Bab 4 - Kembali Ke Kerajaan Huang

5.2K 483 10
                                    

Persiapan kepergianku meninggalkan kerajaan Zhang telah selesai. Siang ini kereta - kereta kerajaan Huang telah berbaris rapi di halaman aula utama kerajaan Zhang. Para penghuni kerajaan Zhang mulai tampak berkumpul di halaman seraya menyaksikan kepergianku.

Kaisar Zhang Long Fei sama sekali tidak terlihat. Jangankan untuk mengantar kepergianku, ia sama sekali tidak mengantar atau menyapa saudaraku yang merupakan kaisar kerajaan Huang sebelum kepergiannya. Aku berpikir bahwa kaisar Zhang Long Wei setidaknya akan menunjukan dirinya sesaat untuk menghargai Huang Axuan, sayangnya pria itu sama sekali tidak datang hingga kereta - kereta kerajaan Huang mulai bergerak menjauh dan keluar dari kawasan kerajaan Zhang setelah Huang Axuan melempar satu peti kecil uang koin pada para penghuni kerajaan Zhang.

"Gege .. untuk apa gege melemparkan koin kepada mereka? Mereka bahkan tidak pernah memperlakukanku dengan baik selama tinggal di kerajaan Zhang" tanyaku dengan nada kesal.

Semenjak mengisi raga Huang Axia, aku selalu saja dikejutkan dengan perasaan - perasaan baru dan juga ekspresi yang terasa sangat asing yang saat ini kurasakan. Hari ini melihat Huang Axuan membuang-buang koin kepada penghuni kerajaan Zhang membuatku merasa kesal, padahal di kehidupanku sebelumnya aku pernah mendapat klien yang merupakan seorang sultan yang kerap kali menghamburkan uangnya ke jalanan aku sama sekali tidak merasa marah. Hal yang kulakukan saat itu tidak mau peduli dengan apa yang klienku lakukan, aku hanya bekerja sesuai dengan tugas dan peraturan organisasiku.

"Tentu saja sebagai bentuk rasa syukurku kau kembali ke kerajaan Huang. Terlebih suasana hatiku sedang sangat baik dengan terbebasnya kamu dari penderitaan, sehingga aku ingin mengekspresikan kebahagiaanku dengan melakukan hal ini" jawabnya yang membuatku tidak habis pikir.

"Seharusnya koin yang gege lempar di berikan kepada penduduk kerajaan Huang saja, bukan kepada penghuni kerajaan Zhang yang telah memberiku penderitaan" balasku.

"Tentu saja aku tidak akan bersikap pilih kasi. Aku telah menyiapkan pesta kepulanganmu dan tentu saja para penduduk ibukota kerajaan Huang akan turut menikmati pesta penyambutanmu di luar istana" jawab Huang Axuan yang membuatku tidak percaya.

Pemuda tampan di hadapanku dengan mudah mengeluarkan koin-koin yang merupakan mata uang di kehidupanku sekarang. Apakah pemuda berstatus saudaraku itu tidak berpikir jika uang yang ia buang untuk kesenangannya mampu memperbaiki ekonomi penduduk kerajaan Huang sehingga mereka akan hidup dalam kesejahtraan.

"Axia kau tidak perlu khawatir, koin yang aku keluarkan hanyalah sebagian kecil dari harta keluarga Huang" kata Huang Axuan yang kembali membuatku terkejut karna ia seakan-akan membaca pikiranku.

"Gege bagaimana kau tahu apa yang kupikirkan?" Tanyaku tanpa menutupi keterkejutanku.

"Apa yang kau pikirkan tergambar dengan jelas di wajahmu!" Jawab Huang Axuan yang membuatku mendesah.

Meskipun tak ada tanda-tanda jiwa ataupun kehidupan lain dalam raga Huang Axia yang ku tempati kini, namun tampaknya raga yang ku tempati masih memiliki perasaan Huang Axia yang berhasil membuatku mengalami hal baru yang tentu saja di kehidupanku sebelumnya adalah hal asing yang sama sekali tidak pernah kurasakan.

"Axia".

"Axia!".

Teriakan Huang Axuan menyentakku dari lamunan. Aku lantas menatap saudariku yang kini tengah menatapku dengan tatapan menyelidik. Ia lantas berkata "Apa yang kau pikirkan?" Tanyanya.

Mendapat pertanyaan itu tentu saja membuatku lantas berpikir cepat. Aku tak mungkin mengatakan jika aku memikirkan beberapa emosi yang ku ekspresikan terasa begitu asing. Huang Axuan tentu saja akan dengan cepat menaruh curiga padaku jika aku mengatakan hal demikian. Maka dari itu saat ini aku hanya harus berusaha berbohong dan meyakinkan Huang Axuan. Terlebih lagi berbohong untuk mengelabuhi seseorang jelas merupakan keahlianku.

"Aku hanya sedang berpikir mengapa kaisar Zhang Long Fei tidak mengantar kepergian gege" kataku yang tentu saja hanya pengalihan. Meskipun begitu, perkataanku ini memang membuatku cukup penasaran.

"Ah, aku lupa memberi tahumu jika kerajaan Huang dan kerajaan Zhang telah memutuskan aliansi. Hal inilah yang membuat kaisar Zhang Long Wei membuangmu karna di matanya kau sudah sama sekali tidak berguna" jelas Huang Axuan yang lantas membuatku merasa marah.

"Aku tidak tahu mengapa semua orang begitu merendahkanku. Tapi dalam waktu satu tahun kedepan, aku akan membuat mereka menyesal. Tak terkecuali kaisar Zhang Long Fei" tekadku.

Huang Axuan lantas terkekeh mendengar perkataan adiknya. Gadis berkulit sepucat salju dengan tubuh yang teramat kurus itu saat ini tengah menampakan kemarahannya. Huang Axuan berpikir apa yang Axia katakan hanyalah sebuah candaan, namun ia tak tahu jika apa yang Axia katakan merupakan awal perbuhan yang akan adiknya tunjukan dalam kurun waktu setahun.

*****

Di sisi lain kaisar Zhang Long Fei turun dari peraduan setelah berhasil mendapatkan pelepasannya. Pria tampan itu lantas memakai celana dan jubahnya yang dibiarkan terbuka sehingga menampilkan dada bidangnya.

Di atas peraduan seorang dayang muda tampak kelelahan dengan bulir - bulir keringat yang membasahi tubuh polosnya. Penampilan dayang tersebut tampak berantakan dilihat dari rambutnya yang kusut, serta memar dan bekas kecupan di seluruh tubuhnya.

"Segera bawa ramuan penunda kehamilan. Zhen tak ingin memiliki seorang pewaris dari seorang dayang rendahan!" Perintah kaisar Zhang Long Wei atau kerap kali di panggil kaisar Fei.

Para dayang dan kasim sangat paham watak kaisar Fei sehingga mereka dengan cepat membawa ramuan tersebut dan memaksa dayang yang baru saja melayani kaisar Fei untuk meminum ramuan tersebut. Bukan hanya sekali dua kali kaisar Fei memerintahkan para dayang menghangatkan peraduannya dan memuaskan nafsunya. Hal ini sudah sering terjadi dan bukan lagi hal yang mengejutkan.

Setelah dayang muda itu berhasil meminum ramuan setelah di paksa. Para dayang senior dan kasim yang bekerja di kediaman kaisar Fei mulai menyeret dayang yang masih terkulai lemas itu keluar dari kamar kaisar Fei. Beberapa dayang lainnya dengan cepat membersihkan peraduan dengan mengganti seprai yang terdapat noda darah.

Dalam sekejap kamar kaisar Fei kembali bersih. Jendela - jendela di biarkan terbuka untuk menghilangkan bau dan pengap. Sinar matahari berwarna jingga ke merah - merahan dengan cepat menerobos masuk melalui jendela yang di biarkan terbuka.

Terlalu mengejar kepuasannya kaisar Fei tidak menyadari jika hari telah beranjak sore dan sebentar matahari akan terbenam dan malam pun akan menyapa.

"Chun"

Seketika pria berpakaian hitam lantas melompat turun dari pohon di samping kediaman kaisar Fei. Pria itu merupakan pengawal pribadi kaisar Fei.

"Katakan apakah rombongan kerajaan Huang telah pergi?" Tanya kaisar Fei.

"Menjawab yang mulia, rombongan kerajaan Huang telah pergi siang tadi" jawab Chun.

"Baguslah. Dengan perginya gadis tidak berguna itu, Zhen akan dengan mudah menikahi putri kerajaan Qing" kata kaisar Fei penuh suka cita.

Kaisar Fei berpikir dengan membuang Huang Axia dan memutuskan aliansi dengan kerajaan Huang akan membuatnya sejahterah. Sayangnya dengan ia membuang Huang Axia ternyata merupakan awal dari penyesalan dan kehancurannya.

.
.
.
.
.

TBC

Senin, 18 Oktober 2021.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang