13. Bukan Karena Suka

6.8K 330 4
                                    

Hari ini Jihan datang lebih cepat ke sekolah. Gadis ber jas almamater itu kini terlihat menaiki anak tangga menuju rooftop. Ia akan menemui seseorang di atap sana. Karena orang itu, semalam Jihan sampe tak bisa tidur karena terus kepikiran.

Ketika sampai di rooftop, hal pertama yang ia lihat adalah seorang cowok yang sedang merokok sambil menyenderkan punggungnya di tembok.

Dia Azam. Jika bukan karena pesan yang terus menganggunya, cowok itu tak akan datang sepagi ini ke sekolah.

"Kok gw gugup sih." Gumam Jihan yang masih berdiri di depan pintu.

Setelah diam bak patung, ia pun mulai melangkah mendekati Azam. Berdiri di depannya namun tetap menjaga jarak karena cowok itu masih merokok.

"Lo gimana sih? Bukannya kemarin sama sama nggak setuju ya?"

Jihan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong jas almamaternya. Dia melihat Azam namun si empu malah menatap fokus di depannya.

Gadis itu mengambil nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan. "Gw nggak mau perjodohan ini dilanjutin." Ucap Jihan memohon. Tak ada rasa kesal atau marah di setiap katanya.

Azam membuang puntung rokoknya ke sembarang arah. Ia berdiri tegak lalu memasukkan tangan kananya ke dalam kantong celana.

"Lo sendiri gimana?" Tanyanya balik.

"Gw kenapa?"

"Bukannya lo juga terima."

"Gw___

"Apa?" Azam maju selangkah hingga mengikis jarak.

"Gw terima karena alasan lain." Jawab Jihan. "Tapi gw nggak mau nikah sama lo!"

"Kalau gw mau gimana?"

Azam menaikkan sebelah alisnya memancing amarah gadis itu.

"Lo gila?!"

"Nggak. Gw ganteng." Balas Azam santai.

"Nggak usah becanda." Jihan menonjok perut cowok itu membuat si empu sedikit tertunduk sambil memegangi perutnya.

"Pokoknya lo harus nolak. Lagipula lo udah punya pacar yang paling terkenal di SMA Angkasa. Selin bahkan lebih cantik, anggun, dan lebih cocok sama lo." Jelas Jihan yang dengan terpaksa memuji cewek IPS itu.

"Gw tetap terima."

Azam melihat gadis di depannya berdecak kesal.

"Kenapa lo harus terima?" Tanya Jihan kesal.

"Lo sendiri?" Lagi, Azam malah balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Jihan. 

Satu menit berlalu,

"Ck! Lo cuman buang buang waktu. Mending gw main game."

Jihan menatap punggung Azam yang kini melangkah meninggalkan rooftop.

"Gw terima bukan karena suka sama lo." Kata Azam tanpa menoleh ke belakang. Ia tetap berjalan hingga menghilang di pintu.

"KENAPA HARUS DIA SIH?!"

"AIZAR!"

"Allahu Akbar." Ai yang baru saja masuk kelas refleks bertakbir mendengar suara cempreng bendahara kelasnya.

Namanya Ara. Cewek yang akan tiba tiba cerewet ketika menagih uang kepada teman temannya.

Kini ia berdiri di depan Ai. Melayangkan tatapan garang pada cowok yang hobi menunggak itu. Bukannya takut, Ai malah nyengir kuda melihat tatapan bendahara kelasnya.

AZAM [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang