81. Berakhir?

4.7K 139 16
                                    

"Egois. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah minta maaf sama mereka semua."

Selin memundurkan kursinya dengan kasar lalu beranjak. Cewek itu pergi meninggalkan ruang kepala sekolah tanpa pamit pada tiga wanita yang kini menatap punggungnya hingga tak lagi terlihat.

"Bu Laura yakin mau memindahkan Selin ke sekolah lain?" Tanya bu Lely ragu pasalnya reaksi yang ditunjukkan Selin barusan sama sekali tidak terlihat senang. Salah satu muridnya itu malah seperti menahan emosi setiap kali maminya menyampaikan maksud kedatangannya kesekolah. Jujur saja, walaupun Selin terkenal buruk dimata sebagian orang, beliau sama sekali tidak merasa lega sedikitpun mengetahui Selin yang akan keluar dari sekolah.

"Ya saya yakin." Jawab Laura tegas.

"Tapi Selin," Bu Lely menjeda ucapannya kala wanita yang merupakan ibu muridnya itu tiba tiba menganggukkan kepala.

"Saya minta maaf atas semua perlakuan tidak baik yang dilakukan Selin kepada murid murid lain. Saya tidak ingin putri saya tetap dibenci walaupun dia sudah tak lagi bersekolah disini. Jadi saya berharap bu Olivia dan bu Lely mau menyampaikan maaf saya pada mereka." Ujar Laura.

Bu Olivia dan bu Lely saling pandang beberapa detik seolah keduanya sedang memikirkan hal yang sama.

Kepala sekolah SMA Angkasa itu sebenarnya  masih berniat untuk membujuk bu Laura agar mau memikirkan kembali keputusannya. Namun setelah mendengar nada tegas ibu dari Selin itu membuat dirinya mau tak mau mengiyakan saja keinginan beliau yang berharap anaknya tak lagi mendapatkan kebencian dari murid lain.

Laura menatap sekilas jam tangannya lalu bangkit dari duduknya. "Sekali lagi saya minta maaf atas nama anak saya."

Bu Olivia dan Bu Lely ikut berdiri kemudian tersenyum seraya mengangguk kompak.

"Semoga Selin bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik disekolah barunya." Ucap bu Lely tulus.

Bu Olivia mengamini tanpa suara.

"Iya bu semoga saja. Ah iya saya harus pergi sekarang. Selin kayaknya sudah kesal karena kelamaan menunggu dimobil."

Setelah mengurus surat kepindahan Selin serta meminta maaf atas semua yang telah dilakukan sang anak, Laura pun keluar dari ruangan kepala sekolah bersama dengan bu Lely.

Sedangkan didalam mobil, cewek yang tak mengenakan pakaian sekolah itu memejamkan kedua matanya guna mengontrol emosinya. Ia benar benar marah dengan keputusan sepihak orang tuanya. Namun sekeras apapun ia menolak, maminya pasti tetap akan mengurus surat kepindahannya.

Ting

Hera
Sel, lo serius?
Becanda doang kan Sel?
Gw kerumah lo sekarang ya
Sel

Adel
Sel, lo beneran bakal pindah kota juga??
Kita bakal temenan sama siapa lagi Sel?
Sel please
Lo bohong kan

Mami udah urus semuanya

Selin mematikan handphonenya kala pintu mobil disebelahnya terbuka dan menampilkan sosok maminya. Cewek itu memilih diam dan mengabaikan begitu saja keberadaan sang mami dengan kembali menutup mata sambil menyenderkan kepalanya yang mulai terasa pusing.

"Mami yakin kamu nggak bakal kesepian. Selain ada eyang, dirumah orang tua mami juga masih ada Luna yang kangen banget sama kamu. Mami janji bakal sering dateng buat ngelihat perkembangan kamu sayang."

Selin tak menimpali.

Laura menoleh. "Papi mutusin ini karena sayang sama kamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang