14. Bad Boy Or Good Boy

6.2K 304 5
                                    

Tiga cowok IPS itu kini berada di depan tiang bendera. Bukannya melaksanakan hukuman, mereka malah duduk dengan satu kaki di tekuk. Mengobrol santai di bawah matahari pagi tanpa pengawasan siapapun.

"Bro, tantangan dare nya tinggal dua minggu. Setelah ini lo bakal jadi jomblo lagi." Ujar El kepada Azam.

"Anjay." Celetuk Ai. "Kalau menurut gw si Selin bakal kit heart." Tambahnya lalu tertawa.

"Udah cinta mati tuh cewek. Ya kan bro?" Tanya El.

"Susah emang jadi orang ganteng." Timpal Azam dengan pede nya.

"Nggak mau nyari cewek baru lo?"

"Nggak ah entar dua jones kayak lo pada sirik."

"Anjing." Umpat Ai dan El berbarengan. Keduanya menatap datar Azam yang kini tertawa sendiri.

"Gapapa. Gw mah orang nya sabar, tabah, dan rajin menabung." Ucap Ai mulai melengkung kan bibirnya.

Tak cukup sepuluh detik, satu jitakan langsung mendarat indah di keningnya.

"Nggak nyambung anjir." Protes El.

Disaat Ai dan El beradu bacot, Azam malah tak sengaja melihat seseorang di koridor. Dia langsung berdiri hingga berhasil menghentikan adu bacot dua temannya.

"Mau kemana lo ngab?" Tanya Ai.

"Hadang si ketos." Jawab Azam membuat Ai dan El langsung bangkit.

"Seru tuh kalau ngajakin tanding basket." Usul El membuat sudut bibir Azam terangkat.

"Emang tujuan gw." Balasnya.

Mereka bertiga mulai meninggalkan lapangan. Berjalan menuju koridor untuk menemui Dafa si ketua OSIS yang akan lewat di tempat itu. Tak pedulikan perintah dari bu Rere. Tiga cowok nakal itu benar benar santai meninggalkan hukuman yang sama sekali belum di laksanakan.

"Eh bro."

Langkah Dafa terhenti saat Ai menyapanya. Satu tangan cowok itu berada di pundaknya.

"Ada apa?" Tanya Dafa sambil menjauhkan tangan Ai dari pundak kanannya.

"Nggak ada apa apa sih." Jawab Ai membuat Dafa memutar bola matanya malas.

Azam langsung berdiri di depan Dafa saat ketua OSIS itu akan melanjutkan langkah nya. Ia menampilkan senyum miring kepada Dafa yang memandang nya dengan datar.

"Gw nggak punya waktu ngeladenin lo."

"Gimana kalau tanding basket." Ujar El.

"Bro, kalau ada orang yang nolak ajakan tanding berarti dia takut." Ai berbicara kepada El tepat di depan wajah Dafa. Dua cowok itu berada di kedua sisinya.

"Gw mau."

"Oke, jam istirahat." Kata Azam memberitahu.

Cowok nakal itu langsung berpindah. Mempersilahkan Dafa untuk melanjutkan langkahnya.

"Jangan lupa bro." Teriak El kepada Dafa yang sudah mulai menjauh.

"Buset! Datar amat tuh si ketos. Banyak beban hidup kali ye."

"Bukannya lo yang banyak beban hidup?"

"Azam anjing!"

"HEH KALIAN!."

Suara seorang wanita membuat tiga cowok itu menoleh kompak. Ketiganya langsung nyengir saat melihat bu Lely melayangkan tatapan tajam bin menusuk.

"Eh ada guru tercinta." Celetuk Azam tanpa memudarkan cengirannya.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang