33. Kembali Ke Rumah

7.3K 354 2
                                    

"Lho? Nak?"

Feni mengkerutkan kening melihat motor sport memasuki pekarangan rumahnya. Seorang remaja dengan jaket hitam turun dari atas motornya kemudian berjalan ke arah nya yang sedang berdiri di teras.

"Mah."

Feni diam saat sang anak meraih tangannya untuk dicium.

"Kok masih pake baju sekolah? Kamu nggak pulang ke rumah?" Wanita itu menatap heran anaknya pasalnya ia masih memakai putih abu abu juga  ransel tersampir di salah satu pundaknya.

"Males." Jawab Azam.

"Ji____

"Aya mana?" Azam memotong cepat ucapan mamahnya yang ia yakini akan menanyakan Jihan.

"Di dalem lagi makan."

"Yaudah aku masuk." Pamit Azam lalu melangkahkan kakinya yang masih memakai sepatu kedalam rumah.

"Azam." Panggil Feni namun sayangnya siempunya nama sudah tak terlihat.

"Ck anak itu." Feni berdecak sambil menggeleng gelengkan kepala. "Pasti ada masalah." Gumannya yakin.

"Beneran nggak mau pulang dulu?"

Entah sudah berapa kali Kia melontarkan pertanyaan yang sama kepada sang sahabat. Jihan yang baru selesai memasang seat bealt pun menoleh ke samping. Gadis itu hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.

Mobil sedan berwarna silver itu akhirnya keluar dari lingkungan SMA Angkasa. Dua gadis di dalam nya akan pulang ke rumah.

"Sumpah ya tuh cewek IPS ngeselin banget." Kia memulai obrolan dengan perasaan kesal. Demi apapun dia sangat tidak suka dengan Selin. Cewek IPS itu benar benar keterlaluan menurutnya. "Harusnya ya Han kamu balas perlakuan Selin tadi." 

"Gini Ki, kalau aku bales udah pasti aku ketarik juga dalam masalahnya." Balas Jihan.

"Iya juga sih. Tapi kok bisa sih tangannya seenteng itu main fisik."

Jihan menggeleng. Ia pun tak tau kenapa Selin semudah itu mengangkat tangan menyakiti orang lain.

"Selin dapat hukuman apa dari bu Lely?" Tanya Kia penasaran.

"Tadi kata Dafa dia sama kak Indah____

"Hah? Kak Indah juga?" Kia menoleh kaget. Jihan mengangguk melihat raut tak percaya di wajah Kia. "Kok bisa? Kak Indah kan nggak salah."

"Aku juga mikirnya gitu. Tapi," Jihan menghembuskan nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya. "Mau bagaimapun mereka berdua yang buat keributan di kantin. Alhasil dua duanya dapat hukuman."

Kia menggeleng gelengkan kepala. Sungguh ia tak habis pikir dengan guru bk SMA Angkasa itu. Bagaimana bisa ia memberi hukuman juga pada Indah? Bukankah jelas kalau yang memulai keributan adalah Selin? Cewek itu yang tiba tiba datang dan mendorong Indah.

"Dikasih hukuman apa?"

Jihan tiba tiba meringis mengingat perkataan Dafa tadi. "Bersihin semua toilet perempuan, gudang sama rapiin buku di perpus selama tiga hari. Mereka bakal dipantau langsung sama bu Lely. Kalau nggak dikerjain maka orang tua mereka bakal di panggil pihak sekolah."

Kia ternganga mendengar hukuman yang di dapat Selin dan Indah. "Sampe segitunya?"

"Ya mau gimana lagi Ki." Jawab Jihan  sambil mengendikkan bahu. Sejujurnya ia merasa kasian pada kakak kelasnya.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang