Jihan menghembuskan napas panjang saat melihat isi lokernya. Tangannya terangkat mengambil remasan remasan kertas diatas jas almamaternya lalu membuangnya di tong sampah. Kemudian melihat sekeliling berusaha mencari seseorang yang dua hari ini telah mengotori loker nya dengan kertas.
Aneh. Jihan tak melihat siapapun di tempat loker selain dirinya.
"Mungkin orang iseng lagi."
Jihan mengambil jas almamater lalu memakai nya. Karena tak ingin menuduh orang lain, dia langsung menutup pintu loker. Jika terus memikirkan siapa pelakunya sudah pasti Jihan akan menaruh prasangka kepada seseorang.
Gadis itu tak ingin menambah dosa.
"Han."
"Kak Indah." Jihan melempar senyum pada Indah yang kini mendekatinya.
"Sebentar sibuk nggak?"
"Eum belum tau juga. Emang kenapa kak?"
"Ke pasar malam yuk."
"Pasar malam?" Ulang Jihan.
"Iya. Nggak berdua kok. Ada Dafa sama teman teman osis juga. Lo mau kan?"
Jihan meringis pelan melihat Indah yang nampak semangat mengajaknya.
"Maaf kak nggak bisa janji takutnya tiba tiba ada urusan." Jawab Jihan sedikit tak enak hati.
"Yaudah. Gw tunggu jawaban pasti lo pulang sekolah."
❃
"Bu, permen karet lima rebu ya entar istirahat saya bayar."
Bu Ike mengangguk saat Ai memperlihatkan permen yang ia ambil dari dalam toples. Setelah mendapat izin, cowok itu pun pergi meninggalkan kantin bersama kedua temannya yakni Azam dan El.
Suasana kantin pagi itu sangat sepi karena sekarang para murid SMA Angkasa berada dalam kelas. Siap mengikuti pelajaran pertama.
Berbeda dengan tiga cowok yang baru keluar dari kantin itu. Karena mapel pertama adalah penjas jadi mereka bisa leluasa keluar masuk kelas sambil menunggu guru olahraga datang dan menyuruh mereka pergi ke lapangan.
Azam, Ai dan El sontak berhenti saat melihat bu Lely tak jauh di depan mereka. Guru bk tersebut semakin mendekati ketiganya yang kini menampilkan senyum ramah menyambut kedatangannya.
"Pagi bu Lely." Ucap mereka sambil sedikit membungkuk.
Bu Lely mengangguk. Kini kedua matanya memperhatikan rambut tiga cowok itu.
"Udah cukur?"
"Basa basi itu penting bro." Kata Azam pada kedua temannya.
"Gimana bu? Saya ganteng, tambah ganteng atau ganteng banget?" Tanya El sambil tersenyum sumringah. Sungguh, suatu kebanggaan tersendiri jika bu Lely memberinya pujian.
Azam dan Ai menatap datar El yang begitu ingin dipuji. "Bukan teman gw." Gumam keduanya.
Bu Lely tak langsung menjawab. Beliau melihat penampilan cowok itu secara keseluruhan.
"Gimana bu?" Tanyanya lagi.
"Lebih baik." Jawab bu Lely.
Bibir El seketika manyun mendengar penilaian bu Lely yang tak memuaskan. "Lebih ganteng dong bu." Suruhnya.
"Goblok!" Cibir Azam pelan.
"Yaudah. Kamu tambah ganteng."
"Wah arigatou bu." El tiba tiba meraih tangan bu Lely lalu menciumnya. "Bunda saya pasti bangga karena bu Lely udah muji saya. Sekali lagi gomawo bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM [SELESAI]
Teen Fiction"Azam bangun." "Hem." "Shalat tahajud." "Males." .・゜゜・ JODOH ITU CERMINAN DIRI Tapi kenapa Jihan malah dinikahkan dengan Azam? cowok nakal yang hobinya bolos, ngerokok, balapan dan masih banyak lagi kebandelan yang ada didalam diri cowok itu! Cov...