Assalamualaikum wr.wb
Maaf banget baru sempet up lagi sibuk banget ngurus tugas, belum lagi persentase, tugas project huh capek banget
Happy birthday buat yang ultah!🎉
Jangan lupa vote, komen, follow and share
☁️☁️☁️
Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari berlalu. Lima hari sudah Allen terbaring di atas ranjang, tubuh lemahnya kini terlihat lebih bertenaga, warna biru lada tubuhnya memudar, kondisinya berangsur-angsur membaik. Bahkan penyihir Fallery mengatakan Allen akan bisa melihat jika sudah siuman.
Tak ada raut wajah ragu saat mengucapkan kata-kata itu seolah ia mengetahui segalanya. Perasaan tenang Raja Xavier dan pangeran Axel rasakan mendengar perkataan itu ya, walaupun ada sedikit rasa ragu pada hati mereka. Ingat sedikit.
Begitupula pangeran Richard yang tak pernah alpa mendatangi kamar Allen dengan alasan melihat keadaan temannya dan merindukan temannya. Berbeda dengan pangeran Alexander yang mendatangi Allen saat ia sempat saja, terhitung ia ke sana hanya dua kali saja.
"Kapan Vio akan bangun?," Kesal laki-laki yang tak lain adalah pangeran Richard.
"Pangeran bisakah kau diam?." Desis penyihir Fallery dengan menutup kedua telinganya. Ia menatap jengah pangeran Richard yang terus bertanya hal yang sama tanpa jeda.
"Jawab pertanyaan ku baru aku diam."
"Bukankah sudah ku jawab!, Aku tak tahu kapan ia bangun!." Balas penyihir Fallery dengan meninggikan nada suaranya.
"Jawabanmu tak memuaskan penyihir gadungan!." Ucap pangeran Richard menatap sinis penyihir Fallery yang dibalas tatapan tak kalah sinis dari sang empu.
Keduanya saling melempar tatapan permusuhan. "Apa katamu!, Gadungan?!."
"Ya!, Kenapa hah?!." Beo pangeran Richard.
"Berani sekali kau!, Ku kutuk juga kau!."
"Kutuk?, Hahahaha silahkan jika kau berani!." Tawa renyah terdengar nyaring di kamar milik seorang gadis yang tengah berbaring itu.
"Kau meremehkan ku?, Baiklah jika begitu." Seringaian kecil tersungging di bibir penyihir Fallery.
"PANGERAN RICHARD AKU MENGUTUK MU!, KAU TAK AKAN MEMPUNYAI PASANGAN HING--Mmph," Perkataan penyihir Fallery terhenti saat sebuah tangan kekar menutup mulutnya.
"Mmmmmm," penyihir Fallery bergumam tak jelas.
Pangeran Richard menutup mulut penyihir Fallery bukan mulut saja hidung dan pipi juga ikut tertutup dengan tangan kekar miliknya, wajah penyihir Fallery memerah. Ia kesulitan bernafas bukannya melepas pangeran Richard malah meremas wajahnya membuatnya wajah cantik miliknya semakin memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝙱𝙾𝚄𝚃 𝙳𝙴𝚂𝚃𝙸𝙽𝚈 | 𝚀𝚄𝙴𝙴𝙽𝚉𝚈 [End]
Fantasy𝐒𝐚𝐦𝐚 𝐡𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚, 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐰𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧... Allensya Queenzy Beckham , gadis dengan segudang luka. Di jadikan samsak sejak umur delapan tahun, di tuduh sebagai pembu...