Kaisar Axuan hanya mampu menggelengkan kepalanya saat saudari perempuannya sama sekali tidak peka dengan penampilannya saat ini. Rambutnya yang awalnya terikat rapi kini berantakan dengan beberapa helai rambut berjatuhan. Wajahnya yang tampak mulai sedikit tirus kini tengah di nodai bercak darah yang masih tampak segar. Pakaian sutranya yang berwarna coklat muda tak kalah mengerikannya dengan bercak darah panjang.
Kaisar Axuan tidak tau apa yang telah saudari perempuannya lakukan hingga ia pulang dengan penampilan mengerikan seperti itu. Orang-orang tentu saja akan berpikiran buruk jika melihat penampilan putri kerajaan Huang yang mereka junjung dan hormati kini.
"Zhu Fan, ada apa? Mengapa kau diam saja?" Tanya ku.
Menyadari ketidak kepekaan saudari perempuannya, kaisar Axuan pun berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri saudari perempuannya. Kaisar Axuan menepuk pundaknya pelan agar perhatian mei-meinya itu kini tertuju padanya.
Aku yang merasakan pundakku di tepuk pelan lantas menoleh kesamping dan mendapati kaisar Axuan yang mulai mendekatkan bibirnya pada telingaku. Ia membisikkan mengenai penampilanku yang membuat Zhu Fan syok dan tak mampu berkata-kata saat ini saking terkejutnya. Aku lantas mengamati penampilan ku. Beberapa saat aku juga sempat terkejut melihat kondisiku yang saat ini sangat mengerikan. Wajar saja Zhu Fan syok berat melihat penampilan ku saat ini. Aku lantas meminta maaf dan menyuruh Zhu Fan menungguku beberapa saat. Aku ingin mengganti bajuku terlebih dahulu.
"Zhu Fan maafkan penampilan mei-mei yang mungkin mengejutkanmu. Akhir-akhir ini, mei-mei memang selalu pulang dengan penampilan berantakan dan noda darah di pakaiannya" kata kaisar Axuan penuh sesal.
Mendengar penjelasan kaisar Axuan. Zhu Fan lantas mulai berpikiran buruk tentang putri Axia. Zhu Fan tahu jika mereka sama-sama merupakan reinkarnasi, namun jika melihat penampilan putri Axia, dan penjelasan dari kaisar Axuan yang menjelaskan akhir-akhir ini putri Axia selalu pulang dengan kondisi berantakan dan noda darah di pakaiannya, Zhu Fan berpikir jika putri Axia mungkin baru saja melakukan hal keji, mungkin seperti menyiksa, atau membunuh seseorang.
Menurut istrinya yang telah memasuki usia kandungan yang hampir melahirkan. Keluarga Kerajaan sangatlah kejam. Mereka bisa menghukum siapa saja meski kesalahan yang dibuat seseorang sangatlah kecil sekalipun, nyawa bisa saja jadi taruhannya.
"Zhu Fan"
"Zhu Fan"
"Kepala desa Zhu Fan!!" Teriak ku yang akhirnya berhasil membangunkan Zhu Fan dari lamunannya.
"Ma-maafkan hamba yang mulia" jawab Zhu Fan.
Aku baru saja selesai mengganti pakaianku dan buru-buru kembali ke aula utama kerajaan Huang. Kedatangan Zhu Fan yang memberi laporan pada saudara laki-laki ku mengenai penjualan produk sampo dan sabun yang kami buat laku keras. Bahkan permintaan mengenai sampo dan sabun kian bertambah dan membuat penduduk Sun Yi kewalahan.
"Aku sudah tau jika saat ini kalian sangat kewalahan. Maka dari itu aku mengusulkan pada Gege untuk membuka cabang lain. Kami akan membuka cabang bukan hanya satu, tapi tiga cabang sekaligus mengingat permintaan semakin banyak. Selain itu aku telah menetapkan peraturan jika bangsawan hanya mampu membeli maksimal lima buah sabun, dan lima botol sampo selama seminggu. Sedangkan kalangan biasa akan ditetapkan maksimal pembelian adalah tiga untuk masing-masing produk" jelas ku yang langsung di setujui Zhu Fan.
"Terimakasih yang mulia. Hal itulah yang ingin hamba dengar" kata Zhu Fan terharu.
Pembukaan cabang baru untuk produk yang dikembangkan oleh kerajaan Huang tentu saja akan di ambil alih oleh menteri keuangan dan menteri pengembangan. Kepala pengelola produk tentu saja akan tetap di pegang oleh Zhu Fan, sedangkan orang-orang yang di percaya menghandle proses pembuatan sabun dan sampo di tempat baru akan diberi jabatan sebagai kepala cabang. Satu tingkat dibawah Zhu Fan.
Aku mulai menjelaskan pada Zhu Fan jika produksi mereka akan mulai diambil alih pemerintahan kerajaan Huang. Aku tetap bekerja, tetapi bekerja dibalik layar. Alasan mengapa kuserahkan semuanya ke pemerintah dikarenakan besok kami akan memulai perjalanan menuju kekaisaran yang tentu saja akan memakan waktu berhari-hari untuk sampai. Selain itu produk sampo dan sabun yang mereka buat kini sudah menjadi produk lokal mereka sehingga harus ada izin dari pemerintah langsung.
Meskipun aku seorang putri, aku ingin dengan adanya produk sampo dan sabun yang kami buat bisa membantu pemasukan perekonomian kerajaan Huang seperti tujuan awal ku dengan Zhu Fan yang ingin mengubah dan membuat kehidupan di kerajaan Huang lebih layak yang lebih modern.
"Axia"
"Huang Axia"
Pedang Xue trus memanggil namaku. Saat ini aku tentu saja masih membawa pedang Xue bersamaku. Aku lupa meletakkannya sehingga aku kembali membawanya setelah pagi tadi menghabiskan waktu berburu dan melakukan kultivasi.
"Ada apa?" Tanyaku pada pedang Xue yang saat ini ada dibalik pakaian kebesaran ku.
Zhu Fan baru saja pulang sehingga aku bisa aman berbicara dengan pedang Xue. Meski ada Zhu Fan sekalipun, aku rasa ia hanya akan menganggap ku orang aneh karena berbicara sendiri. Beberapa waktu yang lalu keberadaan pedang Xue telah di ketahui oleh seluruh penghuni kerajaan Huang. Kabar tersebut tentu saja mengejutkan. Semua orang merasa senang karena masa jaya kerajaan Huang seperti puluhan atau ratusan tahun terakhir akan datang. Di sisi lain para penghuni kerajaan pun merasa sedih mengingat akan ada bahaya yang pasti akan menghampiri kerajaan mereka ketika kedua pedang legendaris kerajaan Huang muncul.
Kabar munculnya pedang Xue belum di umumkan pada seluruh rakyat kerajaan Huang. Hal itu di karenakan paman mereka, Yu Zhong melarang mengumumkannya untuk sementara waktu. Alasannya dikarenakan Yu Zhong tidak ingin membuat seluruh penduduk kerajaan Huang panik dengan kemunculan kedua pedang legendaris kerajaan Huang. Sejarah kerajaan mereka turun temurun menceritakan bahwa akan ada bahaya menghampiri jika kedua pedang legendaris kerajaan Huang muncul.
"Aku mencium bau darah" aku pedang Xue.
"Apa maksudmu?" Tanya ku bingung.
"Kurasa akan terjadi peperangan" kata pedang Xue.
"Kapan?" Tanyaku berusaha memastikan agar prajurit kerajaan Huang yang kerap kali ku latih sesempat mungkin bisa bersiap.
"Aku tidak bisa memastikannya kapan. Aku hanya merasakan hawa penuh kebencian dari dua arah" jawab pedang Xue.
Mendengar penjelasan pedang Xue, aku lantas melaporkannya pada kaisar Axuan dan juga menteri Yu Zhong yang kebetulan sedang berdiskusi. Kaisar Axuan juga mengatakan hal yang sama, pedang miliknya Hong juga merasakan hal yang sama. Karena hal itulah kaisar Axuan memanggil pamannya untuk berdiskusi memikirkan rencana kedepannya mengingat kami, kaisar Axuan dan aku akan berangkat besok menuju kekaisaran MingQi.
"Paman apa yang akan kita lakukan? Baik Hong ataupun Xue tidak dapat memprediksi kapan peperangan terjadi. Aku takut jika hawa kebencian yang dirasakan Hong dan Xue akan menyerang ketika aku dan mei-mei meninggalkan kerajaan Huang" kata kaisar Axuan mulai cemas.
"Tenangkan diri mu, yang mulia kaisar" kata Yu Zhong berusaha menenangkan ponakannya.
"Kau tidak perlu khawatir. Pergilah ke kekaisaran sebagai perwakilan kerajaan. Masalah perang yang akan terjadi nanti, serahkan semuanya pada paman. Lagian bukannya kita memiliki senjata mematikan? Selain itu, para prajurit Huang dan prajurit khusus mu telah berlatih cukup keras. Paman akan menghandle semuanya di sini selama kalian pergi. Paman berjanji tidak akan ada korban jiwa" janji Yu Zhong.
![](https://img.wattpad.com/cover/287772583-288-k633080.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasíaMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...