Jihan berjalan sendirian dikoridor. Ia akan ke kantin menemui sahabatnya. Disetiap langkahnya Jihan hanya diam sambil menatap kedepan. Tak ada senyum ramah atau sapaan balik pada beberapa murid yang sempat menyapanya. Gadis itu masih memikirkan pelaku yang mengotori lokernya. Jujur saja Jihan merasa risih. Jika orang itu hanya iseng sungguh ia sudah sangat berlebihan menurutnya.
"Eh, astagfirullah." Kesadaran Jihan seketika tertarik saat satu pundaknya menabrak seseorang. Dia langsung berjongkok memunguti buku buku yang jatuh dilantai tanpa melihat orang yang ditabraknya. Bahkan tak menyadari sipemilik buku memperhatikan dirinya.
"Kak Jihan."
"Maaf ya. Gw benar benar nggak sengaja." Ucap Jihan tanpa mendongak. Ia pun berdiri setelah memunguti semua buku.
"Bila." Jihan sedikit terkejut melihat orang didepannya yang ternyata adek kelas yang sempat ia tolong waktu itu. "Duh maaf ya. Aku nggak sengaja nabrak kamu."
Bila mengangguk seraya tersenyum. "Iya kak nggakpapa."
"Nih buku kamu." Beri Jihan dan langsung diterima Bila dengan senang hati.
"Makasih kak udah repot repot pungutin semuanya."
"Iya sama sama. Sekali lagi aku minta maaf ya."
Bila tersenyum sebagai balasan. "Em kak Jihan kenapa bisa nggak fokus?" Tanyanya penasaran.
Jihan terdiam sesaat sambil memikirkan alasan yang tepat. Tak mungkin ia memberitahu isi pikirannya pada Bila.
"Eh malah diem." Gurau Bila sambil tertawa kecil.
"Nggak ada apa apa kok. Tiba tiba kepikiran tugas aja." Jawab Jihan beralasan.
"Owh." Bila mengangguk paham. "Sekarang mau kemana kak?" Tanyanya lagi.
"Aku mau kekantin. Duluan ya, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Bila berbalik. Memperhatikan Jihan yang perlahan menjauh. Hingga 30 detik berikutnya tiba tiba ia memanggil nama kakak kelasnya itu. Jihan pun menghentikan langkah lalu membalikkan badannya.
"Iya, kenapa?" Tanya Jihan dengan alis terangkat.
"Kak Selin ngelakuin pembullyan."
"Hah? Dimana?" Jihan kembali mendekati Bila ketika mendengar Selin melakukan bullying lagi.
"Di rooftop. Kak Jihan harus kesana."
"Yaudah aku ke rooftop sekarang. Makasih ya infonya."
"Iya kak."
Tanpa memastikan lagi, Jihan pun pamit. Bila menatap punggung kakak kelasnya itu hingga menghilang. Jihan melangkah sangat cepat. Dia pasti mengkhawatirkan korban bullying Selin. Mengingat Selin tak segan segan menyakiti orang lain.
❃
"La, minyak apa yang bikin bahagia?" Tanya El pada Lola yang baru selesai membeli bakso bu Mia. Dengan bodohnya ia malah berhenti kemudian memikirkan jawaban dari pertanyaaan El.
Sedangkan El, cowok itu menoleh dipojokkan lalu tertawa.
"Buset dah si Lola. Otaknya cuman dijadiin pajangan aja kali ya. Bisa bisanya nggak nyadar lagi digodain anaknya pak Anton." Komentar Ai sambil menatap Lola yang masih berpikir.
"Minyak goreng." Jawab Lola.
"Salah bego."
"Dih! Pintar lo?" Lola menatap sinis El yang telah mengatainya. Padahal dua remaja itu sama sama memiliki otak sebig sendok nyam nyam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM [SELESAI]
Teen Fiction"Azam bangun." "Hem." "Shalat tahajud." "Males." .・゜゜・ JODOH ITU CERMINAN DIRI Tapi kenapa Jihan malah dinikahkan dengan Azam? cowok nakal yang hobinya bolos, ngerokok, balapan dan masih banyak lagi kebandelan yang ada didalam diri cowok itu! Cov...