12. Kembali Di Bahas

6.3K 336 2
                                    

Ting

Gw udah di depan rumah lo

Jihan meraih buku di atas meja belajarnya setelah membaca pesan yang baru saja masuk. Ia pun berdiri lalu berjalan keluar meninggalkan kamar.

"Mau kemana?" Tanya Eva pada sang putri yang berlari melewati ruang tengah.

"Ada teman di depan." Jawab Jihan sedikit keras.

"Owh." Eva mengangguk angguk lalu kembali menonton acara televisi bersama sang suami.

Setelah membuka pintu, Jihan melanjutkan lagi langkahnya hingga ke depan. Dia melambai kepada seseorang yang berdiri di depan gerbang yang tertutup.

"Astaga Han, lo sampe ngos ngos an gitu."

Aci memperhatikan Jihan yang memegang kedua lututnya sambil mengatur deru nafasnya. Dia setia menunggu hingga temannya itu kembali berdiri tegak.

"Nih." Jihan memberikan bukunya kepada Aci.

"Nanti jam pelajaran bu Ira gw kembaliin ya." Kata Aci tersenyum lebar. Tujuannya datang kerumah Jihan adalah meminjam buku catatan agama.

"Oke."

"Yaudah gw pulang dulu."

Aci berbalik lalu berjalan mendekati beatnya. Ia mulai memakai helm dan memutar kunci motor. Sebelum pergi cewek itu melambaikan tangan kepada si pemilik buku.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Dirasa sudah menjauh, Jihan akhirnya masuk kembali ke dalam rumahnya. Gadis itu melangkah tanpa memakai sandal.

"Duduk dulu sayang." Suruh Eva. Beliau tersenyum saat anaknya langsung mengambil duduk di salah satu sofa.

"Kenapa temannya nggak di suruh masuk?" Tanya Usman beralih menatap putrinya.

"Dia cuman minjem buku bi terus langsung pulang."

"Pinjam buku apa?"

"Buku catatan agama."

"Yang pinjam teman sekelas?"

"Iya. Namanya Aci."

"Oh iya, tadi kemana aja sayang?" Tanya Eva setelah memperbaiki posisi duduknya.

"Ke mall sama Kia. Jujur tadi senang banget pas umi ngirim pesan ngijinin aku keluar."

"Asyik banget kayaknya." Goda Eva membuat Jihan tertawa.

Walau senang, insiden di kafetaria tadi benar benar membuatnya malu. Jihan tak menyangka akan bertemu dengan Selin di tempat tersebut. Minuman yang di jatuhkan cewek itu membuat pakaiannya basah termasuk baju sekolah yang tertutup cardigan. Untunglah ketika pulang, tidak ada seorang pun di rumah.

"Mas." Panggil Eva sambil menyenggol pundak suaminya. "Ayo kasih tau."

Usman mengangguk lalu menatap sang putri yang kini menonton televisi dengan setoples kue di pangkuannya. Ia tak menyadari kalau kedua orang tuanya memperhatikan dirinya.

"Nak."

"Iya bi."

"Tau nggak tadi umi pergi kemana?"

Jihan menggeleng polos. "Emang umi kemana?" Tanyanya balik.

"Ke butik."

"Owh." Jawab Jihan sambil mengangguk anggukan kepalanya.

"Umi liat liat baju pengantin." Tambah Usman.

"Buat siapa? Saudara umi ada yang mau nikah?"

Jihan masih santai menanggapi. Ia belum menyadari maksud abinya. Uminya pun hanya bisa tersenyum melihat kelemotan anaknya.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang