Ting
Kak Indah
Han, Dafa sebenarnya suka sama lo"Ha?"
Kia yang baru saja memasang seatbeltnya sontak menoleh pada Jihan dengan raut wajah khawatir. "Kenapa Han?" Tanyanya.
"Kak Indah becanda kan?" Namun bukannya menjawab, Jihan malah menunjukkan layar handphonenya didepan Kia. "Nggak mungkin kan Ki?"
Kia membaca pesan yang dikirim Indah. Tak cukup sepuluh detik, gadis itu seketika beralih menatap Jihan dengan mulut yang sedikit terbuka.
"Han, Dafa suka sama kamu?"
"Nggak ah nggak mungkin. Ayo jalan."
"Iya, iya." Kia tersenyum lalu kembali fokus kedepan.
Setelah bertemu dan berbicara dengan Bila ditaman, dua gadis yang masih mengenakan pakaian sekolah itu kini akan pulang kerumah. Siempu yang mengajak keduanya pun juga sudah pergi bersama ayahnya.
"Tapi Han, kak Indah kayaknya nggak becanda deh. Kamu sadar nggak sih kalau Dafa nanyain terus keadaan kamu setelah selesai makan dikantin tadi. Bahkan pas mau balik ke kelas dia masih aja mastiin jawaban kamu." Ujar Kia sambil menoleh sekilas pada Jihan.
"Mereka nyakitin lo?"
"Lo nggakpapa kan Han?"
"Han, lo beneran nggak disakiti kan sama mereka?"
"Gw khawatir aja."
"Dia khawatir banget tau Han."
"Ki, nggak usah ngawur deh." Timpal Jihan tidak setuju dengan dugaan Kia. Oh ayolah yang menanyakan keadannya bukan hanya Dafa. Teman teman kelasnya pun juga khawatir pada dirinya setelah tau kejadian sabtu kemarin.
"Han, masa kamu nggak ngerasa sih?"
"Kita cuman temen Ki."
"Kamu doang kali Han yang nganggep temen." Ejek Kia sambil melirik Jihan yang kini diam.
"Ck bodoh! Sepupunya si ketos punya maksud lain ngajak lo nonton bioskop. Dia tuh lagi berusaha dekatin lo sama si ketos."
Perkataan Azam tiba tiba saja muncul dipikiran Jihan. Sungguh, bagaimana bisa cowok itu berfikiran jauh padahal dia sendiri tak merasa ada maksud lain perihal Indah yang mengajaknya nonton bioskop. Bukankah itu sesuatu yang biasa dalam pertemanan?
"Ah iya, waktu kamu kekunci di rooftop." Ucap Kia membuat Jihan yang sedang bingung pun menoleh dengan raut wajah penuh tanya. "Dia langsung nanyain kamu tau Han. Iya sih pertanyaan dia wajar wajar aja apalagi pas ngelihat aku makan sendirian. Tapi Han, dia terus nanyain tentang kamu setelah duduk didepan aku." Tambahnya.
"Nggak makan?"
"Gw nunggu Jihan aja."
Kia mengangguk paham sebelum akhirnya melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda karena menjawab pertanyaan Dafa.
"Gw boleh nanya lagi nggak?"
"Nanya soal apa?"
"Tentang lo sama Jihan."
"Random banget lo Daf."
Dafa tersenyum tipis sambil memperbaiki posisi tangannya yang berada diatas meja. "Lo kan suka nonton drama ya. Kalau Jihan gimana?" Tanyanya kemudian.
"Ki udah ah." Sela Jihan.
"Han, kalau Dafa beneran naruh rasa sama kamu gimana?" Tanya Kia serius.
Jihan memejamkan kedua matanya. Sungguh, ia pusing sendiri memikirkan jawaban dari pertanyaan sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM [SELESAI]
Teen Fiction"Azam bangun." "Hem." "Shalat tahajud." "Males." .・゜゜・ JODOH ITU CERMINAN DIRI Tapi kenapa Jihan malah dinikahkan dengan Azam? cowok nakal yang hobinya bolos, ngerokok, balapan dan masih banyak lagi kebandelan yang ada didalam diri cowok itu! Cov...