"Kesamping dulu dari mana kerajaan Huang mendapatkannya. Katakan padaku apa nama senjata yang mereka miliki!" Desak kaisar Jun penasaran.
Kaisar Fei tentu saja tidak suka di perintah. Hanya saja ia sadar bahwa jika ia tidak memberitahukan pada kaisar Jun mengenai senjata yang dimiliki, kaisar tua itu akan terus menanyainya. Membayangkan hal itu saja sudah membuat kaisar Fei cukup lelah sehingga tidak ada pilihan lain yang dapat kaisar Fei lakukan selain memberitahukannya. Saat ini kaisar Fei harus bisa mengontrol emosinya dan tetap bersabar hingga tujuan mereka untuk bekerja sama ini tercapai.
"Meriam?" Tanya kaisar Jun yang bingung karena baru mendengar nama tersebut.
"Singkatnya meriam ini semacam pistol besar yang menembakkan sebuah bola. Yang mana daya hancurnya sangat besar" jawab kaisar Fei.
Mendengar jawaban kaisar Fei, kaisar Jun pun akhirnya mengerti mengenai alasan banyaknya kapal-kapal milik kerajaannya tenggelam karena benda bernama meriam tersebut.
"Lantas langkah apa yang akan kita lakukan?" Tanya kaisar Jun.
"Zhen rasa kita harus menyerang kerajaan Huang lewat darat. Sebab kita telah tahu bahwa kerajaan Huang memiliki meriam untuk menghalangi penyerangan lewat perairan (laut)" ujar kaisar Fei.
"Lantas bagaimana jika kerajaan Huang juga memiliki meriam untuk wilayah daratannya?" Tanya kaisar Jun mengantisipasi kemungkinan hal itu terjadi.
"Kaisar muda ini rasa itu adalah hal yang mustahil. Meriam bukanlah sesuatu yang mudah dibuat. Zhen rasa kerajaan Huang memiliki dukungan orang asing yang memberi ataupun menjual senjata tersebut untuk mereka" jawab kaisar Fei yang terdengar meyakinkan.
"Berbicara mengenai orang asing. Saat penyerangan para prajurit kerajaan Yong terhadap kerajaan Huang. Saat itu memang ada sebuah kapal besar yang berlayar menuju kerajaan Huang. Namun para prajurit kaisar tua ini membajak kapal tersebut dan melukainya. Berselang beberapa hari semenjak kekalahan kerajaan kaisar tua ini yang begitu memalukan. Ada beberapa saksi mata yang merupakan warga kerajaan Yong melihat sekumpulan orang asing berlayar berlawanan arah menggunakan kapal milik kerajaan Huang" kata kaisar Jun memberi informasi yang sekiranya mungkin berkaitan dengan pendukung kerajaan Huang dibalik layar.
"Kurasa orang-orang yang anda sebutkan adalah orang yang bekerja sama dengan kerajaan Huang" kata kaisar Fei.
"Kaisar tua ini juga berpikir demikian" balas kaisar Jun.
Di saat kaisar Fei dan kaisar Jun tengah membahas persiapan penyerangan mereka terhadap kerajaan Huang. Di sisi lain permaisuri Zhang Mei juga tengah sibuk membuat persiapan untuk festival kekaisaran nanti. Permaisuri Zhang Mei terus berlatih bermain alat musik, menari, menyulam dan banyak hal hanya untuk melakukan balas dendam terhadap putri Huang Axia yang telah mempermalukannya di pesta pernikahannya.
Saat ini permaisuri Zhang Mei tidak akan menahan diri. Sebab ia telah mendapat dukungan penuh dari putri Zhang Miao untuk melakukan balas dendam tanpa harus merasa takut lagi membawa nama kerajaan Qing. Putri Zhang Miao merupakan bibi dari kaisar Fei, usianya sekitar 40an dan ia adalah seorang janda dengan seorang putra.
Putri Zhang Miao merupakan saudari kandung mendiang ayahanda kaisar Fei, seharusnya putri Zhang Miao telah di asingkan oleh kaisar Fei. Namun kaisar Fei masih berbelas kasih pada bibinya dan mengizinkan bibinya tetap tinggal di kerajaan Zhang dan membantunya menangani kerajaan Zhang. Setiap kali kaisar Fei harus memenuhi undangan kerajaan lain atau undangan kekaisaran, kaisar Fei akan menitipkan kerajaan Zhang pada putri Zhang Miao.
Peran putri Zhang Miao sangat penting dalam pemerintahan kerajaan Zhang. Terlebih lagi sejak kecil kaisar Fei selalu di jaga putri Zhang Miao di saat mendiang ibundanya sibuk bersaing dengan selir-selir mending ayahandanya. Kaisar Fei sangat menyayangi putri Zhang Miao dan menganggapnya seperti ibu kandungnya. Mengingat jasa-jasa putri Zhang Miao sedari ia kecil hingga kaisar Fei menggantikan mendiang ayahandanya membuat kaisar Fei tidak tega mengasingkan putri Zhang Miao sesuai aturan kerajaan ketika seseorang keluarga kerajaan telah berstatus janda.
"Kau harus membuat bahumu untuk lebih rileks lagi" kata putri Zhang Miao yang saat ini tengah melatih permaisuri Zhang Mei menari.
"Berhenti!" Kata putri Zhang Miao memberi isyarat agar permaisuri Zhang Mei berhenti menari.
"Tarian yang anda tampilkan sangat kaku. Apakah anda sedang tengang?" Tanya putri Zhang Miao memastikan keadaan permaisuri Zhang Mei.
Permaisuri Zhang Mei lantas menggeleng dan berkata "Ben Gong sama sekali tidak merasa tegang. Mungkin hanya perasaan bibi saja" jawabnya.
"Masalah pergerakan Ben Gong yang kaku, itu di karenakan Ben Gong belum menghafal dan terbiasa dengan tarian ini" tambah permaisuri Zhang Mei.
Putri Zhang Miao mengangguk mengerti. Ia lalu menyarankan permaisuri Zhang Mei untuk istirahat terlebih dahulu bagaimanapun istri dari ponakannya tersebut sama sekali belum beristirahat. Putri Zhang Miao tahu permaisuri Zhang Mei adalah tipe perempuan yang keras kepala, ia tidak akan berhenti sebelum mencapai yang ia inginkan. Hanya saja dari semua pengalaman yang putri Zhang Miao miliki dan ketahui, melakukan sesuatu berlebihan akan selalu berakhir tidak baik. Sayangnya permaisuri Zhang Mei bersikeras untuk tetap melanjutkan latihannya dan hal itu membuat putri Zheng Miao sedikit khawatir.
Kekhawatiran putri Zhang Miao bukan hanya karena ia takut permaisuri Zhang Mei jatuh sakit, tetapi kekhawatirannya juga terletak pada tekad permaisuri Zhang Mei yang begitu ingin balas dendam. Putri Zhang Miao takut kefokusan permaisuri Zhang Mei dalam melakukan balas dendam akan di manfaatkan para selir kaisar Fei.
Posisi permaisuri Zhang Mei belumlah kokoh jika ia belum mengandung ahli waris. Meskipun ia adalah permaisuri yang sah, tetap saja posisinya bisa direbut jika salah satu selir kaisar Fei lebih dulu mengandung.
Permaisuri Zhang Mei yang seakan tahu apa yang di pikirkan bibi dari suaminya itu lantas menghentikan latihannya. Permaisuri Zhang Mei lantas mengambil segelas air putih yang di sodorkan seorang dayang padanya. Permaisuri Zhang Mei juga tidak lupa mengambil handuk yang telah di siapkan dayang untuknya. Ia lalu melap keringatnya dan duduk tepat di samping kursi putri Zhang Miao sembari berkata "Yang mulia kaisar Fei tidak memiliki waktu untuk melayani godaan para selirnya di atas ranjang. Yang mulia kaisar Fei sedang sibuk membuat persiapan penyerangan terhadap kerajaan Huang sehingga ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal itu" kata permaisuri Zhang Mei yang tahu kekhawatiran putri Zhang Miao.
"Bagaimana anda bisa seyakin itu?" Tanya putri Zhang Miao.
"Karena Ben Gong tahu kaisar Fei. Yang mulia tidak berbeda jauh dengan Ben Gong. Kamu adalah orang keras kepala yang akan melakukan berbagai macam cara untuk melakukan balas dendam. Begini-begini kamu bukanlah orang yang selalu ingin kalah" jawab permaisuri Zhang Mei.
Apa yang permaisuri Zhang Mei katakan adalah hal yang benar. Kaisar Fei terlalu fokus dengan rencana penyerangan yang akan kerajaannya lakukan dengan kerajaan Yong terhadap kerajaan Huang. Sehingga ia sama sekali tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang di atas peraduan dengan para wanitanya.
Tak ingin dipermalukan di muka umum untuk kedua kalinya. Kaisar Fei ingin rencananya kali ini benar-benar matang. Ia ingin melihat kerajaan Huang hancur dan menyisakan penyesalan karena telah melawan ia dan kerajaannya.
Baik kaisar Fei dan permaisuri Zhang Mei yang saat ini fokus melakukan persiapan. Tanpa mereka sadari, apa yang mereka lakukan saat ini tengah di pantau oleh seorang pemuda yang saat ini mengenakan pakaian pejabat. Setelah mengamati apa yang kaisar Fei dan permaisuri Zhang Mei lakukan, pemuda itu lantas menerbangkan sebuah burung pengantar pesan.
.
.
.TBC
Author Note :
Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin 😭🙏🏻. Maafkan aku yang baru sempat update 🥺🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasyMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...