40. Dibawah Hujan

7.3K 427 14
                                    

Mau cerita sedikit 🤏
Saia kan ada tugas kelompok. Nah pas pembagian kelompoknya saia malah dapet cowo semua☝😭 ini saia harus gimana woy mana di suruh buat tugas video😭😭😭

"Thanks." Ucap Azam pada Jihan yang kini meletakkan piring berisi nasi dan nuget ayam didepannya.

"Oke. Gw mau keatas dulu." Beritahu Jihan.

"Ngapain?" Tanya Azam. Padahal ia menginginkan Jihan ikut duduk dan menemaninya makan.

"Shalat."

"Owh."

Jihan tak langsung pergi. Gadis itu malah memperhatikan Azam yang mulai makan. Siempu yang merasa diperhatikan pun menghentikan sendok yang akan masuk kedalam mulutnya.

Azam menoleh. "Kenapa?" Tanyanya dengan sebelah alis terangkat. Balas melihat Jihan yang masih berdiri disampingnya.

Jihan sontak mengerjap. "Ah enggak." Jawabnya sambil merutuki diri dalam hati. Benar benar tak menyadari hal bodoh yang ia lakukan barusan.

"Nggak jelas lu." Balas Azam kemudian melanjutkan lagi makannya. Sedangkan Jihan mulai membalikkan badan lalu berjalan meninggalkan meja makan. Tak mengetahui kalau cowok berkaos itu menatap punggungnya sampai menghilang.

"Bakal hujan kayaknya." Monolog Jihan sambil memandangi awan mendung dilangit dari balkon kamar.

Kejadian disekolah tadi kembali terlintas dipikirannya. Jihan masih tidak bisa memahami semuanya. "Kayaknya bener bukan orang iseng deh. Nggak mungkin ada manusia seiseng itu. Tapi siapa? Nggak mungkin juga kan ada orang yang sengaja ngunci."

Helaan nafas panjang terdengar. Jihan memejamkan mata sambil mengingat lagi ucapan Azam tadi pagi saat keduanya keluar dari rooftop.

"Pasti ada yang sengaja ngunci. Entah siapa orang itu tapi kayaknya dia punya masalah sama lo Han. Lo nggak lupa kan kalau lo udah dua kali kekunci."

"Siapa? Gw punya masalah sama siapa disekolah?" Tanya Jihan pada dirinya sendiri. Walau sedikit frustasi, ia tetap mencoba mengingat interaksinya dengan murid lain. Entah itu yang pernah ia tegur karena melanggar peraturan sekolah atau hanya sekedar mengobrol.

"Apa ucapan gw pernah nyakitin hati mereka ya?" Gumamnya tanpa sadar. Tapi Jihan yakin kalau ia tidak memiliki masalah apapun dengan siapapun. Jangankan punya masalah, mencari masalah saja tidak pernah terlintas diotaknya. Saat menegur pun Jihan tak bermaksud menjelekkan orang lain.

"Nggak usah sok jagoan! Lo cuman waketos bukan pemilik sekolah."

Jihan seketika teringat Selin. Cewek bergelar queen bully itu menunjukkan jelas ketidaksukaannya. Jihan pun tau kalau Selin membenci dirinya. "Apa jangan jangan Selin yang lakuin semua ini? Dia kayaknya dendam karena gw pernah laporin perbuatannya ke guru bk."

"Ekhem."

Jihan sontak berbalik. Ia langsung memegang dadanya mendapati Azam berdiri dibelakang nya. "Ish kirain siapa. Ngagetin tau nggak." Kesalnya pada Azam yang kini berpindah disampingnya.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang