Dua hari perjalanan ditempuh kaisar Axuan dan rombongan, akhirnya merekapun tiba di kerajaan Huang. Setelah mampir sejenak di istana untuk menurunkan Yiyi dan para dayang dan pelayan, kaisar Axuan kembali melanjutkan perjalanan menuju kota nelayan bagian selatan kerajaan Huang.
Saat ini tidak ada waktu bagi mereka bersantai. Sebagai seorang kaisar, kaisar Axuan memilih untuk ikut terjun langsung ke peperangan meski pamannya, perdana Mentri Yu Zhong melarangnya keras. Wajar jika perdana menteri Yu Zhong melarangnya, hal itu dikarenakan kaisar Axuan belum memiliki keturunan. Baik perdana menteri Yu Zhong dan istrinya baru saja akan merencanakan perekrutan selir untuk kaisar Axuan. Meskipun menteri Yu Zhong mengkhawatirkan ponakannya, kaisar Axuan malah tidak memperdulikan hal itu. Ia malah berpikir bahwa jika ia mati, masih ada putri Axia yang akan menggantikannya. Awalnya kaisar Axuan berpikir demikian, tetapi saudari perempuannya malah kini ikut bersamanya.
"Mei-mei harusnya kau tidak perlu ikut" kata kaisar Axuan untuk kesekian kalinya.
Perkataan kaisar Axuan seakan-akan tidak mengharapkan kehadiranku. Namun aku sangat tahu, dibalik perkataan tersebut tersimpan kekhawatiran kaisar Axuan untukku. Hanya saja hal itu tidak berlaku sekarang. Mau sekeras apapun kaisar Axuan menyuruh atau memintaku tinggal, aku akan tetap bersikeras untuk ikut.
Kemarin kekaisar Yong sudah menyerang, itu berarti terhitung peperangan telah berlangsung selama satu hari. Diperkirakan peperangan kemungkinan akan berlangsung lama mengingat ini adalah perang antara kekaisaran yang bukan hanya melibatkan satu kerajaan, tetapi banyak kerajaan dibawa naungan kekaisaran masing-masing.
Untuk kekaisaran Yuan sendiri menaungi lima kerajaan. Sedangkan kekaisaran MingQi hanya menaungi empat kerajaan. Terhitung terdapat selisi satu kerajaan antara kekaisaran Yuan dan kekaisaran MingQi. Melihat hal itu saja sudah cukup membuat orang paham jika kekaisaran MingQi tentu saja kalah jumlah pasukan prajurit.
"Gege bagaimana bisa kau menyuruhku pulang dan tetap tinggal di kerajaan padahal kau yang paling tahu saat ini kita kalah jumlah?" Tanyaku pada kaisar Axuan.
"Saat ini kerajaan Huang dan kerajaan Zhang adalah garda depan. Kemarin peperangan telah dimulai dan saat ini para prajurit tengah berjuang melawan pasukan kekaisaran Yong yang tentu saja jumlahnya jauh lebih banyak dari pasukan yang kita miliki saat ini" jeda ku mengambil nafas.
"Aku ingin turun ke peperangan meski keberadaan ku mungkin hanya menjadi beban, setidaknya aku ingin membantu mengurangi jumlah mereka. Gege lupa? Begini-begini aku adalah seorang assassin di kehidupanku sebelumnya" tambahku yang membuat kaisar Axuan diam.
"Zhen tau. Sangat tau itu! Tapi apakah kau tidak takut mati untuk kedua kalinya?" Geram kaisar Axuan frustasi dengan jalan pikir saudarinya.
"Aku seorang Assassin. Pekerjaanku adalah membunuh. Aku berulang kali membahayakan diriku bahkan membawa tubuhku menuju kepada kematian, namun selama ini aku masih selamat, sebelum atasanku membunuhku dengan menjebak ku" aku ku.
"Gege kau tau? Saat ini aku sedang sangat marah. Maka dari itu biarkan aku itu. Aku ingin meluapkannya" tambah ku yang tentu saja membuat kaisar Axuan terkejut saat aku memberinya tatapan dingin yang memancarkan kilatan cahaya membunuh.
Setelah percakapan itu, kaisar Axuan lebih memilih banyak diam. Iya takut. Takut dengan sosok putri Axia yang saat ini tampak asing dan jauh darinya. Dari tatapan yang putri Axia berikan saja sudah cukup membuat kaisar Axuan sadar bahwa saat ini yang ia lihat adalah Ma Axia. Jiwa seorang Assassin di kehidupan yang jauh lebih modern dari tempat mereka saat ini.
Pikiran kaisar Axuan buyar saat kereta yang mereka naiki berguncang hebat. Kereta yang berhenti secara mendadak nyaris membuat kaisar Axuan terjungkal ke depan. Saat kaisar Axuan hendak bertanya mengapa mereka tiba-tiba berhenti, Feng lebih dulu membuka pintu kereta mereka.
"Yang mulia, tampaknya kita tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju kota nelayan" ujar Feng.
"Mengapa?" Tanya kaisar Axuan.
"Benteng gerbang pertama kerajaan Huang dan kota nelayan berhasil dimasuki oleh prajurit kekaisaran Yuan. Saat ini pasukan Kerajaan Huang yang bertahan di benteng gerbang pertama memilih mundur dan bergabung dengan prajurit kerajaan Huang yang kini telah bersiap di benteng pertahanan gerbang kedua. Mengenai kota nelayan --
"Tidak perlu kau lanjut, perintahkan rombongan tetap jalan menuju benteng pertahanan gerbang kedua kerajaan Huang" tegas kaisar Axuan dengan wajah yang mulai tampak serius.
Hanya dalam waktu satu hari pertempuran kekaisaran Yuan mulai memasuki wilayah kerajaan Huang dan menduduki salah satu kota yang dikenal akan penghasilan ikan terbesar di kerajaannya. Hal ini menunjukkan betapa agresifnya prajurit kekaisaran Yuan padahal kerajaan mereka telah di fasilitasi meriam. Walaupun tidak mampu mengurangi banyak prajurit kekaisaran Yuan, seharusnya benteng pertahanan gerbang pertama masih bisa bertahan dua hari sebelum prajurit kekaisaran Yuan bisa memasuki wilayahnya.
Menyadari bahwa perbedaan jumlah dan kekuatan membuat kaisar Axuan lantas berpikir keras. Jika bantuan dari kekaisaran baru akan datang dalam waktu 2 hari kedepannya, maka bisa di pastikan prajurit kekaisaran Yuan juga mungkin telah memasuki wilayah benteng pertahanan gerbang kedua dengan menduduki beberapa desa setempat. Kerajaan kecilnya bisa rata hanya dalam waktu hitungan hari jika pihak kekaisaran MingQi tidak bergerak dengan cepat.
Kaisar Axuan lantas mengalihkan pandangannya pada saudari perempuannya, di hadapannya putri Axia tampak tenang namun ekspresi yang ia tunjukkan sulit kaisar Axuan jelaskan. Mungkin saat ini ia semakin marah mengingat kota nelayan merupakan kota kesukaan putri Axia. Awal-awal ia melakukan rutinitas berlari bersama dengan prajurit kerajaan Huang, mereka memilih berlari ke arah dermaga selatan benteng pertahanan gerbang ketiga yang ada di bagian selatan kerajaan Huang.
Biasanya mereka berlari mulai dari subuh dini hari di saat matahari belum nampak dan udara masih sangat dingin, ketika mereka tiba di pantai matahari baru nampak dan mereka pun mulai sibuk di pantai dengan segala aktifitas yang mereka lakukan seperti berenang, bermain bola dan segala hal yang menyenangkan. Ketika mereka lapar, mereka akan singgah mencari makan di kota nelayan.
Putri Axia dan para prajurit kerajaan Huang sering ke sana mengingat ada banyak prajurit kerajaan Huang yang dibagi beberapa kelompok untuk latihan bersama. Saudari perempuannya juga kerap bercerita jika para penduduk kota nelayan sangat ramah sehingga kadang mereka selalu lupa untuk pulang.
Laporan Feng mengenai prajurit kekaisaran Yuan dari gabungan prajurit-prajurit kerajaan-kerajaan dibawah naungannya tentu saja sudah jelas menggambarkan bahwa dengan menduduki wilayahnya saat ini itu berarti pihak prajurit barisan pertama mengalami kekalahan karena jumlah yang berbanding jauh. Entah bagaimana kondisi para penduduk sana, kaisar tak mampu membayangkannya. Ia hanya berhadap jika sebagian penduduknya di kota nelayan selamat dari amukan para prajurit kekaisaran Yuan.
Kereta yang mereka tumpangi kembali berhenti. Saat kaisar Axuan menoleh keluar jendela, tampaknya mereka telah sampai di benteng kedua gerbang kedua kerajaan Huang. Tanpa membuang-buang waktu lama, kaisar Axuan lantas turun disusul putri Axia di belakangnya. Kedatangan mereka lantas membuat beberapa prajurit terkejut, sebab saat ini kondisi dibelakang benteng kedua cukup kacau mengingat banyaknya prajurit yang saat ini tengah mendapatkan perawatan medis dari tim medis kerajaan Huang yang turut di turunkan dalam peperangan garda belakang sebagai tim penyelamat.
Kaisar Axuan dan putri Axia hanya mengangguk saat para bawahannya memberi salam, keduanya lantas berjalan cepat menuju tenda besar yang dibangun khusus untuk rapat. Di sana sudah ada Mentri Yu Zhong yang tampaknya harus kembali ke Medan perang setelah memilih pensiun dan menjabat sebagai menteri pertahanan dan keamanan serta kemiliteran kerajaan Huang. Melihat sosok paman mereka yang berada di sini dan memilih turun tangan, maka dapat keduanya simpulkan bahwa situasi saat ini sangat buruk sehingga pamannya harus ikut turun tangan dan bibi mereka harus mengambil alih pengelolaan di istana.
"Paman, bagaimana situasi saat ini?" Tanya kaisar Axuan saat ia dan putri Axia baru saja memasuki tenda rapat petinggi kemiliteran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)
FantasyMa Axia adalah seorang gadis muda berprofesi sebagai seorang pembunuh profesional di Tiongkok. Ia merupakan pembunuh bayaran terkenal dengan gaji fantastis. Prestasinya dalam menyelesaikan misi begitu akurat dan tepat sehingga ia mendapat julukan se...