46. Sahabat?

5.8K 369 10
                                    

Maafkan saya yang baru bisa up skrng 🙏🥲

Setelah dikirimi foto oleh nomor tak dikenal, sore itu Kia berniat pergi kerumah Jihan. Dia akan menanyakan langsung kebenaran foto tersebut pada sahabatnya. Walau sebenarnya ada rasa kecewa dihatinya melihat sang sahabat berpelukan dengan laki laki di atap sekolah. Kia benar benar tak menyangka dengan apa yang dilakukan Jihan. Bukankah tak pantas seorang perempuan berpelukan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Harusnya Jihan sudah mengerti akan hal itu.

Malam harinya, selepas menunaikan shalat maghrib, Kia langsung melepas mukenanya kemudian melapisi bajunya dengan jaket. Ia akan kerumah Jihan. Jujur saja, foto yang dikirimi tadi sore itu benar benar memenuhi pikirannya. Tentang Jihan yang ternyata diam diam menyukai Azam? Atau keduanya memiliki hubungan tanpa ia ketahui? Tapi hubungan apa? Tak mungkin Jihan berpacaran dengan badboy SMA Angkasa itu. Kia tahu betul kalau Jihan sangat tidak menyukai Azam.

Sedan silver yang dikendarai Kia kini berhenti didepan rumah bercat biru. Sebelum keluar, ia menghela napas panjang sambil memejamkan mata. Berusaha menghilangkan prasangka buruk dipikirannya.

"Nggak Ki. Kamu nggak boleh berfikir yang macem macem sebelum nanya langsung sama Jihan." Monolognya.

Kia akhirnya keluar. Baru saja menutup pintu mobil, suara seorang wanita tiba tiba mengagetkannya. Ia pun berbalik. Didepannya ada wanita paruh baya yang sepertinya baru pulang dari masjid karena memakai mukena.

"Lho, kamu temannya anaknya Eva kan?" Tanya wanita itu.

Kia mengangguk kaku seraya tersenyum. "Iya bu. Saya temannya Jihan."

"Kamu ngapain kesini? Nak Jihan kan udah nggak tinggal sama orang tuanya."

Kia tentu saja terkejut mendengar penuturan wanita didepannya. "Maaf sebelumnya, maksud ibu apa ya?"

"Kamu masih muda tapi sudah pikun ya." Wanita itu tertawa sambil menggeleng melihat raut bingung Kia.

"Pikun?"

"Iya kamu pikun. Kamu pasti lupa kalau nak Jihan tidak lagi tinggal dirumah orang tuanya karena sudah menikah."

"Me-menikah?" Beo Kia. Kini wanita itu yang dibuat bingung melihat keterkejutan diwajah Kia. "Lho, kamu kenapa kaget gitu? Nak Jihan kan memang sudah menikah." Tuturnya lalu satu jarinya menyentuh kening. Mencoba mengingat nama suami Jihan. Kia terus menatap wanita itu. Ia benar benar sangat penasaran siapa laki laki yang telah menikah dengan sahabatnya.

"Duh saya lupa namanya. Tapi dia ganteng, putih, tinggi_____ Eh, tapi masa kamu nggak tau nama suaminya. Kamu kan temannya."

"Saya nggak datang bu waktu itu soalnya ada urusan." Ucap Kia berbohong. Jika berkata jujur, wanita itu pasti akan semakin bingung dan tak akan memberi tahu lebih banyak tentang pernikahan Jihan.

"Ck kamu ini! Masa teman menikah nggak datang."

Kia hanya bisa menggaruk kening sambil tersenyum kaku. "Em ibu beneran nggak ingat nama suaminya?" Tanyanya mengembalikan pembahasan awal.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang