Bab 34 - Persiapan (1)

2.1K 232 1
                                    

Kaisar Axuan tidak tahu benda apa lagi yang akan saudarinya buat. Setelah ia membantu mei-mei nya membuat sepasang barbel kecil sebagai alat membantunya membentuk otot tubuh, malam ini saudarinya datang mengganggu malam hangatnya hanya untuk memaksanya memberi izin pembuatan benda bernama meriam.

Setelah ia memberi izin mei-mei nya, putri Axia lantas pergi meninggalkan kaisar Axuan yang kebingungan. Saat Feng hendak menyusul junjungannya, kaisar Axuan lebih dulu menahan lengan Feng dan berkata "Zhen rasa kau tahu sesuatu Feng" kata kaisar Axuan mengeluarkan aura mengintimidasi. Feng yang mendapat perlakuan seperti itu tentu saja ketakutan. Untuk menelan ludahnya saja rasanya sangat sulit.

"Kau harus menjelaskannya Feng!" Perintah kaisar Axuan yang lantas membuat Feng hanya mampu mendesah pasrah.

"Hamba tidak tahu apa itu meriam yang mulia" jawab Feng jujur saat ia membalikkan badannya dan menghadap kaisar Axuan.

"Jika kau tidak tahu apa itu meriam, setidaknya kamu tahu apa pemicu yang membuat mei-mei seperti ini!" Tegas kaisar Axuan.

"Yang hamba tahu, yang mulia putri hanya membuat persiapan saat ia menyadari cela yang hampir membuat kerajaan Huang rata" jawab Feng.

"Apa maksudmu?" Tanya kaisar Axuan.

"Saat kami beristirahat di kota nelayan, yang mulia putri sempat menanyakan apakah pernah terjadi penyerangan melalui rute laut. Hamba tentu saja menjawab bahwa hal itu pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, salah satunya penyerangan kerajaan Yong dari kekaisaran Yuan. Hamba menceritakan detail kejadiannya hingga pada kesepakatan mendiang ayahanda anda dan mendiang kaisar Zhang terdahulu yang memaksa putri Axia bertunangan dengan kaisar Zhang Long Fei hanya demi meraup keuntungan dari tanah subur kerajaan Huang" Feng menjeda seraya menarik nafas.

"Setelah hamba menceritakan hal itu, yang mulia putri baru mengingatnya dan ia langsung sadar jika saat ini penjagaan kerajaan Huang begitu longgar. Seperti yang kita ketahui kekalahan kerajaan Yong berkat bantuan kerajaan Zhang setelah sepakat membuat aliansi dan melaksanakan pernikahan politik. Saat ini kerajaan Zhang telah memutuskan kerjasama dengan kerajaan Huang juga memulangkan putri Axia. Tak berselang beberapa bulan ia telah mengumumkan rencana pernikahannya dengan putri Qing Mei dari kerajaan Qing, kabar tersebut telah tersebar tak terkecuali di kekaisaran Yuan. Lantas sebagai kerajaan Yong yang mengetahui kerajaan Huang kini pertahanannya melemah tanpa bantuan kerajaan Zhang, apa yang kira-kira akan mereka lakukan?" Tanya Feng setelah penjelasan panjang lebarnya.

"Tentu saja akan balas dendam, aw!" Jawab Chou meringis saat merasakan pundaknya masih terasa sakit berkat banting putri Axia.

Mendengar jawaban Chou yang baru saja masuk bersama prajurit khusus lainnya guna bergabung, kaisar Axuan baru saja menyadari kecerobohannya. Ia terlalu fokus untuk membantu saudarinya balas dendam saat pesta pernikahan kaisar Fei dan putri Qing Mei kelak hingga ia lupa masalah dengan kerajaan Yong yang di kenal keras kepala dan pantang menyerah. Kaisar Axuan yakin cepat atau lambat akan terjadi penyerangan dengan maksud balas dendam dan ia harusnya tidak boleh berdiam diri saja di saat saudarinya mulai bergerak 10 langkah di depannya.

"Apakah punggungmu masih sakit?" Tanya Feng khawatir pada Chou saat kaisar Axuan tengah diam sembari berpikir.

"Tentu saja. Aku bahkan tidak menyangka jika yang mulia sangat kuat dan lincah. Bahkan pergerakannya saat ia hendak membanting ku kelantai sangat sulit dibaca dan ditebak" jawab Chou yang sama sekali tidak bergurau.

"Entah dari mana kekuatan yang mulia putri berasal, ia tampak seperti orang berbeda" kata salah satu prajurit khusus kerajaan Huang.

Semua orang yang mendengar hal itu tentu saja lantas menyetujui argumen prajurit khusus tersebut. Mereka begitu terkejut hingga mereka seakan-akan melihat sosok berbeda dalam diri putri Axia.

"Dia memang orang yang berbeda" balas kaisar Axuan kecoplosan.

"Yang mulia apa maksud anda?" Tanya Feng bingung.

"Memangnya Zhen mengatakan sesuatu?" Tanya kaisar Axuan berusaha menutupi kesalahannya.

"Anda mengatakan bahwa 'Dia memang orang yang berbeda'. Apakah yang anda maksud adalah yang mulia putri?" Tanya Chou yang dengan cepat di balas gelengan kaisar Axuan.

"Mungkin kalian salah dengar, Zhen sama sekali tidak mengatakan apapun" balas kaisar Axuan berusaha berkilah.

"Sudahlah kesampingkan hal itu. Pulang dan beristirahatlah. Sebab besok kita akan sibuk melakukan persiapan perang" kata kaisar Axuan bergegas meninggalkan Feng, Chou dan para prajurit khusus lainnya.

Keesokan harinya kaisar Axuan mengunjungi kediaman saudarinya yang terletak di istana barat. Ia terkejut saat melihat sosokku yang tampak pucat dengan lingkaran bawah mata yang tampak menggelap.

Kaisar Axuan tak lantas langsung menghampiri ku saat melihat penampilan ku yang tampak kacau. Saudara laki-laki ku itu lebih memilih menghampiri Feng dan bertanya mengapa penampilan ku seperti mayat hidup.

"Apa yang terjadi pada mei-mei?" Tanya kaisar Axuan.

"Yang mulia putri tidak tidur semalam. Tanpa yang mulia sadari hari sudah pagi dan ia masih terus berpikir" jawab Feng.

"Apa yang ia pikirkan?" Tanya kaisar Axuan.

"Hamba tidak tahu pasti yang mulia, tapi yang mulia putri sempat bergumam 'Sejarah akan berubah ketika aku menciptakan meriam!'. Yang mulia putri terus mengatakan itu sembari menjambak rambutnya seperti orang gila" jawab Feng yang berhasil membuat kaisar Axuan paham jika saudari perempuannya tengah dilema.

Tahu akan kebingungan yang aku alami, kaisar Axuan lantas menghampiriku. Ia memegang kedua bahuku dari belakang sehingga aku menengadahkan kepalaku ke atas menatapnya.

"Lakukan apa yang ingin kau lakukan, tak perlu khawatir. Keberadaan mu di sini saja adalah kesalahan takdir. Sejarah sejak awal telah berubah karna keberadaan mu di sini. Jadi tidak perlu ragu, kamu punya hak merubah sejarah untuk hidupmu dan untuk masa depan kerajaan Huang" kata kaisar Axuan yang lantas membuatku tersadar bahwa apa yang kaisar Axuan katakan adalah sesuatu yang benar.

Aku dengan cepat mulai membuat sketsa gambar meriam yang terlintas di dalan kepalaku. Aku melukisnya tidak menggunakan kuas, melainkan mengunakan sebuah bulu ayam yang ku jadikan alat mengukir goresan pada sebuah kertas panjang.

Aku menggambarnya sedetail mungkin, bahkan aku memberi keterangan yang mudah di mengerti. Jika saja bukan kaisar Axuan, aku pasti akan masih merasa bimbang karna takut mengubah sejarah. Tapi berkat perkataannya aku sadar bahwa karena aku sudah ada di sini, aku harusnya tidak perlu mengkhawatirkan apapun sebab sejak awal kedatangan kemari adalah awal dari perubahan sejarah dan takdir itu sendiri.

"Gege terima kasih" ucapku tulus setelah berhasil menyelesaikan gambaran ku.

"Sama-sama mei-mei" balas kaisar Axuan mengelus puncak kepalaku.

"Ngomong-ngomong masalah meriam ini. Aku ingin pembuatan meriamnya tidak keluar dari istana. Maksudku pembuatannya harus langsung di sini demi menghindari kebocoran. Selain itu aku ingin Gege terlebih dahulu membungkam mata-mata setiap kerajaan" pintaku.

"Mei-mei tidak perlu khawatir, semua mata-mata kerajaan lain sudah di basmi oleh Chou dan prajurit khusus lainnya. Dan masalah permintaan mu untuk membuat meriam di istana, Gege juga setuju hal itu" balas kaisar Axuan.

"Gege kau harus banyak merekrut pandai besi yang ada di kerajaan Huang sebab membuat 1 meriam saja akan memakan waktu yang lama, sedangkan aku ingin kerajaan Huang membuat meriam yang banyak demi membuat pertahanan yang mutlak. Selain itu aku ingin membuat banyak senjata lain di samping pembuatan meriam ini. Jika bisa saat Gege merekrut para pandai besi yang berbakat, Gege memberi alasan jika perekrutan mereka demi persiapan perang" kataku yang di angguki kaisar Axuan.

"Kau tenang saja mei-mei. Serahkan semuanya pada gege mu ini. Sekarang istirahatlah" perintah kaisar Axuan.

Baru saja kaisar Axuan mengatakan hal itu, aku sudah membaringkan kepalaku di atas meja kerja. Rasa ngantuk lebih mendominasi ku sekarang sehingga aku tidak mendengar seluruh perkataan kaisar Axuan karna kantuk lebih dulu mengambil kesadaran ku.

Assassin Reincarnated Into a Princess (On-goin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang