"Wulan."
Siempunya nama yang baru saja memasuki lingkungan sekolah sontak berhenti. Lalu menoleh kebelakang untuk melihat pelaku yang telah memanggil namanya. Dan ternyata itu Jihan. Wakil ketua osis SMA Angkasa itu berlari kecil menghampirinya yang memang berada sedikit jauh didepan.
"Kenapa Han?" Tanya Wulan pada Jihan yang kini berada disampingnya.
"Gw mau nanyain sesuatu sama lo." Jawab Jihan membuat kedua alis Wulan terangkat bingung. "Nanyain apa?"
Keduanya kembali melanjutkan langkah dengan pandangan fokus kedepan.
"Tentang loker Afik." Ucap Jihan.
Wulan menoleh sekilas. "Loker Afik kenapa?" Tanyanya, tak paham.
"Temen temen gw udah tau siapa yang ngagumin Afik sampe masukkin sesuatu dilokernya."
Mendengar itu, Wulan sontak berhenti lalu menghadap Jihan dengan raut wajah panik. "Han, lo serius?"
Jihan mengangguk. "Gw serius. Indra yang ngasih tau kita semua. Tap_____
"Semua? Maksud lo sekelas?" Sela Wulan semakin panik. "Tapi kok bisa ketauan sih? Gw yakin banget nggak ada orang yang liat saat gw masukkin coklat sama surat di loker Afik. Kok mereka bisa tau sih?" Cerocosnya.
"Han, lo bohongin gw kan?"
"Nggak. Tapi Indra nggak nyebut nama lo."
"Ha? Maksudnya?" Wulan yang sebelumnya panik seketika berubah bingung.
"Indra memang ngasih tau tapi dia nyebut nama Bila bukan nama lo."
"Bila? Bila siapa? Han, serius otak gw kalau pagi pagi gini masih lemot."
"Bila anak kelas 10. Dia ketauan pergi ke loker 11 IPA 2 pagi pagi banget." Jihan menjeda penjelasannya ketika melihat kebingungan Wulan.
"Han, cuman gw yang suka masukkin coklat sama surat di loker Afik. Nggak ada orang lain. Ah, tapi gw pernah liat Bila pas gw mau keloker kelas lo. Waktu itu gw nggak sengaja pas pas an. Gw nggak nyapa sih soalnya dia langsung nunduk. Dan pas gw buka loker Afik, gw nggak nemu apa apa. Coklat atau secarik kertas nggak ada sama sekali di loker dia. Gw nggak tau tuh adek kelas ngapain diloker kelas lo."
"Han, jangan bilang masih ada orang yang ngotorin loker lo?" Tebak Wulan pasalnya Jihan diam saja setelah mendengar penjelasannya. "Mungkin pelakunya Bila."
"Gw nggak mau nuduh orang lain."
Wulan berdecak. "Terus dia ngapain ke loker kelas lo pagi pagi banget? Dia pasti ada maksud Han."
Jihan menggeleng. "Dia bukan orang kayak gitu." Balasnya.
"Nggak ada yang tau Han. Mending lo tanya langsung aja sama dia daripada nantinya jadi beban dikepala lo." Saran Wulan lalu keduanya kembali melangkah menuju ke kelas masing masing.
"Eh, dia adek kelas yang lo tolongin dikantin waktu itu kan?"
Jihan mengangguk sebagai jawaban.
"Sebenarnya gw juga ngerasa nggak yakin sih nuduh dia yang ngotorin loker lo. Dia kan pendiem gitu plus nggak pernah berbaur sama murid lain. Tapi nggak mungkin juga kan dia nggak ada maksud apa apa pergi ke loker kelas lo. Mana pagi banget. Nggak ada yang salah Han kalau lo naruh curiga sama dia. Walau kedengarannya mustahil, tapi nggak ada yang tau kan hatinya dia kayak gimana? Siapa tau selama ini yang lo liat baik cuman keliatannya aja."
"Tapi kok ada ya manusia kuker yang suka ngotorin loker orang lain." Heran Wulan tak habis pikir. "Lo pasti risih setiap buka loker kan?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM [SELESAI]
Teen Fiction"Azam bangun." "Hem." "Shalat tahajud." "Males." .・゜゜・ JODOH ITU CERMINAN DIRI Tapi kenapa Jihan malah dinikahkan dengan Azam? cowok nakal yang hobinya bolos, ngerokok, balapan dan masih banyak lagi kebandelan yang ada didalam diri cowok itu! Cov...