65. Suudzon Mulu, Bu

4.1K 226 5
                                    

Tenang. Tenang.
Saya bakal double up

Tiga cowok nakal dari kelas IPS itu kini berdiri ditengah lapangan voli putra atas perintah bu Lely. Ketiganya pun menjadi perhatian murid 11 IPA 2 yang berolahraga pagi itu. Namun bukannya menunduk malu, Azam malah diam diam mencuri pandang pada Jihan yang sedang bermain basket bersama teman temannya.

"Kalian bertiga janjian kan?" Tanya bu Lely, melayangkan tatapan penuh prasangka buruk kepada tiga murid didepannya itu.

"Ibu mah suudzon mulu sama kita. Kit heart saya bu." Jawab Ai sedih.

"Saya nggak lagi becanda Aizar!"

Ai seketika nyengir melihat tatapan tajam bu Lely. "Hehe iya bu, maaf." Ucapnya pelan.

"Lari!"

"Ha?"

"Saya hitung sampai 2. Kalau nggak lari saya suruh jalan bebek 50 kali putaran."

"Ini lari sekar____

"Satu."

"Saya mau nanya dulu bu."

"Du,"

Azam yang kapok mendapat hukuman jalan bebek langsung menarik tangan Ai dan El. Mengajak dua temannya itu berlari mengelilingi lapangan voli putra. Dan tanpa ia ketahui, gadis yang sedang bermain basket itu melihat dirinya ketika mulai berlari.

"Nggak jelas anjir. Tiba tiba disuruh lari." Kesal Ai. Oh ayolah dia belum selesai bertanya tapi bu Lely terus saja menghitung.

"Mending lah. Daripada tiba tiba disuruh jalan bebek 50 kali putaran." Timpal Azam membuat El seketika ngeri sendiri membayangkan hukuman sebanyak itu.

"Ini sampai kapan bu?" Tanya El saat akan melewati bu Lely yang masih berdiri ditempatnya.

"Sampai kelas 11 IPA 2 selesai olahraga." Jawab bu Lely dengan entengnya. Kemudian menghampiri pak Dedi yang berada dilapangan basket.

Entah apa yang dikatakan bu Lely, namun setelah berbicara dengan pak Dedi, guru bk itu langsung pergi meninggalkan lapangan. Menyisakan rasa penasaran Azam, Ai dan El yang telah memperhatikan sejak guru itu melangkah.

"Kabur nggak nih?" Tanya Ai setelah bu Lely tidak lagi terlihat. Menatap bergantian Azam dan El seraya tersenyum seolah sudah mempunyai rencana.

"KALIAN BERTIGA JANGAN COBA COBA KABUR YA. SAYA BAKAL TETAP PANTAU DARI SINI." Ujar pak Dedi memperingati.

Mendengar itu, Azam, Ai dan El kompak menoleh ke arah lapangan basket. Pak Dedi dengan gaya tangan bersidekap ternyata sedang mengawasi mereka.

"Ahahaha semangat bro. Semangat hah, hah, hah maksudnya." Celetuk Iki.

Pak Dedi mengalihkan pandang pada salah satu anak muridnya itu. "Kamu mau dihukum juga?" Tanyanya.

"Eh enggak pak. Saya main basket aja." Jawab Iki lalu memantul mantulkan bola yang ada ditangannya.

Permainan basket antara Indra dkk dan Ovi dkk pun dilanjutkan. Suara suporter yang tak lain teman kelas mereka sendiri kembali heboh mendukung kedua tim.

Sedangkan dilapangan basket, tiga cowok IPS itu terus berlari. Niat ingin kabur dari hukuman pupus seketika setelah pak Dedi memberikan peringatan. Bisa bisanya guru olahraga itu mau menggantikan bu Lely untuk mengawasi mereka yang sedang dihukum.

"Iyadah iya. Yang ada cewenya mah semangat semangat aja larinya." Celetuk Ai menyindir Azam yang terus melihat ke arah lapangan basket.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang