77. Kejujuran Jihan

3.6K 154 6
                                    

Halo!
Ak minta maaf karna baru up lagi hehe🙏

Oh iya, ak berharap kepada kalian semua yang masih setiap baca cerita ini untuk terus mendoakan saudara saudara kita yang ada di Palestina. Dan, jangan pernah lelah untuk terus menyuarakan dukungan kita kepada mereka lewat media sosial yang kita punya.


"Han masih ngantuk?"

"Em nggak juga."

"Yaudah duduk dulu. Gw mau ngomongin sesuatu sama lo."

Mendengar itu, Jihan sontak menaikkan kedua alisnya bingung. "Mau ngomongin apa?" Tanyanya sambil memperbaiki posisi duduknya. Niat ingin kembali ketempat tidur mau tak mau harus tertunda kala Azam menyuruhnya duduk kembali.

"Han, gw mau lo jujur tentang apapun itu yang menimpa lo disekolah." Ujar Azam sambil mengusap lembut tangan kanan Jihan. "Pasti ada hal aneh yang lo alamin selain kekunci ditoilet sama rooftop waktu itu kan? Ayo jujur sama gw."

"Kok tiba tiba bahas itu?"

"Han, mustahil kalau pintu toilet tiba tiba kekunci dari luar. Apalagi kejadiannya pas pembelajaran lagi berlangsung. Emang murid mana yang bakal kepikiran ngunci pintu toilet dengan alasan iseng doang? Nggak ada Han. Pasti ada seseorang yang sengaja ngunci lo didalam toilet."

____Gw pun yakin kalau kejadian dirooftop juga disengaja. Lo sebenarnya dijebak supaya kekunci disana. Waktu itu lo bilang kalau ada adek kelas yang ngasih tau lo tentang Selin ngelakuin pembullyan ditempat itu kan?"

"Iya."

"Siapa namanya?"

"Bila."

"Berarti pelakunya dia Han. Dia mau balas dendam sama lo."

Jihan mengangguki kalimat terakhir Azam. Bila memang mengatakan sendiri kalau ia terlalu ikut campur urusan adik kelasnya itu. Bahkan dia yang menjadi alasan ayahnya harus kehilangan pekerjaan.

"Han, nggak mungkin cuman dua kejadian itu aja yang menimpa lo disekolah. Ayo jujur sama gw."

Jihan menunduk lalu kembali melihat Azam yang masih setia menatapnya. "Sebenarnya ada yang suka ngotorin loker gw tiap hari."

Beberapa menit kemudian,

"Tapi pelakunya belum tentu Bila."

"Kenapa lo nggak yakin? Karna dia biasanya pendiam? Han, udah jelas dia ngalakuin ini semua karna mau balas dendam. Lo jangan ketipu sama sifat lugunya dia."

Jihan diam. Walau semua yang dikatakan Azam masuk akal, entah kenapa ia masih tak menyangka Bila melakukan itu semua. Apakah ini memang salahnya yang terlalu ikut campur?

"Lo diapain sama mereka?" Tanya Azam, kembali membahas kejadian di rooftop kemarin. Ia memang sengaja menanyakannya sekarang sebab melihat kondisi Jihan yang sudah membaik.

Namun bukannya menjawab, gadis dengan mukena hitam itu malah menatapnya dengan bola mata berkaca kaca. Hinaan yang dilontarkan Selin kemarin lagi lagi melukai perasaannya.

"DASAR BITCH! SEJAK KAPAN LO SUKA SAMA COWO GW HAH?"

"SOK ALIM BANGET SIH LO HAN! NGGAK MALU SAMA KAIN YANG LO PAKE INI? OH ATAU SENGAJA LO PAKAI BUAT NUTUPIN SIFAT LO YANG SEBENARNYA?!"

"Azam." Panggil Jihan pelan.

"Jangan nangis cil." Azam tersenyum sambil mengusap kedua mata Jihan. Lalu membawa gadis itu kedalam dekapannya. "Yaudah jangan diingat lagi."

Jihan mengangguk.

"Cil, gw sebenarnya pengen bales mereka karna udah berani nyakitin lo."

"Nggak usah. Biar pihak sekolah aja yang ngasih mereka sanksi. Jangan ikut ikutan."

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang