56. 𝚄𝚗𝚒𝚗𝚟𝚒𝚝𝚎𝚍 𝙶𝚞𝚎𝚜𝚝𝚜

8.1K 903 34
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Maaf baru up hehehe sorry ygy

Btw kalian apa kabarrrr?

Alhamdulillah kalo baik

Jangan lupa votemen, biar apdol!!

Jangan lupa votemen, biar apdol!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁️☁️☁️

"Arghh brengsek!." Teriak seorang laki-laki meninju kaca didepannya, membuat tangannya tergores dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Matanya memerah, urat-urat lehernya menonjol, badannya bergetar menahan amarah, ia semakin mengepalkan tangannya membuat darah semakin mengalir deras namun ia tak peduli akan hal itu.

Emosinya meluap-luap, ia menarik dasi yang ia gunakan membuat satu kancing kemejanya terlepas dan menampilkan dada bidangnya. "SIALAN!." Umpatnya lagi, kedua tangannya bertumpu di wastafel dan mencengkram kuat sisi wastafel.

Nafasnya terengah-engah. "Maaf," Lirihnya, matanya berkaca-kaca. Cairan bening mengalir dari manik mata hitam pekat itu, ia menangis. Kepalanya menunduk, badannya bergetar karena menangis, tubuhnya lunglai ke lantai.

"Maaf." Gumamnya kembali, laki-laki yang berumur 21 tahun itu terus terisak sembari menggumamkan kata maaf mengabaikan luka miliknya akibat memukul kaca.

☁️☁️☁️

"Kakak telpon kamu puluhan kali kemana aja baru diangkat!." Allen mendengus kesal mendengar omelan dari Raja.

"Harusnya Queen yang marah!." Balas Allen dengar suara tinggi.

"Loh, kenapa kamu yang marah?." Beo Raja dari sebrang sana. Ia heran bukankah harusnya ia yang marah karena Allen tak membalas pesan, mengangkat telponnya?.

"Kakak ganggu waktu Queen tau gak!."

"Oh,"

Tut Tut Tut...

Panggilan diputus secara sepihak oleh Raja membuat Allen merasa bersalah. Efek Pms membuatnya sangat sensitif dan tak bisa mengontrol emosi, ia merasa bersalah mengatakan hal itu pada Raja.

"Maaf, hiks Queen ga bisa ngontrol emosi Queen..." Ia mencoba kembali menelpon Raja namun tak di jawab oleh sang empu membuat rasa bersalah kian bertambah.

"Kakak maafin Queen hiks, huaaaaa." Ia menangis, ia tak memiliki siapapun lagi selain Raja, tak ada orang yang paling dekat dengannya, yang paling tahu tentangnya selain Raja. Raja, tangan kanan kakeknya yang sudah ia anggap seperti kakak sendiri.

"Nona anda belum makan!. Ayo turun dibawah ada tamu yang ingin bertemu dengan anda!." Allen terisak, mendengar teriakan Bibi Jian tangisannya terhenti.

Ia berdiri dari duduknya di pinggir ranjang sembari mengusap air matanya yang mengalir.

𝙰𝙱𝙾𝚄𝚃 𝙳𝙴𝚂𝚃𝙸𝙽𝚈 | 𝚀𝚄𝙴𝙴𝙽𝚉𝚈 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang