Kedatanganku tentu saja di sambut baik oleh para prajurit khusus kerajaan Huang, mendapatkan sambutan tersebut aku tentu saja membalasnya dengan senyuman. Meski mungkin senyuman yang ku berikan tampak menyeramkan mengingat aku belum terbiasa menunjukan banyak ekspresi selain kepalsuan di kehidupanku sebelumnya demi mengelabuhi para target juga semua orang.
"Hari ini yang mulia tidak akan langsung latihan berat, yang mulia kaisar meminta hamba untuk membawa yang mulia putri keliling terlebih dahulu sebelum mengikuti latihan ringan dengan para prajurit pemula" jelas Chou menuntun ku yang kini tengah di gendong oleh Feng untuk mengelilingi kerajaan Huang terdahulu.
Aku yang mendengar perkataan Chou hanya bisa mengangguk mengerti. Sebelum berkeliling aku meminta Feng untuk menurunkan ku karna aku telah merasa lebih mendingan dari sebelumnya. Dengan patuh Feng menurunkan ku dan kami pun memulai perjalanan mengenal bangunan-bangunan yang ada di kerajaan Huang terdahulu.
Chou mulai menjelaskan setiap bangunan dan fungsinya. Sebagian besar bangunan di istana luar dan dalam tidak pernah di gunakan. Bangunan-bangunan yang ada di istana luar dan istana dalam di pergunakan untuk tempat istirahat untuk para penghuni kerajaan Huang yang mengungsi jika sewaktu-waktu terjadi peperangan. Sedangkan bangunan paling belakang, yakni barak militer di gunakan untuk tempat tinggal prajurit khusus dan lapangannya di pergunakan untuk latihan.
Di saat kami berkeliling, aku baru menyadari jika kerajaan Huang terdahulu memiliki perbedaan dengan kerajaan Huang yang sekarang. Di kerajaan Huang terdahulu memiliki kuil yang di bangun di tengah-tengah kerajaan, yakni berdiri dengan kokoh diantar istana bagian luar dan istana bagian dalam.
"Chou, kuil apa ini?" Tanyaku pada Chou saat kami selesai berkeliling dan saat ini tengah berada di perjalanan menuju barak militer prajurit khusus.
Chou yang mendengar pertanyaan ku lantas berhenti tepat di hadapan tangga masuk kuil yang berdiri kokoh dan megah. Chou lantas menoleh dan menatap kuil tersebut sembari mengecek papa nama kuil yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran emas.
"Kuil ini merupakan kuil peninggalan leluhur anda yang mulia. Kaisar terdahulu memberinya nama kuil Puji. Hamba tidak tahu pasti bagaimana kuil ini di bangun di tengah-tengah, yang hamba tahu kuil ini memiliki kekuatan mistis. Dalam sejarah kerajaan Huang dan buku catatan kerajaan mengenai keluarga kerajaan Huang. Ada sebuah catatan yang menuliskan jika kuil Puji menyimpan pedang kembar legendaris, pedang pertama adalah pedang Huo. Pedang Huo adalah pedang yang dibuat menggunakan sisik naga api, dikatakan pedang Huo karna pedang tersebut mampu mengendalikan ilmu sihir elemen api dan tanah. Saat ini pedang tersebut berada pada yang mulia kaisar Axuan" jelas Chou panjang lebar.
"Jika pedang pertama ada pada Gege, lalu bagaimana dengan pedang kedua?" Tanyaku.
"Pedang kedua masih ada di sini yang mulia. Meski dalam buku catatan keluarga kerajaan telah mencatat bahwa terdapat pedang kembar di sini, namun dalam sejarah keluarga kerajaan Huang hanya pernah melihat pedang Hou beberapa kali. Sedangkan untuk pedang Xue yang terbuat dari sisik naga biru yang tinggal di daerah dingin dan termasuk naga langka, hanya pernah muncul sekali dalam 500 tahun" jawab Chou.
"Menurut yang mulia kaisar Axuan, pedang legendaris keluarga kerajaan Huang tidak dapat di pegang oleh sembarangan orang. Sebab pedang tersebutlah yang akan memilih siapa pemiliknya" tambah Feng menambahkan jawaban Chou.
"Bagaimana bisa kalian berdua tahu tentang hal tersebut? Sedangkan aku tidak" Tanya merasa bingung sekaligus kesal karna tidak tahu apa-apa tentang sejarah keluargaku dan para leluhurku.
"Tentu saja kami tahu dan hamba rasa anda belum sempat membacanya karna sejak awal dayang Rong hanya mengajari anda tentang etika, peraturan kerajaan, tata krama, aturan minum dan makan pada saat pesta, dan segala hal tentang bagaimana menjadi nona muda yang baik dan berwawasan luas dalam menghadapi para nyonya dan nona muda yang memiliki pendidikan sosial. Terlalu sering mempelajari bagaimana menjadi nona muda terpandang sehingga anda tidak mempelajari sejarah keluarga kerajaan Huang. Meskipun anda tetap belajar berhitung dan membaca buku sejarah lainnya, hamba rasa anda tidak membaca catatan para kaisar terdahulu sebab buku-buku tersebut di simpan di perpustakaan tertutup" Jawab Feng panjang lebar.
Mungkin apa yang Feng katakan ada benarnya, dalam ingatan putri Axia yang asli ia tidak pernah mempelajari masalah sejarah keluarga kerajaan Feng lebih dalam dan hal itu berhasil membuatku merasa gagal. Aku berpikir alangkah baiknya jika meminta kaisar Axuan untuk mengizinkannya belajar di perpustakaan tertutup kerajaan Huang setelah ini. Mungkin saja aku menemukan rahasia-rahasia lain yang para leluhur keluarga Feng tinggalkan, atau mungkin aku bisa menemukan ilmu baru yang tidak pernah kudapatkan di kehidupanku sebelumnya.
"Yang mulia mari kita lanjutkan perjalanan kembali ke barak militer".
Perkataan Chou berhasil menarik ku kembali tersadar dari lamunan. Aku pun mengerjakan mataku dan kembali memfokuskan diriku. Setelah kesadaran ku kembali sepenuhnya, aku pun mulai melanjutkan langkahku yang sempat terhenti di halaman kuil Puji.
Sesampainya aku di barak militer prajurit khusus, Chou mulai memintaku pemanasan terlebih dahulu dan tentu saja kulakukan dengan sepenuh hati.
Pemanasan yang kulakukan mungkin terlihat aneh di mata para prajurit khusus pasalnya aku hanya memutar-mutar lenganku, memutar pinggang dan pergelangan tangan, memutar kepalaku kiri dan kanan, dan yang terakhir kulakukan adalah melompat-lompat kecil.
"Chou aku telah selesai, sekarang apa yang harus kulakukan?" Tanyaku pada Chou yang tampak termenung melihat pemanasan yang ku lakukan.
"Chou yang mulia putri memanggilmu" tegur Feng menepuk pundak Chou agar tersadar dari lamunannya.
Chou lantas mengerjakan matanya beberapa saat sebelum menoleh menatap Feng sembari memberinya ekspresi wajah penuh tanya. Feng yang menyadari hal tersebut lantas mendesah dan berkata "Yang mulia putri telah selesai pemanasan, ia bertanya hal apa lagi yang harus ia lakukan" jelas Feng dengan sabar.
"Ah, sekarang yang mulia putri hanya perlu melakukan pekerjaan ringan" kata Chou setelah kesadarannya telah kembali sepenuhnya.
"Pekerjaan ringan?" Tanyaku bingung dengan perkataan Chou.
"Ya, pekerjaan ringan" jawab Chou menegaskan.
"Pekerjaan yang hamba maksud ialah, anda harus memulai dari hal-hal remeh terlebih dahulu sebelum memulai latihan dasar hingga latihan tingkat tinggi. Adapun pekerjaan yang harus anda lakukan, yakni menyapu halaman, membersihkan dan mengepel setiap bangunan dengan mengambil air sendiri dari sumur ataupun sungai. Pekerjaan ini akan anda lakukan tiap hari bersama dengan para prajurit pemula" jelas Chou yang tentu saja membuatku terkejut.
"Apa?" Teriakku.
"Mengapa aku harus melakukan hal itu, bukakan semua ini pekerjaan para pelayan?" Protes ku.
"Ini adalah pelajaran dasar yang mulia sebelum anda ikut latihan dasar bersama prajurit khusus lainnya" jawab Chou.
"Selain itu anda sudah sepakat dengan yang mulia kaisar Axuan, sehingga anda tidak bisa berhenti sekarang" tambah Chou yang seakan tahu pikiranku yang ingin pergi saja dari tempat ini dari pada membabu seperti pembantu.
'Sial, Gege menipuku!' geram ku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasíaMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...