Bab 41 - Proses Pembuatan Meriam (2)

1.8K 219 2
                                    

Membuat meriam tentu saja tidak boleh asal mengingat akan banyak timah besi, besi dan juga logam yang akan di pakai. Maka dari itu hari ini aku akan menjelaskan bagaimana cara membuat meriam yang mudah mereka pahami.

"Selamat pagi untuk para pandai besi. Hari ini adalah hari pertama kita akan memulai membuat senjata mematikan. Namun sebelum itu kalian harus memperhatikan penjelasan Ben Gong serta mempelajari selembar kertas mengenai penjelasan pembuatan meriam yang akan di bagikan" jelas ku.

Aku lantas menjentikkan jemariku lalu kertas berukuran raksasa dengan gambaran proses pembuatan meriam beserta penjelasannya di bentang. Semua pandai besi terkejut dengan apa yang mereka lihat. Ini adalah kali pertama mereka melihat kertas ukuran besar. Selain itu mereka terkejut dengan senjata yang akan mereka buat. Penjelasannya begitu detail dan mudah di pahami, bahkan saat para prajurit mulai membagikan selembar kertas membuatkan meriam yang telah di salin oleh para kasim kerajaan Huang agar para pandai besi yang posisinya jauh dari kertas raksasa yang menjelaskan segala detail pembuatan meriam juga bisa mengerti dan paham.

"Seperti yang kalian lihat, pertama-tama yang perlu kita buat adalah badan meriam, di susul dengan roda dan juga peluru. Kemarin lalu, Ben Gong pernah mengatakan bahwa senjata ini mampu menenggelamkan 1 kapal kayu besar, mampu menghancurkan satu tempat dengan luas kehancuran yang besar. Alasan mengapa Ben Gong merahasiakan pembuatan senjata ini tentu saja karna Ben Gong dan yang mulia kaisar telah mempertimbangkan keselamatan penduduk kerajaan Huang" jedaku seraya mengambil nafas.

"Jika kerajaan di kekaisaran yang sama tahu kita mulai berkembang dan mengembangkan senjata-senjata dengan kekuatan besar, kira-kira apa yang mereka pikirkan?" Tanyaku pada para pandai besi.

"Mereka akan berpikir bahwa kerajaan Huang akan menjadi ancaman kedepannya!" Teriak seorang pandai besi yang tampak cerdas karna tanggapannya yang cepat.

"Benar sekali" pujiku yang membuat pandai besi itu mulai membanggakan diri.

"Lalu jika mereka mulai berpikir bahwa kerajaan kita adalah ancaman,  apa yang akan terjadi?" Tanyaku lagi.

"Kerajaan lain akan berpikir dari mana kita mendapatkan dana".

"Mereka berpikir bahwa kita bekerja sama dengan negara asing".

"Kerajaan lain akan bersatu dan menyerang kita!".

Segala jawaban mulai di keluarkan para pandai besi yang mulai tertarik dengan pembahasan ku sehingga suasana yang tadinya terasa tengang dan suram mulai terasa hidup.

"Semua jawaban benar!" Kataku.

"Mereka berpikir kita telah berkhianat dan mendapatkan suntikan dana dari negara asing, sehingga mereka bersatu untuk memusnahkan kita" jelas ku.

"Tetapi sebelum itu terjadi, tentu saja kerajaan Huang akan menyerang balik dan pastinya akan terjadi peperangan. Untuk mengimbangi kerugian kerajaan Huang yang tentu saja pastinya akan kalah jumlah, maka pembuatan meriam ini adalah kunci kemenangan kita sehingga kita bisa memukul balik kerajaan yang menyerang" tambah ku yang kini membuat para pandai besi berbinar.

'Tinggal satu dorongan lagi, aku pasti bisa merebut hati para pandai besi' batinku.

"Jika kerajaan Huang menang, kemenangan tersebut tentu saja tidak bisa di dapatkan tanpa adanya bantuan para pandai besi yang berjasa membuat senjata mematikan ini. Para pandai besi meski tak bisa ikut terjun bertarung, mereka juga berjasa besar demi keselamatan umat manusia di kerajaan Huang berkat senjata yang mereka ciptakan" aku kembali menjeda karna merasa lelah berbicara panjang lebar.

"Di kenang sebagai salah satu orang berjasa dalam kemenangan dan evolusi kerajaan Huang yang kian maju, menjadi salah satu sosok yang kelak akan di banggakan anak, cucu, dan cucu buyut, bukankah hal itu mampu membuat diri kita merasa berpuas diri atas keberhasilan yang kita capai? Dari orang yang di anggap remeh, kini menjadi orang penting. Apakah kalian tidak ingin seperti itu?"

"TENTU SAJA KAMI MAU!!!"

Teriakan para pandai besi yang serempak membuatku tak mampu menutupi senyum penuh kemenangan. Aku berhasil. Berhasil meluluhkan mereka, serta berhasil membakar semangat dan memotivasi mereka sehingga kedepannya mereka akan berusaha mati-matian bekerja demi sebuah pengakuan.

Di saat aku berpikir para pandai besi luluh karna termakan omonganku. Di sisi lain sebenarnya para pandai besi telah luluh karna pengetahuanku. Mereka adalah sosok orang yang selalu membuat alat tempur dan alat lainnya. Membuat barang yang sangat monoton tentu saja sangat membosankan. Saat mereka mendapat sketsa gambar lengkap dengan penjelasan yang mudah di mengerti, mereka merasa senang karna beranggapan bahwa mungkin ini adalah saat mereka menaikan kemampuan yang mereka miliki.

Selain itu para pandai besi sungguh tidak menyangka pengetahuan putri Axia yang luas, ia bahkan bersama dengan kaisar Axuan telah mempertimbangkan segala kemungkinan dan memprioritaskan keselamatan para penduduk kerajaan Huang.

Gadis yang awalnya mereka pikir adalah gadis yang kejam karna melenyapkan salah satu rekan mereka, ternyata adalah gadis yang memiliki bagaimana kerajaan Huang dan penghuninya kedepannya. Ia telah memikirkan banyak masalah dan ancaman yang akan mereka hadapi kedepannya dan hal itu tentu saja melelahkan.

Mereka terlalu cepat mengambil kesimpulan jika putri Axia hanyalah gadis arogan. Nyatanya di balik kekejian yang ia tunjukkan kemarin, ia hanyalah seorang putri yang memikirkan keselamatan rakyatnya.

"Aku tak menyangka jika yang mulia putri sebenarnya adalah gadis yang sepeduli ini" kata seorang pandai besi yang ditangkap pendengaran Chou.

"Seorang pahlawan tidak selamanya harus nampak baik dan menunjukkan arti perlindungan di khalayak ramai. Sebenarnya ada beberapa pahlawan yang memilih menjadi orang yang  jahat dan keji demi melindungi masa depan banyak orang" kata Chou menatap pandai besi itu.

"Apa yang dilakukan putri Axia begitu. Ia telah di cap jahat oleh banyak orang demi melindungi banyak nyawa. Ia rela kehilangan 1 orang demi keselamatan banyak nyawa. Apakah kau mengerti?" Tanya Chou yang mendapat anggukan dari pandai besi tersebut.

"Sebelumnya kaisar Axuan pernah mengatakan padaku bahwa, akan banyak hal mengejutkan yang akan putri Axia tunjukkan kedepannya. Maka dari itu kita harus bersiap untuk segala kemungkinan baik itu mengenai dampak positif dan dampak negatifnya" tambah Chou.

"Baiklah setelah semuanya paham, kita akan segera memulai pembuatan meriam terlebih dahulu. Pertama yang akan kita buat adalah cetakan untuk membuat meriam berbentuk tabung!" Kataku menarik perhatian para pandai besi setelah aku merayakan keberhasilanku meluluhkan hati para pandai besi.

Para pandai besi dengan semangat mulai keluar dari aula utama kerajaan Huang lama. Setelah jumlah pandai besi mulai berkurang, aku pun lekas turun dan berjalan keluar dan mengikuti langkah para pandai besi yang kini berjalan menuju lapangan latihan prajurit khusus yang saat ini di gunakan untuk tempat pembuatan meriam karna tempat tersebut sangat luas dan sangat cocok mengingat mereka akan membuat meriam dalam jumlah yang banyak.

Sebelum menuju lapangan latihan yang berada di belakang istana bagian dalam, kami akan melewati kuil Puji terlebih dahulu. Kuil Puji adalah kuil yang menjadi ikon perbedaan antara kerajaan Huang sekarang dan kerajaan Huang lama, selain itu kuil Puji di kenal sebagai kuil yang menyimpan kekuatan mistis dan salah satunya adalah pedang Xue yang masih menetap di sana.

Saat ini Chou asik mengobrol dengan beberapa pandai besi di belakang putri Axia. Tampaknya para pandai besi mulai menyukai putri Axia dan hal itu tentu saja membuat Chou senang. Beberapa saat Chou masih mengamati putri Axia yang berjalan di hadapannya. Namun tiba-tiba saja angin berhembus dengan begitu kencang sehingga banyak para pandai besi yang berteriak panik dan memejamkan mata mereka karna tak mampu melihat akibat debu dan tanah yang menghalangi pandangan mereka.

Saat angin perlahan mulai hilang dan mereka membuka mata, sosok putri Axia yang awalnya berjarak hanya beberapa meter di hadapan mereka menghilang.

"Dimana yang mulia putri?" Tanya Chou dengan suara panik.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang