43. Jemput Kanaya

6.2K 362 6
                                    

Merasa bersalah banget karena baru bisa up sekarang
Sebenarnya saia bisa aja up tapi karena kemarin lagi sakit gigi jadi sulit banget mikir alurnyaಥ_ಥ

"Assalamu'alaikum."

Ucapan salam itu berasal dari pasangan muda yang memasuki rumah. Itu Azam dan Jihan. Tak lama mengucap salam, seorang wanita pun menjawab salam tersebut sambil tersenyum. Raut bahagia langsung nampak diwajahnya saat melihat kedatangan anak dan menantunya.

"Duh, kangen banget mamah sama kalian berdua."

"Kangen tapi yang dipeluk mantunya doang." Sindir Azam pada mamahnya yang kini memeluk Jihan. Cowok itu menatap datar keduanya karena dirinya serasa tak dipedulikan.

Feni tertawa. "Aduh, aduh mamah lupa masih punya anak cowo." Katanya sambil memeluk anak sulungnya tersebut. Lalu tangannya terangkat mengusap lembut rambut Azam membuat siempu tersenyum. Percayalah ia pun merindukan ibunya.

Setelah melepas pelukan, Feni menatap Azam dan Jihan bergantian. Pasangan muda di depannya itu terlihat sangat serasi menurutnya.

"Mamah, papah sama Aya apa kabar?" Tanya Jihan membuka obrolan.

"Alhamdulilah, kita semua baik baik aja. Kalian berdua?"

"Seperti yang mamah lihat." Jihan tersenyum. Sedikit bercanda menjawab pertanyaan Feni membuat wanita itu mencubit pipinya gemas.

"Mah, Kanaya mana?"

"Masih disekolah." Jawab Feni lalu melihat jam di dinding. "Astagfirullah, lima belas menit lagi les nya selesai." Lanjutnya sedikit terkejut karena baru menyadari sang anak bungsu sebentar lagi akan pulang.

"Biar aku aja yang jemput mah." Ujar Azam.

"Aku juga mau ikut." Tambah Jihan sambil menatap Azam dengan senyuman manis . Berharap cowok itu mengijinkannya ikut menjemput Aya.

Azam mengangguk.

"Yaudah kalian jemput sekarang. Hati hati dijalan ya." Nasehat Feni dibalas anggukan oleh keduanya. Beliau tersenyum saat Azam dan Jihan bergantian menyalimi tangannya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Azam dan Jihan akhirnya keluar. Keduanya akan menjemput Aya yang tak lama lagi akan pulang sekolah. Kegiatan les nya sebentar lagi selesai. Anak itu pasti terkejut bercampur senang melihat siapa yang menjemputnya.

"Eh tunggu." Azam tiba tiba menahan Jihan. Lalu berpindah didepannya membuat Jihan mau tak mau menghentikan langkah. "Kenapa?" Tanyanya bingung.

"Diem dulu." Perintah Azam tentu saja membuat Jihan semakin tak paham dengan maksud cowok itu.

"Diatas jilbab lo ada hewan kecil."

"Hah? Hewan apa?"

"Ulat."

Mata Jihan sontak membola. "Beneran?" Tanyanya memastikan. Azam mengangguk santai sebagai balasan. Kini cowok itu tersenyum menang karena tubuhnya tiba tiba dipeluk.

"Buang cepetan." Pinta Jihan.

"Apanya?" Azam malah bertanya polos.

"Ulatnya."

"Oh."

"Azam! Jangan becanda!"

"Lha? Gw nggak becanda perasaan."

Jihan memberengut kesal. Bisa bisanya Azam malah santai mengetahui dirinya yang ketakutan.

"Buang ulatnya Azam."

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang