38. Merasa Aneh

6.6K 326 2
                                    

Hii bestii pa kabar?

"Kiaa." Panggil Jihan sambil berlari mendekati sang sahabat yang baru saja dari kantin. Sekarang keduanya akan kembali kekelas karena waktu istirahat telah selesai.

"Kok nggak kekantin Han?" Tanya Kia.

Jihan menoleh tanpa berhenti melangkah. "Maaf Ki tadi ada urusan lagi jadi nggak sempat nyusul kamu." Jawabnya.

"Urusan apa?"

Jihan menaikkan kedua alisnya. "Em_____

"Emang ngomong apa aja sama Wulan?" Sela Kia. Sebelum kekantin Jihan memang memberitahu dirinya kalau ia akan menemui ketua kelas 11 IPA 3.

"Nggak terlalu penting. Tadi udah mau kekantin sebenarnya tapi tiba tiba ada urusan osis sama Dafa."

"Urusan osis?"

"Iya."

Dan entah sudah berapa kali Jihan berkata bohong pada Kia. Ia merasa sangat bersalah tapi dilain sisi gadis itu tak ingin memberitahukan masalah yang telah membebani kepalanya. Bukan tak mau berbagi cerita, Jihan rasa sekarang bukanlah waktu yang tepat sebab ia belum mengetahui jelas siapa pelaku dari semua hal aneh yang dialaminya beberapa minggu ini.

"Berarti kamu dari ruang osis?" 

"Iya."

"Owh."

Kia tak lagi bertanya. Jihan pun diam sebab bingung mesti berbicara apa. Kini gadis itu kembali memikirkan perkaaan Bila. Entah kenapa Jihan merasa adek kelasnya itu membohonginya. Tapi kenapa? Dilain sisi ia tau Bila bukan orang seperti itu. Dia tak mungkin berbohong. Jihan percaya tapi perasaanya malah merasa sedikit ragu.

Entahlah dia tak bisa memahami dirinya sendiri.

Sesampainya dikelas, keduanya langsung disambut keributan Indra dkk. Para laki laki itu mengerumuni Afik. Diatas mejanya ada berbagai coklat dan kertas. Jihan mengalihkan pandang dari mereka dan beralih kesampingnya. Melihat Kia yang ternyata sudah menyibukkan diri dengan handphone ditangannya.

"Drakor apa Ki?" Tanya Jihan sambil ikut menonton. Keningnya tiba tiba mengkerut setelah melihat orang orang dilayar handphone Kia. "Eh tapi kok mukanya beda. Pemainnya kayak bukan orang Korea."

"Emang bukan drakor. Aku nonton drama China."

Jihan mengangguk anggukan kepala. "Owh pantesan. Eh tapi sejak kapan kamu nonton drachin?" Tanyanya lalu menyipitkan mata seraya tersenyum aneh. "Jadi ceritanya udah nggak suka drakor nih?"

"Masih suka kok. Ini drachin pertama yang aku nonton. Nggak kalah seru ternyata dari drakor. Cowoknya juga ganteng banget."

"Iya haha masyaAllah banget." Timpal Jihan sambil memandangi cowok tampan berkulit putih dilayar handphone Kia. "Judulnya apa?"

"Our secret. Bagus banget drachinnya."

"Jujur aja napa." Ujar Indra sambil menggebrak meja.

Afik menghela napas panjang. "Gw gatau anjir." Balasnya kesal. Bagaimana tidak, sejak tadi teman temannya terus memaksanya menjawab jujur tentang siapa perempuan yang memasukkan coklat dan surat didalam lokernya.

"Enak banget lu ya ada yang ngecrushin sampe ngasih kek ginian." Celetuk Iki merasa sedikit iri setelah membaca salah satu surat diatas meja. "Perasaan gw nggak jelek jelek amat dah." Herannya sambil menyugar rambut kebelakang.

"Ini serius kagak ada yang ngagumin gw dalam diam? Gw spek duyung nct padahal." Celetuk Ucup.

"Duyung eyesmu! Doyoung anjir!" Timpal Aci ngegas.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang