"Mau pesan apa kak?"
"Eum ice drink aja." Jawab Jihan diangguki waiter yang berdiri di samping meja keduanya.
"Samain mba." Ucap Dafa membuat Jihan refleks melihat cowok itu.
"Lo suka juga?"
"Gw suka semua."
"Termasuk lo." Batinnya.
Setelah waiter itu pergi, Jihan mengecek lagi jam di handphonenya. Tak menyadari kalau cowok di depannya terus memperhatikan dirinya.
"Han."
"Ah iya gw lupa." Celetuk Jihan menepuk dahinya.
"Kenapa?"
"Selin ngelakuin pembullyan lagi ke adek kelas."
"Kapan?"
"Tadi di sekolah pas kelasnya lagi jam olahraga." Jelas Jihan. "Suka banget dia tuh nyakitin orang. Lihat aja bakal gw laporin ke bu Lely besok."
Jihan seketika kesal membayangkan wajah Selin. Dia terkadang bingung dengan cewek IPS itu. Kenapa semudah itu bagi dirinya menyakiti orang orang yang berada di bawahnya.
"Sifat orang beda beda Han." Ujar Dafa mencoba menghilangkan kekesalan gadis itu.
"Iya gw tau. Tapi sifat Selin udah benar benar keterlaluan."
Jihan langsung diam saat seorang waiter datang dengan membawa pesanan keduanya. Ia pun memindahkan dua ice drink itu ke atas meja.
"Makasih kak." Ucap Jihan di balas anggukan dan senyum ramah waiter tersebut.
"Masih emosi?" Tanya Dafa ketika waiter itu pergi.
"Nggak, gw nggak emosi ya." Balas Jihan tak terima dengan pertanyaan Dafa.
"Yaudah berarti lo tadi cuman kesel aja kan?" Ralatnya.
"Nah itu."
❃
Jihan turun dari mobil setelah kendaran beroda empat itu berhenti di depan rumahnya. Ia melambaikan tangan pada Dafa yang sengaja menurunkan kaca mobilnya.
"Sekali lagi makasih."
"Sans."
"Hati hati di jalan." Teriak Jihan saat mobil itu mulai menjauh.
Dia pun membalikkan badan. Langkah kakinya masuk melewati gerbang yang sedikit terbuka.
"Assalamu'alaikum." Ucap Jihan sambil membuka pintu. Hal pertama yang ia lihat adalah sang umi yang duduk di sofa. Jihan yakin kalau beliau pasti menunggunya pulang sejak tadi.
"Wa'alaikumussalam. Kamu langsung bersih bersih, azan maghrib udah mau berkumandang soalnya." Suruh Eva setelah mengusap kepala putrinya yang tertutup jilbab.
"Iya umi." Jihan menjawab patuh.
Gadis itu akhirnya melanjutkan langkah menuju kamarnya. Menaiki satu per satu anak tangga sambil bersenandung kecil. Jika di lihat dari bawah Jihan seperti bocil yang baru saja pulang dari bermain seharian bersama teman temannya.
Sesampainya di kamar, Jihan menyimpan handphone nya terlebih dulu di atas kasur dan melepas kaca matanya kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Sejujurnya dia sedikit gerah jadi memutuskan untuk mandi walau azan di masjid mungkin akan langsung berkumandang.
"Nggakpapa mandi aja Jihan. Daripada nanti shalat nya nggak khusyu." Batinnya.
Beberapa menit kemudian,
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM [SELESAI]
Teen Fiction"Azam bangun." "Hem." "Shalat tahajud." "Males." .・゜゜・ JODOH ITU CERMINAN DIRI Tapi kenapa Jihan malah dinikahkan dengan Azam? cowok nakal yang hobinya bolos, ngerokok, balapan dan masih banyak lagi kebandelan yang ada didalam diri cowok itu! Cov...