𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚, 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧...
Allensya Queenzy Beckham , gadis dengan segudang luka. Di jadikan samsak sejak umur delapan tahun, di tuduh sebagai pembu...
"Aaaaaa ga mau dimarahin!." Allen menghentakkan kakinya kesal.
Panggilan tiba-tiba terputus karena handphone milik Allen mati mungkin karena habis baterai. Ia lupa bahwa Raja tak suka jika kematian dijadikan bercandaan, huh Allen tak bisa membayangkan bagaimana marahnya Raja nantinya.
"Pasrah gue kalo dibuang ke kolong jembatan," Allen mendudukkan dirinya di kursi yang berada di sana.
"Kenapa pergi duluan?," Suara itu berhasil membuat Allen menoleh, Allen mendengus kesal melihat siapa yang berbicara.
Laki-laki itu berjalan kemudian mendudukkan dirinya di samping Allen. Laki-laki itu yang tak lain adalah Althair menatap gadis cantik yang berada di sampingnya dengan tatapan tajam namun terkesan lembut.
"Kenapa?."
"Ga kenapa-kenapa." Allen menjawab singkat.
Tangan kekar Althair mengelus pelan rambut Allen, "Lain kali jangan kabur, atau..."
"Atau kita putus?, Oke gue kabur sekarang juga!." Sela Allen dengan semangat 45.
"Atau aku cium." Allen terdiam sejenak, ia mengerjapkan matanya kemudian mendelik menatap sinis Althair.
"Putus aja lebih menantang."
"Emang ciuman ga menantang hm?." Allen mengangguk kemudian menggeleng, ia juga bingung harus menjawab apa.
"Biasa aja sih, gue udah sering dicium."
"Oh ya?, Sama siapa?." Tanya Althair dengan tangan masih senantiasa mengelus rambut Allen, Allen tak menghentikan mungkin ia tak sadar akan hal itu.
"Om om, ganteng banget. Bapaknya Violetta maksud gue." Ucap Allen dengan mata berbinar dan melanjutkan kalimat terakhirnya di dalam hati.
Althair menggeleng, ia menyentil dahi milik Allen membuat sang empu meringis. "Shh, lo mau gue bunuh hah!, Ini juga tangan lo enak banget nemplok di rambut gue!!." Cerocos Allen kesal saat menyadari tangan Althair yang berada di kepalanya.