3. Waketos Vs Queen Bully

11.4K 545 9
                                    

Kring kring kring

"Oke, pelajaran saya cukup sampai disini. Kalian boleh istirahat." Ucap bu Erni sambil merapikan buku bukunya. Setelah memakai tas, guru muda itu akhirnya keluar dari kelas IPA 2.

"Kantin yuk." Ajak Jihan.

"Dikit lagi Han sabar ya." Jawab Kia sambil mencatat tulisan di papan tulis.

"Huh selesai." Gadis itu menghela napas lega. Kia berdiri lalu melingkarkan tangannya di lengan Jihan.

"Kuy."

"Mau bawa pulpen?" Tanya Jihan pasalnya sang sahabat masih memegang alat tulis tersebut.

"Oh iya lupa." Kia terkekeh menyadari kebodohannya. "Efek lapar han." Katanya beralasan.

"Iya percaya. Yaudah ayo."

Jihan dan Kia akhirnya keluar kelas. Di perjalanan menuju kantin keduanya begitu asyik mengobrol hingga sesekali tertawa.

"Hai kak." Sapa seorang murid kelas 10 saat Jihan dan Kia akan masuk kantin. Keduanya hanya melempar senyum pada adek kelas yang keluar dari kantin itu.

"Bu, bakso dua porsi."

"Bang Edi, gw pesen nasi goreng satu."

"Aqua dingin satu."

"Gw mau beli pop Ice dong satu."

"Gw jus jeruk aja bang."

"Utang dulu ya bu. Besok saya bayar, In Syaa Allah."

"Bu, mie siram tiga ya."

Jihan dan Kia mengelilingkan mata mencari tempat duduk. Sampai akhirnya senyum Kia mengembang saat mendapatkan satu tempat kosong di dekat pojokan. Ia langsung menarik tangan Jihan ke tempat tersebut.

"Pelan pelan Ki."

"Harus gercep Han nanti keburu di duduki sama murid lain."

"Nggakpapa Jihan Sabar." Batin Jihan. Ia hanya pasrah ketika tangannya di tarik Kia.

"Yeay akhirnya dapat tempat juga." Seru Kia. Keduanya telah duduk namun Jihan terlihat mengelus pergelangan tangannya. Kia yang menyadari langsung berpindah di samping Jihan lalu melihat pergelangan tangan sahabatnya yang ternyata sedikit memerah.

"Maaf ya Han hehe." Ucap Kia nyengir.

Jihan mengangguk sambil tersenyum. Dia tidak mungkin marah karena menurutnya ini hanya hal kecil.

"Yaudah sebagai permintaan maaf aku yang beli hari ini."

"Uuu baik banget sih."

Jihan mengeluarkan uangnya dari kantong baju kemudian memberikannya kepada Kia yang akan pergi membeli.

"Bakso sama aqua aja." Pesan Jihan dibalas ancungan jempol oleh Kia.

Jihan memperhatikan sekelilingnya. Seperti biasa suasana kantin begitu ramai dengan suara suara pembelinya yang mendominan.

"Kak Azam datang." Ucap seorang perempuan dan tak sengaja di dengar Jihan.

Entah dorongan darimana tiba tiba Jihan ikut melihat ke arah pintu. Biasanya dia tidak pernah sekalipun memperhatikan cowok itu. Buang buang waktu pikir Jihan. Tapi sepertinya hari ini berbeda. Kini bola mata gadis itu telah mengikuti arah pandang para pengagum Reyhan Azam.

"Gantengnya kebangetan anjir."

"Ya Tuhan ku mau jadi pacar Azam."

"Terlalu sempurna untuk gw yang biasa aja."

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang