Bab 92 - Negosiasi Dua Kerajaan (2)

1.6K 196 21
                                    

Seorang pria paruh bayar berusia 50 tahun memasuki aula utama di susul jendral besarnya dan rombongan prajuritnya. Pria paruh baya yang kini berbalut pakaian sutra kualitas terbaik berwarna hitam dengan sulaman perak itu adalah kaisar Yong Jun. Ia merupakan kaisar yang di kenal sebagai kaisar keras kepala, menolak kekalahan, dan selalu melakukan hal licik, keji serta kejam sekalipun untuk meraih apa yang ia inginkan.

Kedatangannya ke kerajaan Zhang adalah merupakan bentuk dari keegoisan dan rasa tidak ingin kalahnya. Ia datang kemari untuk melakukan diplomasi serta mengajukan negosiasi pada kerajaan Zhang yang merupakan musuh kerajaan Huang.

"Zhen tidak ingin berbasa-basi, jadi untuk apa kaisar Yong Jun dari kerajaan Yong jauh-jauh datang kemari?" Tanya kaisar Fei di atas singgasananya.

"Sungguh kaisar muda yang sangat tidak ramah" sindir kaisar Jun.

"Terima kasih atas pujian kaisar Jun yang telah berusia setengah abad dan memiliki lebih banyak pengalaman dari pada kaisar ini" balas kaisar Fei tidak mau kalah.

Mendengar perkataan kaisar Fei, permaisuri Zhang Mei berusaha menahan tawanya. Perkataan kaisar Fei memang sangat tidak ramah apalagi ia membalas kaisar Jun dengan ejekan bahwa pria paruh baya di hadapan mereka saat ini tidaklah lagi muda.

"Cih. Jika saja Zhen tidak membutuhkan bantuan mu. Zhen tentu saja akan menghabisi mu saat ini juga karena telah menghina Zhen" balas kaisar Jun.

"Benarkah?" Tanya kaisar Fei dengan nada suara mencemooh.

"Jika anda lupa, saat ini anda berada di daerah kekuasaan Zhen, kaisar Yong Jun. Sebelum anda menyentuh Zhen, anda tentu saja telah mati di tangan para prajurit kerajaan Zhang. Mungkin anda membawa pasukan cukup banyak, tetapi ingatlah bahwa saat ini anda berada dalam sebuah kandang singa. Keangkuhan anda jelas tidak akan berlaku di sini, sebab pemegang takhta tertinggi di kerajaan Zhang adalah Zhen" kata kaisar Fei mengingatkan kaisar Jun.

Kaisar Jun yang mendengar itu sama sekali tidak senang. Namun ia berusaha menahan diri meski egonya telah memberontak ingin melawan. Demi bala bantuan dan sokongan kerajaan Zhang, kaisar Jun harus menahan diri meski harga dirinya tengah di injak-injak oleh kaisar yang lebih muda darinya.

'Sial. Jika saja Zhen tidak membutuhkan bantuan kaisar Fei, Zhen sama sekali tidak sudi dihina seperti ini' geram kaisar Jun dalam hati.

"Mumpung Zhen masih berbaik hati tidak langsung menangkap anda, maka cepatlah katakan apa tujuan kaisar Yong Jun kemari?" Tanya kaisar Fei untuk kedua kalinya.

Ingin rasanya kaisar Jun menghancurkan wajah angkuh kaisar Fei yang saat ini memandangnya rendah. Para bawahannya tentu saja tidak terima jika kaisar mereka di perlakukan demikan. Namun lagi-lagi kaisar Jun berusaha menahan diri dan meminta bawahannya juga ikut serta menahan diri mereka meski saat ini mereka tengah diinjak-injak.

"Kedatangan Zhen kemari ialah ingin bernegosiasi dan mengajukan aliansi" jawab kaisar Jun.

Kaisar Fei lantas tertawa dan bertanya "Mengajukan aliansi?".

"Yang mulia kaisar Jun, Zhen tahu anda telah berusia setengah abad. Tetapi apakah anda lupa jika kekaisaran Ming dan kekaisaran Yuan saat ini tengah perang dingin? Zhen sebagai kepala negara kerajaan Zhang tidak ingin mengkhianati kekaisaran!" Tegas kaisar Fei yang membuat permaisuri Zhang Mei yang mendengarnya merasa lega dengan ketegasan kaisar Fei.

"Zhen tahu respon mu akan seperti ini kaisar Fei. Maka dari itu Zhen akan melakukan negosiasi agar kau berubah pikiran" kata kaisar Jun.

"Negosiasi apa yang ingin anda ingin ajukan?" Tanya kaisar Fei.

"4 hari yang lalu kerajaan kami menyerang kerajaan Huang di pelabuhan selatan wilayah mereka" kata kaisar Jun memulai penjelasan.

"Lalu?" Tanya kaisar Fei.

"Kami kalah telat!" Jawab kaisar Jun yang membuat kaisar Fei dan permaisuri Zhang Mei terkejut.

"Tidak mungkin! Bagaimana kalian bisa kalah padahal kerajaan Huang saat ini telah memutuskan kerja sama dengan kerajaan kami. Seharusnya kerajaan kalian menang. Sebab kerajaan Huang saat ini tidak memiliki sokongan dan bantuan dari kerajaan lain" kata kaisar Fei tidak percaya.

"Awalnya kami juga berpikir begitu. Hanya saja kami kalah. Itu adalah fakta. Kerajaan Huang saat ini memiliki senjata mematikan. Setiap tembakan senjata mereka berhasil menenggelamkan kapal kami dan menciptakan sebuah ledakan. Bahkan terakhir kali saat penyerangan kami sebelumya, kerajaan Huang tidak seperti sekarang" balas kaisar Jun.

"Apa maksudmu?" Tanya kaisar Fei penasaran.

"Kerajaan Huang telah berubah. Kerajaan mereka tampak lebih besar, kekuatan militer mereka pun meningkat pesat" jawab kaisar Jun.

"Kalian pasti berbohong" kata kaisar Fei tertawa setelahnya.

"Kami tidak berbohong yang mulia kaisar Fei. Jendral ini adalah saksi sebab saat penyerangan, hambalah yang memimpin pasukan" tambah jendral Bai Dong membantu junjungannya untuk meyakinkan kaisar Fei.

"Kedatangan kami kemari ialah karena hal ini. Zhen ingin membuat aliansi dengan kerajaan Zhang yang merupakan musuh dari kerajaan Huang. Zhen ingin menghancurkan kerajaan Huang dan membalaskan dendam atas dua kekalahan berturut-turut. Zhen rasa kerajaan Zhang juga memiliki dendam pribadi dengan kerajaan Huang terlebih terakhir kali di pesta pernikahan kalian menurut informan yang Zhen dapatkan, kalian dipermalukan habis-habisan" kata kaisar Juan tak lupa mengejek di akhir kalimatnya.

Wajah kaisar Fei dan permaisuri Zhang Mei yang mendengar hal itu tampak tidak senang. Meskipun mereka kesal namun apa yang kaisar Jun katakan adalah hal yang benar. Keduanya berniat mempermalukan putri Huang Axia, malah mereka balik di permalukan.

"Coba kalian pikirkan lagi, jika kita bekerja sama tentu saja kedua kerajaan saling di untungkan. Dendam pribadi kita akan tersalurkan jika kita berhasil menghancurkan kerjaan Huang. Rasa malu dan amarah kalian di hari bahagia kalian akan lenyap jika kita berhasil mengalahkan kerajaan Huang. Selain itu Zhen yakin jika kekuatan kerajaan Zhang dan kerajaan Yong digabungkan, kita pasti bisa mengalahkannya dengan mudah" kata kaisar Jun berusaha bernegosiasi.

Permaisuri Zhang Mei yang mendengar hal itu tentu saja lantas tertarik, ia lalu menarik lengan baju kaisar Fei agar suaminya itu memusatkan perhatiannya padanya.

"Ada apa?" Tanya kaisar Fei pada permaisuri Zhang Mei.

"Bukankah tawaran yang diberikan kaisar Jun sangat menggiurkan. Kita tidak perlu lagi membuang-buang waktu membuat rencana balas dendam untuk kerajaan Huang ketika festival kekaisaran nanti. Selagi ada yang menawarkan bantuan bukankan ini adalah kesempatan besar untuk balas dendam?" Tanya permaisuri Zhang Mei yang berhasil membuat kaisar Fei kembali termenung dan berpikir.

Kaisar Fei jelas tidak ingin mengambil risiko besar untuk kerajaannya, akan tetapi apa yang permaisurinya katakan adalah hal yang benar. Selagi ada yang menawarkan kerja sama, terlebih tujuan mereka sama yakni menghancurkan kerajaan Huang bukankah itu adalah kesempatan besar? Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali maka dari itu ia harusnya tidak perlu berpikir terlalu lama. Mengenai kekaisaran selama kerajaan Zhang dan kerajaan Yong saling menutupi, pihak kekaisaran Ming dan kekaisaran Yuan pasti tidak akan tahu jika mereka pandai menyimpan rahasia.

"Baiklah, Zhen terima tawaran kaisar Juan".

.
.
.
.
.

TBC

Author Note :

Awalnya aku berpikir g bakal sempat update 5 bab untuk hari ini 😭. Tapi Alhamdulillah ternyata bisa ngebut 😭😭.

Ah, mungkin itu aja selamat membaca, selamat beristirahat dan sampai jumpa Minggu depan.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang