Tenda-tenda yang di bangun telah di buka. Semua peralatan dan perlengkapan telah berada di dalam kereta. Para prajurit, dayang, dan tenaga medis kerajaan Huang telah bersiap untuk pulang. Yang beberapa prajurit kerajaan Huang yang tinggal. Yakni mereka yang memang bertugas di kota Nelayan, selebihnya semua akan kembali ke istana.
"Yang mulia, kita telah siap untuk berangkat" lapor Feng padaku.
Aku lantas beranjak bangun dari tempat dudukku. Sepeninggalan pangeran Chris, Alan dan rombongannya, aku duduk di salah satu kursi kedai makanan untuk sarapan sembari mengamati para prajurit melepaskan tenda dan para dayang dan tenaga medis kerajaan Huang yang mulai berkemas.
"Baiklah, mari kita pulang" kataku.
Aku lantas berjalan menuju rombongan yang telah menunggu. Siang ini aku memutuskan menaiki sebuah kereta untuk pulang mengingat hari sudah begitu terik dan Yiyi melarang ku menaiki kuda di cuaca yang sedang panas seperti ini. Yiyi khawatir kulitku terbakar dan menggelap karena terpapar matahari selama perjalanan pulang ke istana yang memakan waktu setengah hari. Alhasil aku pun menuruti perkataan Yiyi dengan pulang menaiki kereta bersamanya.
Saat aku telah naik di atas kereta dan duduk dengan nyaman, perlahan kereta pun mulai bergerak. Rombongan kami pun mulai meninggalkan kota Nelayan yang mendapat sambutan hangat dari para penduduk yang mengantar kepergian kami.
"Semoga anda selamat sampai tujuan yang mulia putri".
"Terima kasih telah menjaga dan melindungi kami".
"Semoga kalian panjang umur".
"Sampai jumpa".
Teriakan-teriakan para penduduk membuatku tersenyum. Aku melambaikan tanganku melalui jendela kereta yang sengaja ku biarkan terbuka. Setelah kereta mulai menjauhi kota Nelayan, aku pun menurunkan tangan dan mulai menyandarkan punggungku pada dinding kereta.
"Lelahnya" keluhku.
"Apakah anda ingin di pijit yang mulia?" Tanya Yiyi khawatir.
"Tidak perlu, aku hanya butuh istirahat" jawabku.
"Bangunkan aku ketika telah memasuki ibukota" pesanku pada Yiyi sebelum memejamkan mataku.
Rasa lelah yang kurasakan selama 5 hari di perbatasan gerbang utama bagian selatan kerajaan Huang rasanya telah menumpuk banyak. Alhasil hari ini aku pun mulai merasakan dampak dari aktifitas yang kulakukan. Aku kelelahan, dan rasanya energi ku terasa terkuras. Hari ini aku tidak melakukan apapun, tetapi entah kenapa aku merasa lemas dan mengantuk.
Hari mulai beranjak sore, dan rombongan putri Axia baru saja memasuki ibukota kerajaan Huang. Keheningan yang dirasakan selama perjalanan berubah menjadi keributan saat para penduduk ibukota menyambut kedatangan kami yang membawa kemenangan setelah melawan kerajaan Yong.
"Hidup kerajaan Huang!"
"Hidup kerajaan Huang!"
Teriakan-teriakan penuh suka cita berhasil mengusik waktu istirahatku. Aku yang rasanya masih mengantuk terpaksa bangun dan melihat keluar jendela yang sedari tadi Yiyi biarkan terbuka agar aku tidak merasa kepanasan di dalam kereta.
"Apakah kita telah berada di ibukota?" Tanyaku pada Yiyi.
"Iya yang mulia putri" jawab Yiyi.
"Kita baru saja memasuki ibukota, tetapi sambutan para warga sudah begitu ramai di sepanjang perjalanan" tambah Yiyi.
Mendengar jawaban Yiyi, aku pun turut merasa senang. Bagi penduduk kerajaan Huang, ini adalah kali pertama kerajaan mereka menang tanpa bantuan kerajaan Zhang. Sebelumnya kerajaan Huang sangat bergantung dengan kemiliteran kerajaan Zhang sehingga pada masa-masa sulit seperti terjadinya penyerangan tiba-tiba dari kerajaan lain di kekaisaran berbeda, kerajaan Huang selalu bergantung dan mengandalkan kerajaan Zhang.
Tetapi hari ini berbeda. Prajurit kerajaan Huang telah berhasil bangkit. Kerja keras mereka membuahkan hasil. Para penduduk ibukota kerajaan Huang juga sadar bahwa perubahan kerajaan Huang selama 1 tahun terakhir tidak lepas dari kerja keras kaisar Axuan, terlebih kerajaan Huang perlahan mulai meningkatkan pertahanan kerajaannya sejak putri Axia kembali ke kerajaan Huang beberapa bulan terakhir.
Banyak pertanyaan yang ada dalam benak para penduduk ibukota kerajaan Huang. Salah satunya adalah bagaimana kaisar Axuan membangun kerajaan Huang menjadi kerajaan lebih besar dengan cara memperbesar wilayahnya, mengubah perbatasan kerajaan yang awalnya hanya memiliki dua gerbang kini menjadi tiga gerbang.
Salah satu pertanyaan yang paling membuat penduduk ibukota penasaran ialah dari mana kaisar Axuan mendapat dana sebesar itu untuk membangun gerbang ketiga kerajaan mengingat gerbang yang di bangun mengelilingi wilayah yang cukup luas.
Tak banyak yang tahu jika kerajaan Huang sebenarnya adalah kerajaan terkaya sebelumnya. Memiliki 2 pedang legendaris pada masa-masa kejayaan leluhur keluarga Huang telah berhasil membuat mereka mengumpulkan banyak uang dan hadiah. Meskipun mata uang kerajaan Huang terdahulu yang kini dijadikan tempat latihan prajurit khusus berbeda, tetapi nilai jualnya sangat mahal. Terlebih saat ini ada banyak orang-orang kaya yang suka mengoleksi mata uang lama.
Pertanyaan para penduduk ibukota hanya berpusat pada kaisar Axuan. Tidak ada dari mereka yang menanyakan perkembangan yang telah dilakukan putri Axia. Mungkin karena orang-orang berpikir pengetahuan yang di dapatkan putri Axia berasal dari kerajaan Zhang saat ia menjadi permaisuri di sana. Tidak ada dari mereka yang merasa curiga. Sebab semua orang tahu bahwa kerajaan Zhang adalah kerajaan kedua di kekaisaran Ming yang merupakan kerajaan besar dan cukup maju.
Aku tentu saja bersyukur mengenai pemikiran para penduduk ibukota kerajaan Huang yang seperti itu. Dengan pemikiran mereka yang demikian, aku tidak perlu mencari alasan dan menjelaskan pada semua orang mengenai pengetahuan yang ku miliki.
"Yang mulia, kita telah sampai".
Yiyi berhasil menyadarkan ku dari lamunan. Terlalu lama termenung membuatku tidak sadar jika aku dan rombongan telah berada di halaman aula utama kerajaan Huang. Aku lantas perlahan bangun dari dudukku dan turun dari kereta di bantu Feng yang sejak tadi menungguku keluar.
"Yang mulia ada apa? Apakah anda sakit? Sedari tadi, semenjak anda bangun, anda terus saja terdiam" tanya Yiyi khawatir setelah ia menyusul ku turun dari kereta.
"Tidak ada Yiyi. Ben Gong sangat lelah sehingga menjadi diam selama perjalanan" aku ku yang sepenuhnya tidak berbohong. Aku sangat lelah sehingga untuk berbicara saja pun rasanya sangat menguras tenaga.
Di sisi lain, di saat putri Axia telah pulang ke istana. Prajurit kerajaan Yong dari kekaisaran Yuan menuruni kapal besar yang baru saja bersandar di pelabuhan kerajaan Zhang. Kedatangan para prajurit kerajaan Yong ialah dengan maksud mengantar kaisar Yong Jun yang saat ini berniat membentuk aliansi dengan kerajaan Zhang yang merupakan musuh kerajaan Huang.
Setelah mendapat kekalahan telat untuk kedua kalinya, kaisar Jun merasa tidak terima. Ia tidak terima mendapatkan kabar bahwa hasil penyerangan yang telah di siapkan mereka matang-matang di patahkan oleh sebuah benda yang menembakkan peluru dan menciptakan sebuah ledakan.
Tidak menerima kekalahan prajuritnya yang memalukan karena melarikan diri, kaisar Jun akhirnya memilih datang ke kerajaan Zhang guna membocorkan informasi kerajaan Huang yang kini memiliki senjata mematikan. Ia akan memprovokasi kaisar Fei yang saat ini memang sedang perang dingin dengan kaisar Axuan dan putri Axia dari informasi yang ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasyMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...