7. Loker, Dasi Dan Maaf

9K 461 6
                                    

"Hati hati di jalan sayang." Ucap Eva pada sang putri yang baru saja membuka pintu mobil. Wanita itu berdiri di teras untuk melihat kepergian suami dan anaknya.

"Dah umi." Jihan melambaikan tangannya dari dalam mobil. Dia sengaja menurunkan kaca agar dapat berdadah ria dengan uminya.

"Belajar yang rajin."

"Pasti." Jawab Jihan.

Mobil berwarna putih itu keluar melewati pintu gerbang yang terbuka. Jihan melayangkan flying kiss kepada Eva yang masih berdiri di teras. Beberapa detik kemudian kendaraan beroda empat itu mulai menjauh meninggalkan rumah bercat biru tersebut.

Di dalam mobil, kedua mata cantik itu memperhatikan jalan raya. Banyak sekali kendaraan hingga membuat kondisi jalan menjadi padat. Di pagi itu semua orang memulai harinya dengan kesibukan masing masing. Termasuk dirinya yang akan berangkat ke sekolah.

"Abi." Panggil Jihan membuat Usman menoleh sekilas.

"Kenapa nak?"

"Kasih aku pertanyaan tentang Islam dong bi." Minta Jihan lalu tersenyum lebar pada abinya yang fokus ke depan.

Usman mengangguk sebagai jawaban.

"Coba sebutkan nabi yang masih hidup sampai sekarang."

"Nabi Allah yang di percaya masih hidup ada empat bi. Yang pertama nabi Khidir yang katanya hidup berdampingan dengan kita, kedua nabi Idris yang tinggal di langit, ketiga nabi Isa yang nanti akan turun dan membunuh dajjal dan ke empat nabi Ilyas yang senantiasa berdzikir dan beribadah kepada Allah sampai hari akhir nanti."

"MasyaAllah." Puji Usman sambil mengusap singkat kepala Jihan yang tertutup jilbab.

"Mau abi kasih lagi?" Tanya Usman di balas anggukan cepat oleh Jihan.

"Siapa sahabat nabi yang akan masuk surga sambil tertawa?"

"Nuaiman."

"Kenapa Rasulullah mencium bibir Hasan sedangkan Husein di bagian lehernya?"

"Karena Rasullah tau kalau sayyidina Hasan akan wafat karena di racuni sedangkan Sayyidina Husein akan wafat karena di penggal."

"Tau nggak nabi yang meninggalkan sendalnya di surga?"

"Tau dong bi. Nabi Idris."

"Aku ingat banget dulu abi cerita tentang Nabi Idris yang sengaja ninggalin sendalnya di surga karena udah betah banget dan nggak mau keluar."

Kendaraan beroda empat itu kini berhenti di depan SMA Angkasa. Jihan telah tiba di sekolahnya. Sebelum keluar, dia menyalimi tangan abinya terlebih dulu. Usman pun memberi kecupan manis di pipi kanan sang putri.

"Abi hati hati ya." Kata Jihan. Dia sudah berada di luar namun belum menutup pintu mobil.

"Iya nak. Yaudah abi pergi ya."

"Dadah abi."

Jihan melambaikan tangannya. Mobil yang di kendarai abinya kini telah menjauh. Gadis berjilbab putih itu akhirnya masuk ke dalam lingkungan sekolah.

"Pagi pak." Sapa Jihan seraya tersenyum ramah kepada satpam yang menjaga gerbang sekolah.

Jihan melangkahkan kakinya menuju loker. Gadis itu akan mengambil jas almamaternya  sebelum masuk kelas untuk menyimpan ranselnya.

"Eh."

Jihan mengernyitkan dahinya saat tak sengaja menjatuhkan dasi.

"Kok ada dasi di lipatan jas almamater ku sih?" heran Jihan sambil memungut benda itu di lantai.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang