30. Gara Gara Mati Lampu

8.5K 423 6
                                    

Mau ngasih tau kalau di part ini hanya ada Azam dan Jihan

Nggak tau ini part yang bakal bikin baper apa nggak? Baca ajalah....

Maaf ya kalau setelah baca kalian malah nggak baper sama sekali... Saia juga bingung mikir adegan uwu kayak gimana


"Azam."

Tangan gadis beransel hijau itu mendarat di pundak kanan cowok yang kini fokus berkendara.

"Apa?" Sahut Azam membuat Jihan terdiam sesaat. Tanpa diminta, otaknya tiba tiba mengingat kembali kejadian tadi pagi dimana Azam dengan berani memeluknya. Dan bodohnya Jihan malah diam saja saat cowok itu menyentuh nya. Entahlah, Jihan benar benar merutuki dirinya yang begitu bodoh.

"APA? GW NGGAK DENGAR?" Teriak Azam pasalnya suara Jihan tak terdengar sama sekali. Ia pikir gadis itu sudah berbicara sejak tadi.

Jihan langsung menggeleng. "Nggak jadi." Katanya sambil menjauhkan tangannya.

"Ck gajelas lo."

Hening. Tak ada lagi yang bersuara. Azam fokus ke depan sedangkan Jihan memandangi aspal sambil memikirkan siapa orang yang telah mengunci nya di toilet.

"Kayaknya ada yang iseng. Tapi kok bisa sejahat itu sih sampe ngunci pintu? Apa benar orang iseng ya?"

"Atau orang jahat yang sengaja ngunci?"

Jihan sontak menggeleng gelengkan kepala. "Nggak mungkin Jihan! Nggak ada orang jahat di sekolah. Nggak mungkin ada orang yang sengaja nyelakain kamu." Monolognya yang malah melawan pemikiran otaknya.

"HAN."

"Apa?"

"Nggak mau peluk?"

"APA?"

Azam langsung merutuki mulutnya. "Ngomong apaansi lo anjir!" Gumamnya.

Sekarang gadis dibelakangnya malah diam dengan raut bingung di wajahnya. Tadi Jihan mendengar tapi tak terlalu jelas. Suara bising kendaraan lain menjadi salah satu penyebab. Tanpa ia ketahui, Azam malah bersyukur.

"Coba ulang." Suruh Jihan sedikit keras namun Azam menggeleng. Bodoh jika ia benar benar mengulangi ucapannya.

Jihan menggigit bibir bawahnya. "Kok jadi canggung gini sih?" Monolognya, heran.

Jihan mengerutkan kening saat motor Azam berhenti di pinggir jalan. Dia pun melepas helm yang menutupi kepalanya lalu merapikan ujung jilbabnya yang meleyot. Kemudian melirik Azam yang kini menyugar rambutnya setelah melepas helmnya juga.

"Ngapain kesini?" Tanya Jihan sambil memperhatikan orang orang yang nampak asyik mengobrol dan bercanda dengan posisi duduk lesehan diatas karpet yang terbuat dari rotan.

Azam menoleh. "Mau gw beliin apa?" Tanyanya balik.

"Ha?____ Oh nggak usah."

"Yaudah."

Alis Jihan terangkat melihat Azam yang malah turun dari atas motor.

"Tunggu bentar." Perintahnya lalu berjalan mendekati salah satu gerobak jualan yang ada dipinggir jalan tersebut.

"Apasih aneh banget." Gumam Jihan kemudian ikut turun pasalnya beberapa pasang mata menatap dirinya yang masih duduk diatas motor. Dia tak menyusul Azam melainkan berdiri disamping motor cowok itu sambil memegang helm.

"Hai."

Jihan menoleh pada seseorang yang menyapanya. Sontak tersenyum kikuk saat mengetahui bahwa orang tersebut adalah laki laki. Jujur, Jihan sedikit takut dihampiri seperti ini.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang