22. Shalat Tahajud

10.1K 414 0
                                    

"Enghh."

Gadis berjilbab bergo itu menggeliat. Matanya perlahan terbuka. Tak ada sinar lampu yang menyambut penglihatannya. Ia hanya melihat ruangan yang gelap. Tangannya pun bergerak mengambil handphone yang berada di atas nakas. Matanya langsung menyipit saat menyalakan benda persegi panjang tersebut.

"Udah jam 3 ternyata." Monolognya dengan suara khas orang bangun tidur.

Jihan pun bangun. Ia terdiam dengan kondisi mata yang masih berat. Rasanya dia ingin melanjutkan lagi tidurnya. Tapi mengingat jam yang sudah menujukkan pukul 3 pagi dimana waktunya Jihan mendekatkan diri pada sang pencipta melalui shalat sunnah tahajud.

Jihan turun dari kasurnya. Dia mengucek matanya sebentar lalu melangkah untuk menyalakan lampu.

Ruangan beruansa putih itu akhirnya terang. Jihan sempat terdiam sambil memandangi pemuda yang sedang tidur. Azam begitu nyenyak dengan posisi badan menghadap ke kanan. Dia sama sekali tak melewati guling yang menjadi pembatas tidur keduanya.

Setelah berdiam cukup lama, Jihan akhirnya pergi ke kamar mandi.

Gadis berjilbab bergo itu keluar dengan wajah segarnya. Tak ada lagi rasa kantuk sebab dia telah mencuci muka. Jihan belum mengambil wudhu karena ia harus membangunkan Azam terlebih dulu. Jika berwudhu lalu membangunkan Azam bisa bisa Jihan mengulang lagi wudhunya karena di pastikan keduanya akan bersentuhan.

"Bangun." Panggil Jihan sedikit keras.

Hening.

Tak ada pergerakan sama sekali dari Azam.

Jihan menyentuh lengan cowok itu. Menggoyang goyangkan nya hingga membuat siempu menggeliat.

"Azam bangun."

"Hem."

"Shalat tahajud."

"Males."

Jihan menghela napas panjang. Sepertinya dia harus extra sabar membangunkan Azam.

"Azam." Panggil Jihan lagi sambil menggoyang goyangkan tubuh cowok yang masih terlelap itu.

"AZAM."

"Apasih woy." Jawab Azam dengan suara serak nya. Dia mulai kesal karena Jihan terus mengganggu tidurnya.

"Bangun nggak lo."

"Nggak."

"Cepetan bangun."

"Berisik!"

"Azam."

"Hem."

"Gw ijin siramin air ya."

"Woy ah! Ganggu lo!" Azam akhirnya bangun. Kedua matanya langsung disambut sinar lampu yang terang.

"Kenapa ada sinar lampu anjir?" Protesnya.

"Ya karena lampunya nyala." Jawab Jihan yang kini memperhatikan Azam.

"APA? Udah sana ke kamar mandi." Suruh Jihan galak. kejadian semalam teringat kembali di otaknya membuat Jihan lagi lagi kesal dengan Azam.

"bawel lo."

Dengan segala keterpaksaan, Azam akhirnya turun dari kasur. Cowok dengan celana bola itu melangkah malas ke kamar mandi.

"Awas nab ___

Sayangnya ucapan Jihan terlambat karena dahi Azam sudah kejedot pintu.

"Anjing!"

Beberapa menit kemudian,

Azam keluar dari dalam kamar mandi. Cowok itu sudah nampak segar dengan beberapa bagian tubuhnya basah karena terkena air wudhu.

Azam memakai baju koko tanpa melepas kaosnya. Saat akan memakai sarung tiba tiba ia teringat sesuatu.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang