54. Ide Cemerlang Aizar

5.8K 340 15
                                    

Akhirnya libur☝😭

Brak

Jihan yang sedang menenangkan dirinya sontak terkejut saat pintu toilet tiba tiba didobrak. Ia pun berbalik walau sebenarnya sudah melihat si pelaku dari cermin. Berusaha tetap tenang meskipun yang ada didepannya sekarang adalah Selin dan dua temannya.

Jihan memang sudah menduga kalau Selin akan mencarinya. Mengingat cewek itu masih memiliki rasa pada Azam. Bahkan sampai saat ini ia tetap tidak terima diputuskan sepihak padahal tau hanya dijadikan tantangan sebuah permainan.

"CIH! Lo sendiri ternyata yang nggak punya malu." Sindir Selin. Dengan gaya bersidekap dada, cewek IPS itu melayangkan tatapan rendah pada Jihan.

"Biasalah Sel sok alim." Cibir Hera mengompori.

"Kalau mau gatel jangan sama cowok orang lah Han." Tambah Adel ikut mencibir.

Melihat Jihan yang hanya diam, Selin akhirnya melangkah maju. "Lo bisu sekarang hah?" Sarkasnya sambil mendorong pundak kanan gadis itu. Hera dan Adel kompak tersenyum miring mendengar ringisan kecil keluar dari mulut Jihan.

"Lo pikir gw takut sama lo hah?" Tanya Selin arogan.

"Nggak. Gw nggak pernah mikir buat ditakutin sama siapapun. Gw bukan lo Sel." Balas Jihan.

"Sok alim banget lo anjing!" Selin mengangkat tangannya lalu kembali mendorong Jihan hingga membuat punggung gadis itu menabrak tembok dibelakangnya. Seolah tak melakukan apa apa, Selin dan kedua temannya kini tertawa.

"Tutor jadi perempuan sok alim dong Han. Keknya mudah hahahaha." Ejek Adel.

"Heh kalian!"

Dua kata itu sontak membuat keempatnya menoleh ke asal suara. Seorang pria paruh baya dengan tangan memegang ember berisikan kain pel kini menggeleng gelengkan kepala sambil menatap Selin dan kedua temannya secara bergantian. Sedangkan Jihan, gadis itu diam diam tersenyum lega karena kedatangan OB bernama kang Jaja itu berhasil membuat Hera dan Adel takut.

"Mau saya laporin sama bu Lely?" Ancam kang Jaja. "Mumpung ibu bknya ada didekat sini. Lagi keliling nyari murid murid kayak kalian." Lanjutnya memberitahu.

Mendengar itu, Hera dan Adel langsung mendekati Selin. Namun cewek itu melipat kedua tangannya didepan dada seolah membalas ancaman kang Jaja kalau dia tidak takut sama sekali.

"Pergi aja yuk Sel. Gw nggak mau diskors lagi sama bu Lely." Ucap Hera dengan raut cemas yang nampak jelas diwajahnya. Adel yang mendengarnya, lantas mengangguki saran Hera. Kini dua cewek itu berusaha membujuk Selin agar pergi saja daripada kembali berurusan dengan guru BK.

"Ayolah Sel. Pergi aja yuk. " Bujuk Hera lagi pasalnya Selin masih saja diam.

"Owh kamu tidak takut?" Tanya kang Jaja pada Selin. Sejak tadi memperhatikan ketiganya namun hanya anak bername tag Anseline Aurora itu yang tetap tak ingin pergi walau sudah diajak dua temannya.

"Lo siapa sih? Gw nggak takut sama lo." Balas Selin tanpa peduli kalau didepannya adalah orang yang lebih tua dari dirinya.

"Saya emang bukan siapa siapa. Tapi yang bakal berurusan sama kamu bu Lely bukan saya. Saya mah cuman OB di SMA ini."

"Sel, pergi aja yuk." Bujuk keduanya dengan perasaan yang benar benar cemas. Bagaimana tidak, Selin begitu berani membalas ucapan kang Jaja. Padahal tau kalau pria paruh baya itu bisa langsung melaporkan perbuatan ketiganya kepada bu Lely yang sedang berkeliling mengawasi murid.

"Beneran tidak mau pergi?"

"Siapa sih lo ngancem ngancem gw?"

"Lho, saya kan sudah bilang sebelumnya."

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang