Aku berpikir setelah memenangkan pertempuran atas penyerangan kerajaan Yong terhadap kerajaan Huang, aku bisa tenang. Tampaknya aku salah besar. Memiliki tamu berasal dari tanah Eropa, yakni orang-orang yang berasal dari Inggris membuat pekerjaanku kian bertambah.
Pagi ini aku baru saja sarapan. Semalam aku ketiduran dalam keadaan perut kosong sehingga saat sarapan aku meminta dibuatkan makanan berat.
Baru saja menghabiskan makananku, Alan sudah datang menemui ku dan berkata, pangerannya yang entah siapa namanya telah sadar dan ia ingin bertemu denganku. Karena kondisi tubuhnya yang belum pulih sepenuhnya, akulah yang datang menemuinya. Anggap saja kunjunganku seraya memastikan keadaannya baik-baik saja, bagaimana pun aku telah berjanji pada Alan sebelumnya bahwa aku akan menyelamatkan pangerannya.
Setelah menghabiskan sarapanku, aku lantas segera menuju tenda medis kerajaan Huang yang di bangun tepat di belakang benteng pintu gerbang bagian selatan kerajaan Huang. Perjalananku menuju tenda medis tentu saja aku tidak pergi seorang diri, ada Feng dan Chou yang menemaniku. Keduanya masih saja memasang sikap waspada terhadap para tamu asing yang berasal dari Inggris yang saat ini tengah dirawat oleh kami.
Jarak dengan tenda milikku dan tenda medis memang terbilang sangat jauh. Sepanjang perjalanan, banyak prajurit dan dayang yang ku temui. Mereka memberi salam padaku sebelum kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
"Yang mulia putri, apakah anda yakin menemuinya?" Tanya Feng untuk kesekian kalinya ia lontarkan sepanjang perjalanan kami menuju tenda medis.
"Tentu saja" jawabku dengan penuh sabar.
"Tapi yang mulia ---"
"Mereka bisa saja mencelakai anda. Itukan yang ingin kau katakan Feng?" Tanyaku memotong perkataan Feng.
Feng lantas mengangguk. Ia lalu berkata "Hamba khawatir mereka hanya ingin menjebak dan mencelakai anda. Terlebih hamba belum yakin dengan mereka sepenuhnya" aku Feng.
Aku lantas berhenti dan hal itu membuat Feng dan Chou ikut berhenti. Aku membalikkan badanku menghadap keduanya. Pagi ini tampaknya kesadaran ku tengah di uji melihat bagaimana Feng dan Chou tampak begitu posesif menjagaku. Padahal mereka berdua tahu aku saat ini sedang kelelahan, tapi keduanya masih saja menambah beban pikiranku atas kekhawatiran mereka yang berlebihan.
"Dengarkan Ben Gong baik-baik" kataku memperingati.
"Pertama jika Ben Gong tidak menemui mereka lantas bagaimana komunikasi akan berjalan dengan lancar? Kalian berdua tahu bukan bahwa hanya Ben Gong yang tahu apa yang mereka katakan" jelas ku yang tentu saja langsung mendapat anggukan dari keduanya bagaimana pun apa yang ku katakan adalah hal yang benar.
"Kedua mereka telah berjanji tidak akan melukai kita. Mereka hanya meminta kita merawat dan menyembuhkan mereka. Selain itu kapal mereka telah di curi oleh prajurit kerajaan Yong, bukan hanya kapal tapi baik harta maupun senjata pun ikut dicuri" jelas ku lagi.
"Jika kalian khawatir mereka akan melukaiku. Bukankah ada kalian yang akan dengan cepat membunuh mereka sebelum mereka menyentuhku?" Tanyaku yang kembali mendapat anggukan dari Feng dan Chou.
Meski Feng dan Chou tidak melindungi ku, aku masih bisa melindungi diriku sendiri terlebih sekarang kemampuan ku telah kembali. Pedang Xue pun kini telah bersamaku meski aku belum pernah berlatih menggunakannya.
"Ketiga mereka jelas tidak bisa menyerang kita mengingat ini adalah daerah kekuasaan kita. Mereka tidak akan nekat membawa diri mereka dalam marah bahaya terlebih mereka saat ini tidak memiliki apa-apa. Boleh dikatakan saat ini mereka hanyalah sebuah gelandangan dengan status bangsawan. Saat ini posisi kita jelas unggul, mereka tidak tahu apa yang kita katakan tanpa perantara dari Ben Gong. Selain itu jumlah kita lebih banyak dari mereka. Bisa dikatakan saat ini mereka tengah bertaruh nyawa. Mereka berusaha percaya dengan kita, meminta bantuan kita tapi dengan taruhan nyawa" tambah ku mengakhiri penjelasan ku.
Pada akhirnya Feng dan Chou mengerti. Kekhawatiran mereka pun tampaknya sedikit mulai berkurang dan aku akhirnya bisa sedikit lega meski sepenuhnya rasa lega ku belum mampu mengurangi beban pikiran dan rasa lelah yang kurasakan.
"Ah, tampaknya aku masih butuh beristirahat dalam waktu yang lama" keluhku dalam hati.
Aku lantas membalikkan tubuhku dan melanjutkan perjalanan menuju tenda medis. Sepanjang perjalanan aku terus menganggu dan memberi senyuman kepada para prajurit, dayang ataupun pelayan yang menyapaku.
Tak terasa kami pun telah tiba di depan sebuah tenda besar. Di sekitar tenda tampak para tenaga medis tengah sibuk berlalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka. Terlalu fokus dengan pekerjaan mereka, mereka tidak menyadari kehadiran. Aku tentu saja mensyukuri hal itu. Setidaknya dengan mereka fokus bekerja, kedatangan ku tidak akan memicu kehebohan.
Saat melihat pergerakan Feng yang kini maju selangkah, aku dengan cepat menahannya. "Tidak perlu" perintah ku yang tentu saja mengurungkan niat Feng yang hendak mengumumkan kedatanganku.
Feng lantas mundur selangkah. Saat Feng kembali ke posisinya, aku pun mulai berjalan dan menyibakkan pintu tenda. Baru saja aku bersyukur bahwa kedatangan ku berhasil membuat semua tenaga medis tetap fokus bekerja, Alan memanggilku saat menghampiri ku yang baru saja masuk ke tenda.
Teriakan Alan tentu saja menarik perhatian para dokter, tabib dan perawatan kerajaan. Bahkan para prajurit yang masih dalam proses pemeriksaan ataupun yang tengah berada pada masa pemulihan lantas bangkit dan memberiku salam hormat. Aku lantas menepuk keningku pelan saat rencana ku untuk tidak membuat kehebohan atas kedatangan ku berhasil gagal.
"Bangunlah. Kedatangan Ben Gong kemari hanya ingin menjenguk tamu kita dari Britania Raya (Inggris). Tetaplah lanjutkan pekerjaan kalian tanpa memperdulikan kehadiran Ben Gong di sini" perintah ku yang langsung di laksanakan.
"Why do you look upset?" (Mengapa anda terlihat kesal?) Tanya Alan padaku.
Ingin rasanya aku memarahi Alan. Namun hal yang bisa kulakukan saat ini hannyalah bersabar. Alan jelas tidak tahu kalau aku tidak ingin membuat kehebohan atas kedatanganku. Selain itu tentu saja aku tetap harus beramah tamah dengan para tamu, bukan?
Hal yang paling penting saat ini adalah membuat koneksi, menjalin hubungan baik dengan negara maju seperti Britania Raya Inggris tentu saja adalah hal yang membanggakan apalagi negara Inggris pada masa ini di kenal sebagai salah satu raksasa laut di mana mereka sering berlayar mengarungi lautan dan singgah di beberapa Negara.
Teknologi dan peradaban mereka telah lebih maju mengingat saat ini mereka telah memiliki kereta bahkan mobil. Sangat menguntungkan bagi kerajaan Huang apabila mampu bekerja sama dengan salah satu kerajaan yang ada di Britania Raya.
"Nothing. It's just that earlier I wanted my arrival not to disturb the work of the doctors, healers and nurses" (Tidak ada. Hanya saja aku ingin kedatanganku tidak mengganggu pekerjaan para dokter, tabib dan perawat) jawabku yang lantas membuat Alan dengan cepat meminta maaf.
"No problem" (Tidak masalah) kataku berusaha menenangkan Alan. Membangun citra baik di mata pemuda yang saat ini mewakili kerajaannya. Hal ini kulakukan bukan karena mereka adalah tamuku saja, tapi karna aku memiliki harapan membangun kerja sama dengan kerajaan tempat Alan bekerja untuk membangun peradaban kerajaan Huang lebih maju lagi.
Jikalau pun mereka tidak ingin bekerja sama secara suka rela, maka aku akan menuntut balas budi atas bantuan kami yang menyelamatkan salah satu pewaris tahta kerajaan mereka. Mungkin terdengar licik, tapi aku ingin ada simbiosis mutualisme antara kami. Ah, mungkin saat ini aku sudah sangat kelelahan hingga sisi jahat dan licik ku pun pada akhirnya menampakkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasiaMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...