77. Last Hug?

5.5K 519 12
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Kangen tidakkkkk?

Maaf ya baru up kemarin-kemarin fokus ujian, sebenernya cuman seminggu tapi dilebih-lebihin buat rehat😁

Btw kalian sehat-sehat Kann? Yg kurang sehat semoga cepet sembuh yaa

Oh iya sekarang kan cuaca lagi ekstrim jadi kalian hati-hati yaa









































!!HAPPY READINGGG!!








































☁️☁️☁️








































Angin berhembus kencang diiringi hawa dingin yang menyengat, gumpalan asap si atas langit yang biasanya berwarna putih kini berubah menjadi kehitaman. Gesekan-gesekan elektron menciptakan bunyi yang menggelegar.

Kini seorang gadis tengah menatap keluar jendela. Allen, gadis itu saat ini sedang berada di perpustakaan di saat teman-temannya mengikuti pelajaran. Bukan nakal, ia hanya malas mengikuti pelajaran terlebih lagi dengan cuaca yang seperti ini.

Sekelebat cahaya kilat membuat Allen tersadar. "Udah jam berapa?" tanyanya pada diri sendiri.

Tak terasa ia sudah terdiam tanpa aktivitas apapun selain menatap keluar jendela selama hampir dua jam.

Ia menghela nafas sejenak kemudian berdiri dan berjalan keluar dari perpustakaan. Allen tak tahu ingin kemana namun kakinya melangkah menuju rooftop sekolah. Sampai di rooftop Allen termenung di sana memandangi pandangan kota yang begitu sunyi.

Cukup lama terdiam Allen dikejutkan dengan sebuah suara yang sangat ia kenali. "Ngapain Lo di sini?"

Allen menoleh, menatap sejenak orang itu kemudian terkekeh. "Harusnya gue yang manual, ngapain orang taat aturan kayak Lo bisa ada di sini?" ujar Allen dibalas delikan oleh lawannya.

"Ada yang mau gue omongin." ucap tiba-tiba orang itu setelah beberapa saat terdiam. Allen mengerutkan keningnya bingung tanpa mengeluarkan sepatah katapun membiarkan orang itu melanjutkan ucapannya.

"Kecelakaan itu, mustahil Lo bisa selamat."

"Gue masih idup karena Lo belum menderita." Gadis itu, Reina berdecih menatap tak suka ke arah Allen.

"Mukanya gak usah kayak nahan berak gitu dong." ejek Allen membuat Reina semakin kesal.

"Sialan!" Umpatnya.

"Aduh-aduh adek polos gue kok bisa ngomong kasar sih,"

Allen menatap dalam Reina, kemudian kembali berkata. "Reina, perlu Lo tau. Selama ini gue diem bukan karena gue gak mampu bales perbuatan Lo sama ibu Lo. Bisa aja gue nyirih kakak gue buat bunuh kalian, atau gak bisa aja gue nyewa pembunuh bayaran buat bunuh kalian." Melihat Reina ingin berbicara, Allen melanjutkan ucapannya.

"Tapi sayang gir anaknya mandiri, pengen bales dendam sendiri." Lanjutnya dengan senyum tipis. Rintik hujan mulai terjatuh membuat suasana semakin tegang dan mencekam.

"Oh iya, gue juga udah tau soal Abang gue." celetuknya menekan kata Abang.

"L-lo?"

"Iya,satu demi satu milik gue yang Lo ambil bakal gue ambil lagi. Yang jadi milik gue bakal tetep jadi milik gue." tuturnya penuh penekanan.

𝙰𝙱𝙾𝚄𝚃 𝙳𝙴𝚂𝚃𝙸𝙽𝚈 | 𝚀𝚄𝙴𝙴𝙽𝚉𝚈 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang