36. Aira Wulandari

7.4K 343 0
                                    

Maaf karena saia baru up🙏

"Makasih ya pak udah mau bantu saya."

"Iya sama sama nak Jihan."

"Em yaudah saya masuk. Assalamu'alaikum pak."

"Wa'alaikumussalam."

Jihan melempar senyum ramah kepada satpam kemudian memasuki lingkungan SMA Angkasa. Dia berjalan sendirian. Suasana sekolah pagi itu masih sangat sepi. Jihan sengaja datang cepat karena ada sesuatu yang harus ia lakukan.

"Aira Wulandari? Dia kan ketua kelas 11 IPA 3." Batinnya. "Jadi selama ini Wulan pelakunya?" Jihan langsung menggeleng gelengkan kepala. "Nggak Jihan. Nggak baik nuduh orang lain. Aku ke kelasnya aja dulu deh. Dia pasti udah datang."

Dengan langkah cepat, Jihan pergi dikelas 11 IPA 3. Dia akan menemui Wulan sebelum mengambil jas almamaternya di loker. Lorong sekolah belum terlihat ramai. Hanya ada dia dan beberapa murid lain yang bisa dihitung jari jumlahnya.

"Assalamu'alaikum." Ucap Jihan yang kini berdiri didepan Pintu.

Seseorang yang sedang menulis pun mendongak. "Wa'alaikumussalam." Jawabnya sambil beranjak dari duduk. "Nyari siapa Han?" Gadis bername tag Aira Wulandari itu menaikkan alis melihat kedatangan Jihan yang tak biasanya.

"Boleh masuk nggak?"

"Astaga Han masuk aja kali. Ruangan ini kan bukan milik gw."

Jihan tersenyum tipis lalu akhirnya masuk kedalam kelas. "Gw nyari lo." Katanya membuat Wulan sontak menunjuk wajahnya. "Nyari gw?" Tanyanya memastikan.

Jihan mengangguk. "Gw mau nanya sesuatu sama lo tapi nggak sekarang. Bisa ketemu jam istirahat nggak?"

Wulan menggaruk kening. Jujur ia dibuat bingung dengan ajakan Jihan.

"Gimana?"

"Nggak bisa ngomong disini aja?" Bukannya menjawab Wulan malah bertanya balik.

"Bisa. Tapi sekarang waktunya nggak banyak. Istirahat aja."

"Em yaudah deh." Jawabnya sambil menganggukan kepala.

"Morning jamet." Indra dengan wajah cerahnya menyapa Iki yang sedang menyapu. "Anjay rajin. Ketempelan jin apa lo?" Tanyanya sambil melepas ransel dipundak.

"Terpaksa anjir bukan rajin." Balas Iki ngenes. Dia melirik Aci yang berdiri di depan papan tulis. Seksi kebersihan itu adalah pelaku yang memaksanya membersihkan kelas bahkan Aci sudah mengawasi sejak tadi. Di tangannya ada penggaris besi yang siap digunakan untuk memukuli temannya terutama kaum adam yang terlampau malas.

"Lanjutin lagi." Perintah Aci tertuju pada Iki yang malah berhenti menyapu.

"Iya. Bawel lo."

"Si Iki doang yang piket?" Tanya Indra dibalas anggukan santai oleh Aci.

"Nggak adil anjir."

"Kata siapa?"

"Gw lah. Masa dia doang yang nyapu."

"Adil kok. Kemarin dia nggak piket pas jam pulang dengan alasan sakit perut."

"Lha? Kan sakit anjir."

"Masalahnya gw liat nih makhluk satu nyasar diwarnet."

Raut Indra seketika berubah. Kini menatap datar Iki yang malah nyengir sambil mengangkat dua jarinya membentuk peace.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang