Bab 15 - Utusan Kerajaan Qing

3.1K 334 9
                                    

Kedatangan utusan kerajaan Qing tanpa pemberitahuan sebelumnya membuat penduduk ibukota kerajaan Huang cukup terkejut. Panji-panji kerajaan Qing yang berkibar beriringan dengan pasukan berkuda di susul kereta-kereta di belakangnya kini menjadi sorotan banyak orang.

Segala pertanyaan muncul di benak penduduk ibukota kerajaan Huang. Pertanyaan-pertanyaan yang terbesit dalam pikiran mereka adalah apa tujuan kerajaan Qing ke kerajaan Huang yang letaknya sangat jauh.

"Apakah mungkin kerajaan Qing telah tahu jika kerajaan Huang kita telah banyak berubah?" Tanya salah satu pedagang mulai membentuk kerumunan saat rombongan utusan kerajaan Qing telah jauh meninggalkan keramaian ibukota.

"Jangan katakan hal mengerikan seperti itu" tegur pedagang lain mulai ketakutan.

Wajar jika para pedagang mulai was-was. Ketika kerajaan kecil mulai berkembang, maka kerajaan besar akan mulai mewaspadainya. Mereka akan mencap kerajaan kecil yang baru saja berkembang tersebut sebagai ancaman baru sehingga peperangan mungkin akan terjadi dan hal inilah yang di takutkan penduduk ibukota kerajaan Huang.

Jika perang terjadi, lantas akan kemanakah mereka akan mengungsikan diri? Kerajaan Zhang telah memutuskan kerjasama dengan kerajaan Huang dan hal itu tentu saja termasuk bahwa mereka tidak menerima pengungsi dari kerajaan Huang. Kerajaan Han pun tidak mungkin menjadi tempat untuk mengungsi bagi mereka. Sebab kerajaan Han cukup jauh.

Letak kerajaan Han berada di selatan. Kerajaan Han merupakan kerajaan terbesar pertama di kekaisaran. Butuh waktu 10 hari untuk mencapai kerajaan Han, terlebih mereka harus melewati kerajaan Zhang dan kerajaan Qing terlebih dahulu dan itu jelas semakin tidak mungkin.

Kerajaan Zhang telah menjadi musuh mereka, dan jika kerajaan Qing memutuskan untuk menyerang mereka, maka mengungsi ke kerajaan Han bukanlah pilihan yang tepat. Kemungkinan besar mereka telah mati di perjalanan sebelum mencapai kerajaan Han dan meminta perlindungan.

"Aku bukan berniat menakut-nakuti. Hanya saja jika benar hal itu terjadi, bukankah kita harusnya segera bersiap-siap untuk mencari tempat mengungsi teraman?" Tanya pedagang sebelumnya.

"Tapi aku rasa kerajaan Huang tidak akan tinggal diam saja. Aku yakin yang mulia kaisar Axuan akan mencari jalan keluar untuk kita. Bukankah selama 1 tahun terakhir ini kita masih bisa bertahan dan menyembunyikan perubahan kerajaan Huang kita?" Tanya pedagang yang tampak lebih terpelajar dibandingkan pedagang lainnya.

"Anda benar. Saat ini kita hanya perlu bersabar dan terus percaya akan pilihan yang akan kaisar Axuan ambil".

Di sisi lain kaisar Axuan menyambut kedatangan utusan kerajaan Qing di halaman aula utama kerajaan Huang. Pemuda tampan berusia 23 tahun itu menuruni tangga aula utama kerajaan Huang dengan langkah tegas dan tampak berwibawa.

Para utusan kerajaan Qing jelas tidak akan merasa terkejut akan kehadiran kaisar Axuan yang langsung menjemput mereka. Sebelumnya saat mereka mengunjungi kerajaan Han, putra mahkota Han Ling juga melakukan hal yang sama. Yakni menjemput kedatangan mereka yang begitu mendadak. Hal ini sebenarnya sangat wajar di kalangan kerajaan. Mereka para petinggi kerajaan pasti telah mendapatkan kabar mengenai kedatangan mereka ketika baru saja melewati gerbang utama kerajaan.

"Selamat datang di kerajaan Huang, maafkan kami karna tak menyambut kedatangan kalian semeriah mungkin" kata kaisar Axuan berusaha beramah tamah dengan tamu yang baru saja datang.

"Tidak masalah yang mulia kaisar Axuan. Hal ini juga merupakan kesalahan kami yang datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Selain itu kerajaan Huang tampak sangat berbeda dibanding terakhir kali hamba datang" balas utusan kerajaan Qing yang merupakan seorang pejabat bernama Wong.

Mendengar nada sindiran dibalik jawaban pejabat Wong, kaisar Axuan lantas tersenyum miring. Ia lalu tertawa kecil dan berkata " Tentu saja. Kerajaan Huang telah dipimpin oleh Zhen dan kami tak akan selamanya menjadi kerajaan terkecil di kekaisaran bukan?" Tanya kaisar Axuan.

"Anda benar yang mulia. Sebelumnya baik kerajaan Qing, kerajaan Zhang ataupun kerajaan Han dulunya adalah kerajaan kecil yang pada akhirnya berkembang dan mampu menjadi kerajaan besar seperti saat ini" jawab pejabat Wong setengah hati.

'Pejabat ini harus melaporkan pada yang mulia kaisar Qing Wei segera mengenai perubahan kerajaan Huang yang mungkin akan menjadi ancaman besar kedepannya. Pejabat ini harus segera mengirim surat malam ini" batin pejabat Wong berusaha tersenyum pada kaisar Axuan.

'Zhen tebak pejabat Wong pasti akan melaporkan mengenai perubahan kerajaan Huang segera pada kaisar Wei. Kemungkinan ia akan mengirim surat malam' tebak kaisar Axuan yang berusaha membalas senyum pejabat Wong yang penuh makna.

'Sebelum surat itu sampai pada kaisar Wei, Zhen harus meminta Chou dan para prajurit Yinyang untuk membereskannya' tambah kaisar Axuan dalam hati.

"Pejabat Wong mari kita berbicara di aula utama" ajak kaisar Axuan berjalan beriringan dengan pejabat Wong menaiki satu persatu anak tangga.

Kaisar Axuan dengan sopan menemani pejabat Wong bersamanya menuju aula utama di mana di samping ruangan besar khusus rapat terdapat ruang khusus untuk menerima tamu. Ruangan itu cukup besar, di dalamnya terdapat satu set sofa dan meja persegi di tengahnya yang kini di atasnya telah berisi jamuan seperti kudapan dan juga teh hangat.

Pejabat Wong cukup terkejut melihat ruangan tersebut. Pasalnya kursi yang berada di tengah ruangan merupakan kursi dari negeri Eropa. Kursi tersebut di dominasi oleh bantalan empuk dan pejabat Wong tahu jika taksiran harga kursi tersebut bukanlah sejumlah uang yang sedikit.

Bahkan untuk kerajaan Qing pun hanya menggunakan sofa yang terbuat dari kayu dan bantalan biasa yang dibuat di kekaisaran. Bahkan untuk sofa dengan arsitektur tradisional dengan ukiran-ukiran rumit itu pun saja bahkan telah berhasil menguras kas kerajaan Qing. Namun melihat sofa milik kerajaan Huang, satu hal yang terbesit dalam pikiran pejabat Wong, yakni dari mana kerajaan Huang memiliki uang sebanyak itu sehingga mampu membeli sofa dari para pedagang yang datang dari Eropa.

"Pejabat Wong silahkan duduk" kata kaisar Axuan berhasil membuyarkan lamunan pejabat Wong.

Pejabat Wong mengucapkan terimakasih atas kemurahan hati kaisar Axuan. Ia lantas mulai membicarakan tujuan kedatangannya, meski sebenarnya saat ini pikirannya tengah terpecah bela akan perubahan kerajaan Huang yang begitu drastis dan misterius.

"Sejujurnya pejabat sangat berat mengatakan hal ini kepada anda, yang mulia kaisar Huang Axuan" kata pejabat Wong mengusap tengkuknya karna merasa tidak nyaman. "Namun pejabat ini hanya menjalankan perintah kaisar Qing Wei" tambahnya.

"Tidak apa pejabat Wong, katakan saja" perintah kaisar Axuan dengan raut wajah biasa saja. Padahal sebenarnya dalam hati kaisar Axuan sangat marah besar mengingat kaisar Zhang Long Fei akan bertunangan dengan putri Qing Mei di saat ia baru saja menceraikan mei-meinya.

"Kedatangan pejabat ini kemari ingin menyampaikan undangan pertunangan putri Qing Mei dengan kaisar Zhang Long Fei dari kerajaan Zhang. Acara pertunangan mereka akan diadakan tepat awal musim gugur" kata pejabat Wong "Sungguh pejabat ini memohon maaf menyampaikan berita yang tentu saja membuat anda merasa tidak nyaman terlebih kaisar Fei baru saja menceraikan putri Huang Axuan" tambah pejabat Wong tidak enak.

"Tenang saja pejabat Wong. Kami tidak apa-apa. Katakan saja pada kaisar Wei bahwa kami akan datang" balas kaisar Axuan.

"Kami?" Tanya pejabat Wong bingung.

"Tentu saja Zhen dan putri Huang Axia".

.
.
.
.
.

TBC

Jumat, 1 April 2022

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang