50. Pulang Bareng

6.7K 387 22
                                    

Ada yang suka dengerin lagu bertaut?

Spill lagu yang sering kamu dengerin akhir akhir ini

Azam, Ai dan El terduduk lemas dibawah ring  basket dengan kondisi memprihatinkan. Pelipis banjir keringat, nafas tidak beraturan, baju yang basah dan kedua kaki yang rasanya akan patah. Bagaimana tidak, ketiganya baru saja menjalankan hukuman dari bu Lely karena kedapatan bolos. Masih ingat ancaman beliau jika tiga cowok bandel itu bolos? Ya, mereka akan disuruh jalan bebek 30 kali putaran.

"20 aja gw hampir rip anjir!" Seru Ai dengan mata terpejam. Berusaha mengatur nafasnya yang masih terdengar ngos ngosan.

"Mati ditempat sih kalau disuruh 30." Timpal El sambil membuka satu per satu kancing bajunya hingga kaos abu abunya terlihat.

Azam mengacak acak rambutnya yang basah karena keringat. "Tuh guru bk nggak punya peri kemanusiaan kali ya?" Tanyanya.

"Punya lah. Tapi keknya sisa sedikit." Jawab El ngawur.

"Untung cuman dikasih 20 anjir."

"Karena ini jam terakhir dimana bel pulang sebentar lagi berbunyi jadi saya akan meringankan hukuman kalian."

"Nggak jadi jalan bebek bu?" Tanya El antusias.

"Enak saja kamu! Kalian tetap jalan bebek."

"Terus keringanannya dimana ibu?" Azam, Ai dan El kompak menatap datar bu Lely yang tidak jelas.

"Makanya dengerin dulu kalau saya ngomong!"

Ketiganya langsung nyengir melihat kekesalan bu Lely. Mereka pun menundukkan sedikit kepala lalu berucap "Nggih ndoro."

"Saya kurangi hukuman kalian menjadi 20 kali saja."

Azam, Ai dan El sontak saling pandang. Percayalah mereka sedang menahan mulut agar tidak mengeluarkan kata kata kasar.

"Sana ke lapangan!"

"Nggak gw anggep lagi besti tuh guru." Kesal Azam sambil melepas baju putihnya hingga menyisakan kaos hitam. Memasukkan baju tersebut kedalam ransel kemudian berdiri. "Lo berdua mau tidur disitu?" Tanyanya pada Ai dan El yang kompak menutup mata.

"Gendong gw dong." El tiba tiba merentangkan kedua tangannya didepan Azam yang sudah berdiri. "Hayati lelah mas." Lanjutnya dengan suara yang dimanja manjakan.

Azam bergidik ngeri. "Geli anjing!" Balasnya kemudian berjalan duluan meninggalkan lapangan. Menghiraukan begitu saja teriakan El dan kekesalan Ai karena ditinggalkan.

"FAKE FRIEND LO BRO!"

"Bacot anjing!"

Sekarang ketiganya berada diparkiran yang sudah sepi. Hanya tersisa beberapa kendaraan yang tentunya sipemilik masih berada disekolah.

"Eh, Jihan bukan sih?" Celetuk Ai sambil menyipitkan matanya ke arah luar.

Azam yang baru akan memakai helm langsung mengikuti arah pandang temannya itu. Pergerakan tangannya seketika terhenti saat melihat Jihan duduk sendirian dihalte. Entah sedang apa gadis itu hingga belum pulang. Padahal sekolah sudah sangat sepi.

"Nungguin lo kali bro." Tebak El lalu tertawa bersama dengan Ai.

"Udah cantik, baik, _____

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang