimat penenang mungkin akan terwujud, itu hanya sebuah kemungkinan yang tidak memiliki kepastian.

Gadis yang menginginkan sebuah ketenangan yang hingga sekarang keinginannya masih belum tercapai. Gadis yang mendapat ketenangan bagai pelangi. Pelangi yang indah namun hanya bersifat sementara dan akan hilang dalam sekejap tanpa meninggalkan sebuah jejak.

Allen turun dari ranjang dengan perlahan. Ia melangkah mendekati balkon kamarnya kemudian membukanya. Terlihat mudah namun tidak dengan kenyataannya. Hawa dingin terasa menyengat di kulit putih mulus Allen yang hanya dibaluti gaun tidur yang tidak terlalu menerawang dan sedikit tebal.

Allen memejamkan matanya membiarkan hawa dingin menerpa wajahnya. "Gue suka awan, benci pelangi dan senja." Allen bergumam.

Hanya satu alasan dari kalimat itu, Allen membenci pelangi dan senja hanya karena bersifat sementara. Ia menyukai awan karena awan senantiasa menemani langit kala siang maupun malam. Bukan menentang kuasa, ia hanya benci hal yang bersifat sementara seperti kebahagiaan misalnya?

𝙰𝙱𝙾𝚄𝚃 𝙳𝙴𝚂𝚃𝙸𝙽𝚈 | 𝚀𝚄𝙴𝙴𝙽𝚉𝚈 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang