"MASUK!"
Cewek berambut coklat itu mendorong punggung anak kelas 10 hingga masuk ke dalam toilet. Kemudian ia menutup pintu sambil tersenyum smirk pada temannya. Kedua cewek dengan pakaian olahraga itu kini berjaga di depan pintu.
Sedangkan di dalam, satu cewek bernama tag Anseline Aurora itu terlihat mengangkat sebelah alisnya. Menatap remeh seseorang di depannya yang sudah gemetar ketakutan.
"Hai Bila."
"Gimana kabar lo setelah permaluin gw kemarin di kantin?" Tanya Selin sambil melipat tangannya di depan dada.
Tak ada jawaban. Sedari tadi Bila hanya menundukkan kepala karena takut dengan Selin. Cewek bergelar queen bully yang kini berdiri di depannya.
"Pasti kemarin lo seneng banget kan karena di bantuin si waketos kuker?"
Selin mendekati Bila lalu mengangkat dagu anak kelas 10 itu. "Lo bisu apa gimana?"
"Ma-maaf kak." Ucap Bila terbata bata.
"Nggak butuh!"
"A-aku be-benar nggak se-sengaja."
Plak
"Ups gw juga nggak sengaja."
Selin menutup mulutnya pura pura terkejut menatap Bila yang jatuh karena tamparan kerasnya.
"Cih! Nangis lo?" Tanya Selin saat tak sengaja melihat air mata gadis itu jatuh ke lantai.
"Berani lo sama gw hah?"
Bila menggeleng cepat membuat Selin mengangkat sudut bibirnya.
"Cium kaki gw!" Perintah Selin. Sontak saja Bila mengangkat kepalanya menatap cewek itu.
"Ci-cium kaki kak Selin?" Tanya Bila memastikan apa yang dia dengar barusan.
"Kenapa? Lo nggak mau?"
"Ta-tapi___
"CEPET ANJING! LO MAU GW SIKSA HAH?" Bentak Selin membuat Bila terperanjat kaget.
"CEPETAN!"
"I-iya kak." Jawab Bila takut. Kepala gadis itu mulai menunduk untuk mencium sepatu mahal di bawahnya. Sedangkan Selin kini tersenyum sambil memperhatikan kuku cantiknya. Sesekali beralih pada Bila yang masih gemetar takut.
"Lo emang pantes cupu." Ucap Selin saat Bila selesai mencium kakinya.
Selin akhirnya keluar dari dalam toilet. Dia dan kedua temannya kembali ke lapangan meninggalkan Bila yang akhirnya mengeluarkan suara tangisan yang ia tahan sejak tadi.
❃
Sore ini, Jihan nampak begitu rapi. Dengan atasan sweater dan bawahan rok plisket gadis itu terlihat sangat cantik. Dia juga memakai kaca mata setelah memasang jilbab bergo berwarna hitam.
Setelah selesai bersiap, akhirnya Jihan keluar dari kamarnya. Menuruni satu per satu anak tangga sambil memegangi handphone. Sesekali melihat jam di layar benda persegi panjang tersebut.
"Umi." Panggil Jihan pada Eva yang sedang menonton televisi.
"Ada apa sayang?" Tanya beliau namun fokusnya tetap pada film layar lebar di depannya.
"Aku mau keluar."
"Kemana?"
Akhirnya wanita itu menatap sang putri setelah ia mengatakan akan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM [SELESAI]
Teen Fiction"Azam bangun." "Hem." "Shalat tahajud." "Males." .・゜゜・ JODOH ITU CERMINAN DIRI Tapi kenapa Jihan malah dinikahkan dengan Azam? cowok nakal yang hobinya bolos, ngerokok, balapan dan masih banyak lagi kebandelan yang ada didalam diri cowok itu! Cov...