24. Razia Rambut

8.6K 355 0
                                    

Jihan turun dari atas motor. Melepas helm hitam di kepalanya lalu mengeluarkan uang dari kantong baju putihnya. Dia memberikan helm dan uang tersebut bersamaan kepada bapak tukang ojek di depannya.

"Makasih pak." Ucapnya kemudian berbalik.

Gadis berjilbab putih itu telah sampai di sekolah. Ia mulai melangkah memasuki SMA Angkasa. Sesekali melempar senyum ramah pada murid lain yang menyapanya.

"Oy Han."

Motor beat yang baru lewat membunyikan klakson tepat di samping nya. Ovi pelakunya. Dibelakang nya ada Aci yang melambaikan tangan.

"Ngagetin aja." Ucap Jihan sedikit keras pasalnya motor tersebut berada di depannya.

Aci menoleh sambil tertawa. "Ahaha maaf Han maaf."

Kening Jihan mengkerut melihat bu Lely berdiri di samping satpam. Beberapa murid laki laki diberhentikan guru bk itu. Tak cukup semenit, Jihan langsung paham apa yang dilakukan bu Lely.

"Razia rambut ternyata." Gumamnya.

Setelah memasuki lingkungan sekolah, Jihan tiba tiba berhenti. Dia membalikkan badan lalu melihat para murid murid laki laki itu yang kini dimarahi bu Lely.

"Jangan digunting bu. Janji deh saya cukur besok." Melas Aldi. Tak rela rambut kesayangannya dirusak bu Lely.

"Besok besok mulu. Udah dua minggu saya dengarnya."

Aldi nyengir. "Kemarin tukang cukur nya sakit bu."

"Banyak alasan kamu."

"Ibu mah nggak percayaan."

"Anjir!" Zidan mengumpat pelan. Cowok itu ngeri mendengar nada bicara Aldi yang di imut imutkan.

"Diem kamu Aldi. Sekarang kamu nunduk."

Nyali Aldi menciut melihat tatapan tajam bu Lely. Sepertinya hari ini dia harus merelakan rambut kesayangan nya. Cowok itu pun menunduk pasrah.

"Bu." Panggil Zidan.

Pergerakan tangan bu Lely terhenti. Kini guru bk itu menatap Zidan.

Zidan mengangkat jari telunjuk nya. Sontak semua mata tertuju pada dirinya. Semua heran. Namun bodohnya mereka tetap menunggu apa yang akan dilakukan cowok itu.

"Barang siapa yang memiliki rambut, hendaknya dia memuliakannya. Hadist riwayat Abu Dawud dari Abu Huraira."

Pak satpam refleks bertepuk tangan.

"Anjay." Gumam Aldi kagum.

Jihan cengo. Tak habis pikir dengan teman teman Azam. Bisa bisanya mereka membacakan hadist di depan bu Lely.

"Saya juga pernah dengar hadist itu bu." Celetuk salah satu dari mereka. Yang lain pun ikut menimpali membuat bu Lely pusing.

"Diam kalian semua!"

Bu Lely memejamkan mata sejenak. "Oke,"

"Hore."

"Dongo lu Di."

Aldi langsung menggaruk kepalanya saat mereka semua menatap datar dirinya.

"Oke. Hari ini saya bebaskan kalian dari razia rambut. Tapi ingat! BESOK SUDAH HARUS DICUKUR."

"Jadi boleh masuk nih bu?" Tanya Zidan.

Bu Lely mengecek jam tangannya.

"Masih ada waktu untuk kalian memunguti sampah sebelum upacara dimulai."

Para murid laki laki itu kompak melemaskan bahu.

"Yah ibu."

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang