39. Omelan Jihan

7.2K 380 5
                                    

Hii bestii makasih ya udah baca, vote dan komen ceritakuᥫ᭡

"Sialan!"

Azam membuka jaket dan baju sekolahnya hingga menyisakan kaos putih. Cowok itu membaringkan tubuhnya disalah satu sofa lalu memejamkan mata. Jari kelingkingnya bergerak menyentuh sudut bibirnya yang berdarah.

"Ck! Belum juga pindah alam." Gumam Azam kesal. Bagaimana tidak, tadi sewaktu mereka saling pukul tiba tiba dua bocah datang dan menyaksikan. Tak lama kemudian keduanya lari sambil berteriak memanggil emaknya. Azam dan lima anak Tunas Bangsa itu sempat terdiam sampai akhirnya mereka langsung bergerak cepat menaiki motor masing masing dan meninggalkan tempat tersebut.

Sial. Padahal dia hampir membuat kelimanya masuk rumah sakit.

"Astagfirullahaladzim." Jihan yang baru saja dari dapur refleks beristigfar saat melihat kondisi Azam. Ia segera mendekat lalu menyamakan tingginya dengan Azam yang posisinya terlentang disalah satu sofa.

"Lo berantem ya?" Tanya Jihan namun sayangnya siempu tak menjawab. Kedua matanya masih terpejam sempurna. Jihan menatap wajah Azam dan entah dorongan darimana tangan kanannya tiba tiba bergerak mengusap rambut cowok itu. "Azam." Panggilnya lembut.

"Hem."

"Dasar bandel!"

Jihan berdiri. Gadis itu langsung lari kedapur dan meninggalkan Azam sendirian.

Azam mulai membuka mata setelah Jihan pergi. "Dasar gak peka." Gumamnya.

Lima menit kemudian,

Azam mentup matanya lagi ketika mendengar suara sandal. "Nggak peduli gw." Batinnya yang masih kesal. Oh ayolah tadi gadis itu meninggalkannya tanpa berniat mengobati lukanya.

Sedangkan Jihan, ia ternyata kembali dengan membawa baskom kecil berisi es batu dan sebuah saputangan. Setelah menyimpannya diatas meja, Jihan memunguti ransel Azam yang berada dilantai.

"Bangun dulu."

"Males."

"Jangan keras kepala Azam!"

"Nyenyenye."

Jihan menghela napas panjang sambil memegangi dadanya. Ia harus bersabar dengan balasan Azam yang terus menguji kesabarannya.

"Obatin dulu."

Cowok berkaos putih langsung membuka mata. "Apa?" Tanyanya, memastikan dua kata yang ia dengar barusan.

"Dasar budek." Cibir Jihan membuat Azam berdecak kesal. "Bangun cepetan." Suruhnya lagi.

"Lo mau ngapain?"

"Obatin cowo bandel yang sok sokan berantem."

Sial. Azam tak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.

Jihan menatap kesal Azam pasalnya cowok didepannya itu masih setia pada posisi terlentangnya. "Yaudah kalau nggak mau bangun. Obatin sendiri aja."

Mendengar itu, Azam langsung merubah posisinya menjadi duduk. Jihan tersenyum senang melihat reaksi Azam setelah mendengar ancamannya. "Kenapa bangun?" Tanyanya mengejek.

"Lo baperan soalnya."

"Makanya jangan keras kepala."

"Dasar bawel." Balas Azam pelan.

"Eh," Jihan terkejut karena Azam tiba tiba berbaring dipahanya.

"Gini aja. Nggak usah bawel." Ucap Azam sebelum gadis itu protes. "Obatin cepat." Perintahnya seenak jidat.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang